Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Effect of Black Pepper Extract (Piper nigrum L) towards Streptococcus Mutans Growth: Pengaruh Ekstrak Lada Hitam (Piper nigrum L) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Hakim, Rachmi Fanani; Fakhrurrazi; Alwi, Fadli
Dentika: Dental Journal Vol. 23 No. 1 (2020): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.122 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v23i1.2073

Abstract

Streptococcus mutans is a Gram-positive facultative anaerobic bacteria which has become the main cause of dental caries. Black pepper (Piper nigrum L ) is one of herbal plants that compose antibacterial compounds including alkaloids, flavonoids, tannins, and essential oils. This study aims to determine the effect of black pepper (Piper nigrum L.) extract to inhibit of Streptococcus mutansgrowth. Black pepper extracts ware made by using maceration method. The effect of black pepper extract ( Piper nigrum L. ) in inhibition of Streptococcus mutansgrowth by using the disc diffusion method on Mueller Hinton Agar media. The concentration of black pepper ( Piper nigrum L.) extracts used in this study were 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%. The results of this study were analyzed by using the one-way ANOVA test showed that there was significant effect of black pepper extract on Streptococcus mutans growth with p-value (p <0.05), and then the data was tested by Least Significant Difference (LSD). Conclusion of this study showed that there was an effect of black pepper ( Piper nigrum L.) extract in inhibition of Streptococcus mutans growth with concentrations 75% is the optimum concentration which value 16.8 mm.
PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SALAM (Eugenia polyantha wight) TERHADAP PERTUMBUHAN Enterococcus faecalis Rachmi Fanani Hakim; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Wahyuda Ferisa
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 1 (2016): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.282 KB)

Abstract

Entrerococcus faecalisis one of oral normal flora that has the ability to invaded into the tubules dentin and able to survive in acidic and alkaline environments within the root canal.Bay leaves is one kind of medicine antimicrobial plant that have chemical constituents such as tannins, flavonoids, essential oils, steroids, saponins and alkaloids.The purpose of this study was to determine the effect of water stewed of leaves at the concentration of 50%, 75% and 100% of the bacteria Entrerococcus faecalis. Entrerococcus faecalis that have been cultured in CHROM VRE Base Vorcomicyn was incubated at 37°C anaerobically. Entrerococcus faecalis that have been cultured and identified exposed to the bay leavesstew water by standard plate count method on MHA. The results of statistical analysis using one-way ANOVA available the value of p = 0,000 (p 0,05), so can be concluded that stew water bay leaves has effect on Entrerococcus faecalis growth. The effect of Stewed Water Bay Leaves on Enterococcus faecalis was increased, by increasing it’sconsentration 50%, 75%, and 100% in a row. Keyword: Antibacterial, Entrerococcus Faecalis, Stew Of Bay Leaves
PENGARUH DAUN ASAM JAWA (Tamarindus Indica Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rachmi Fanani Hakim; Cut Nyak Keumala
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 1 (2016): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.196 KB)

Abstract

Oral candidiasis is a fungi infection disease in oral cavity caused by overgrowth of Candida albicans. Tamarind leaf (Tamarindus indica Linn) is herbal plant contains flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, and triterpenoid that could be use as alternatif medicine for candidiasis theraphy. This study aimed to assay effect of tamarind leaf on Candida albicans growth. Tamarind leaf was extracted using soxhletasion methode. Antifungal activity of tamarind leaf on growth of Candida albicans was assay by counting colony in different consentration of tamarind leaf using Concentration (10%-100%). Statistic result of ANAVA using data showed that tamarind leaf had effect on Candida albicans growth.Keywords: Candidiasis, Candida albicans, Tamarind leaf
PENGARUH AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Lactobacillus acidophilus Rachmi Fanani Hakim; Fakhrurazi .; Anisa Editia
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 3, No 1 (2018): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.51 KB)

Abstract

Lactobacillus acidophilus is bacteria that has a role play in the caries process. Efforts to controlLactobacillus acidophilus are using antibacterial agents from nature, one of these is lime juice (Citrus aurantifolia). Lime juice has citric acid, flavonoids, saponins, fenols, tannins, alkaloids, and vitamin C thathave different antimicrobial action. The purpose of this study was to determine the effect of lime juice ongrowth of Lactobacillus acidophilus. The research is a laboratory experimental. Antibacterial activity testwas performed using disc diffusion method consisted of 6 treatments and 3 times repetition. MRS-A ispoured into a petri dish and inoculated suspension of Lactobacillus acidophilus, then 6 paper disc that hassoaked into the lime juice concentration of 12.5, 25, 50, 100%, positive control, and negative control placed on an agar medium has cooled. Then the plates were incubated at 37°C for 24 hours. Inhibitionzone of microbial growth were measured and recorded after incubation period. These results showed thatlime juice producing growth inhibition zone against Lactobacillus acidophilus on concentration 12,5% is2,2 mm, concentration 25% is 2,3 mm, concentration 50% is 2,4 mm, and concentration 100% is 3,3mm.The statistic calculation result by using One Way ANOVA is p=0,000 with significance p0,05 Theconclusion of this study is the lime juice has weak inhibitory effect on the growth of Lactobacillusacidophilus.Keywords: Lime juice, caries, Lactobacillus acidophilus, disc diffusion method.
PERBANDINGAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN DAN BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI Enterococcus faecalis Rachmi Fanani Hakim; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Masnaini Masnaini
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2020): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.128 KB)

Abstract

Enterococcus faecalis adalah bakteri gram positif yang bersifat fakultatif anaerob. Enterococcus faecalis memiliki kemampuan untuk hidup dalam berbagai lingkungan dan mampu bertahan sebagai mikroorganisme dalam saluran akar menyebabkan bakteri ini menjadi patogen sehingga sering disebut sebagai bakteri penyebab terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Jambu biji (Psidium guajava) pada buah dan daun memiliki kandungan flavonoid, tanin, minyak atsiri dan saponin berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis bakteri, diantaranya. Peneltian ini bertujuan membandingkan pengaruh ekstrak daun dan buah jambu biji terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis diuji dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun dan buah jambu biji menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Peningkatan konsentrasi ekstrak meningkatkan konsentrasi zona hambat bakteri. Diameter zona hambat yang terbentuk pada pemberian ekstrak daun jambu biji konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% adalah 7,75 mm, 10,46 mm, 12,50 mm dan 15,13 mm. Diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk pada pemberian ekstrak buah jambu biji konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% adalah 8,36 mm, 10,50 mm, 10,96 mm dan 15,10 mm. Kemampuan zona hambat konsentrasi daun jambu biji 100% hampir setara dengan kemampuan zona hambat buah jambu biji 100%. DOI : 10.35990/mk.v3n2.p126-138
PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU SEBELUM DAN SETELAH PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN DI INSTALASI GIGI DAN MULUT RSUDZA BANDA ACEH Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Laina Ulfa
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.859 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9746

Abstract

Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah untuk mengeluarkan gigi dari dalam soket tulang alveolar. Pencabutan gigi dapat menimbulkan respon stres. Respon stres akan meningkatkan sirkulasi katekolamin dan glukokortikoid. Hormon-hormon ini akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dan penurunan uptake glukosa di dalam sel dan jaringan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Metode penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan rancangan one group pretest and posttest. Subjek penelitian berjumlah 23 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kadar gula darah sewaktu rata-rata sebelum pencabutan gigi adalah 107,35 mg/dl dan rata-rata kadar gula darah sewaktu setelah pencabutan gigi adalah 122,96 mg/dl. Analisis statistik dengan menggunakan uji t berpasangan menghasilkan nilai p=0,000 (p0,05). Hasil analisis ini menunjukkan terdapat perbedaan kadar gula darah sewaktu yang bermakna antara sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh.Kata kunci: Gula darah sewaktu, pencabutan gigi
GAMBARAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) TERKAIT DENTAL ERGONOMI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN GIGI DI RSGM UNSYIAH Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rachmi Fanani Hakim; Raidha Putri Ananda
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.589 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i2.16934

Abstract

Dokter gigi merupakan profesi yang sangat rentan mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs).Sehari-hari dokter gigi melakukan perawatan dengan posisi tertentu guna mendukung aktifitasnyayang memerlukan ketelitian pada area relatif kecil, sehingga sering ditemukan dokter gigi yangmelakukan pekerjaannya dengan posisi tubuh tertentu dalam waktu relatif lama. Kebiasaanmeposisikan postur tubuh tidak ergonomis ini sejak di masa pendidikannya. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami mahasiswapendidikan profesi Kedokteran Gigi di RSGM Unsyiah. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 46orang ditentukan dengan metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptifuntuk melihat distribusi frekuensi gambaran keluhan gangguan muskuloskeletal yang dialamiresponden. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen Cornell MusculoskeletalDiscomfort Questionnaire (CMDQ). Hasil penelitian menunjukkan dari total 46 responden sebanyak35 responden memiliki keluhan dengan kategori ringan 76%, sedang 10,8%, berat 13,2%. DistribusiFrekuensi Keluhan MSDs Pada Bagian Tubuh yaitu sebanyak 31 orang memiliki keluhan di bagianpunggung bawah (67,4%), 28 orang memiliki keluhan di bagian leher (60,9%) dan 26 orang memilikikeluhan di bagian punggung atas (56,5%).
PERSEPSI TERHADAP SENYUM ESTETIK (STUDI PADA MAHASISWI PREKLINIK KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA) Rachmi Fanani Hakim; Wita Dwi Azizi; Taufiqi Hidatullah; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.473 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17072

Abstract

Kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan karakteristik psikologis individu dapat dipengaruhi oleh senyum yang estetik. Seseorang dapat dianggap ramah, populer, mudah bergaul, dan cerdas serta lebih menunjukkan perilaku yang positif bila memiliki senyum estetik. Seseorang yang memiliki senyum estetik akan lebih dapat diterima dalam masyarakat. Senyum yang estetik dapat dijadikan sebagai indikator evaluasi pasca perawatan. Penilaian terhadap senyum biasanya bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu. Persepsi setiap individu dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi terhadap senyum estetik. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswi kedokteran gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2015-2016. Subjek dipilih sesuai kriteria inklusi, yang terdiri dari 58 orang yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Subjek diminta mengisi kuesioner yang berisikan 7 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan menampilkan 3 foto. Jawaban yang dipilih subjek dihitung menggunakan perhitungan Landis dan Koch. Hasil penelitian menunjukkan 86,2% subjek memiliki persepsi sangat baik dan baik, 13,8% subjek memiliki persepsi sedang sampai buruk. Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi mahasiswi Kedokteran Gigi angkatan 2015-2016 Universitas Syiah Kuala terhadap senyum estetik adalah baik.
Hubungan Tingkat Kesulitan Dengan Komplikasi Post Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Pada Pasien di Instalasi Gigi Dan Mulut RSUDZAFakhrurrazi Banda Aceh Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Rizki Rifani
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.673 KB)

Abstract

Gigi molar ketiga rahang bawah sering memiliki gangguan erupsi, seperti gigi impaksi. Gigi impaksi dapat diakibatkan adanya halangan gigi tetangga, lapisan tulang yang padat atau jaringan lunak yang tebal. Gigi impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan sering menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pembedahan yang disebut odontektomi. Tindakan odontektomi sering menyebabkan komplikasi post odontektomi berupa perdarahan, trismus, edema, dry socket dan paraestesi. Derajat tingkat kesulitan diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya komplikasi post odontektomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara derajat tingkat kesulitan odotektomi dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik melibatkan 58 subjek pada gigi impaksi yang telah dilakukan pemeriksaan radiologis, kemudian dilakukan tindakan odontektomi dan pemeriksaan klinis untuk menilai komplikasi post odontektomi. Tingkat kesulitan odontektomi ringan, sedang, dan sulit ditentukan berdasarkan hubungan posisi molar ketiga, kedalaman dan ruang yang tersedia. Berdasarkan hasil uji chi-square tidak terdapat hubungan antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah (p0,05). Kesimpulan pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi.