Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Patofisiologi dan Patogenesis Kardiomiopati William .
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 20 No. 52 Januari-April 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v20i52.1009

Abstract

Abstrak Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan pada otot jantung dan seringkali berakhir dengan gagal jantung. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk perubahan anatominya menjadi tiga yaitu kardiomiopati dilatasi, hipertrofik dan restriktif. Etiologi dari masing-masing kardiomiopati sangat banyak dan sangat mungkin bertambah seiring bertambahnya ilmu pengetahuan dan beberapa pengetahuan mengenai penyakit ini yang masih perlu untuk diteliti lebih lanjut, pada makalah ini akan dibahas detail mengenai kardiomiopati dari aspek patofisiologi dan patogenesisnya. Kata kunci: Kardiomiopati, otot jantung, gagal jantung  Abstract Cardiomyopathy is a disease that affect heart muscle and often ended with heart failure. This disease can be classified into dilated, hypertrophic and restrictive type. The cause of each type is a lot and in time there will be added even more. This review will be discussed especially about the pathophysiology and the pathogenesis of the disease. Key words: Cardiomyopathy, heart muscle, heart failure 
Peranan Kanal Ion Miokardium pada Kelistrikan Jantung William .
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 20 No. 53 Mei-Agustus 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v20i53.1017

Abstract

AbstrakKanal ion miokardiummerupakan suatu saluran yang terbuat dari protein sehingga ion dapat bergerakkeluar masuk sel menuruni gradien elektrokimianya. Berdasarkan sifat selektifitasnyakanal ionmiokardiumdapat dibagi menjadi kanal ion natrium, kanal ion kalsium dan kanal ion kalium. Ketigakanal ion tersebut memiliki peran masing-masing dalam pembentukan potensial aksi padamiokardium. Mutasi pada gen pembentuk kanal ion tersebut menyebabkan gangguan fungsi pada kanal ion miokardium, suatu keadaan yang dinamakan Channelopathy bawaan. Gangguan fungsi inimenyebabkan kelistrikan jantung tidak berjalan dengan baik dan dapat mengakibatkan kematianmendadak. Kata kunci: Kanal ion, Potensial aksi, ChannelopathyAbstractMyocardial ion channel is a channel that allow ions to in or out of the cell follow theirelectrochemical gradient. Myocardial ion channel can be divided according their selectivity, into: sodium, calcium and potassium ion channel. This channel shape action potential in cardiac muscle. Mutation in genes that encoding this ion channel (Inherited Channelopathy) can cause disruption in heart electrical activity and eventually can cause sudden cardiac death.Key words: Ion channel, Action potential, Channelopathy 
Perubahan Aktivitas Listrik Jantung pada Tikus yang Diberi Latihan Fisik Aerobik Serta Henti Latih William .; Dewi Irawati Soeria Santoso; Isdoni .; Riki Siswandi
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 21 No. 55 Januari - April 2015
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v21i55.1199

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Latihan fisik aerobik telah lama diketahui memberikan pengaruh yang baik kepada tubuh,  latihan fisik aerobik yang rutin dan dalam jangka waktu lama dapat membuat jantung mengalami remodeling. Proses remodeling ini bukan hanya terjadi pada struktur tetapi juga pada kelistrikan jantung, beberapa studi menunjukkan remodeling listrik jantung yang terjadi mengakibatkan berbagai bentuk aritmia, dan belum banyak yang diketahui tentang remodeling listrik jantung setelah henti latih.Metode: Pemeriksaan EKG dilakukan pada tikus Wistar jantan yang telah menjalani latihan fisik aerobik  selama empat minggu dan 12 minggu. Pemeriksaan EKG juga dilakukan lagi setelah empat minggu periode henti latih. Kecepatan alat treadmill yang digunakan adalah 20 m/menit, dengan lama durasi latihan selama 20 menit dengan diselingi masa istirahat selama 90 detik setiap lima menit tikus tersebut berlari.Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk voltase dan durasi gelombang P pada semua kelompok perlakuan. Terjadi peningkatan voltase gelombang R pada kelompok latihan fisik aerobik empat minggu dan 12 minggu (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk voltase gelombang R pada kelompok henti latih. Terdapat pemanjangan durasi segmen dan interval PR pada kelompok latihan fisik aerobik empat minggu dan 12 minggu (terutama pada kelompok latihan fisik aerobik 4 minggu dengan p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna durasi segmen dan interval PR pada kelompok henti latih. Terjadi pemanjangan durasi repolarisasi ventrikel (durasi gelombang T, interval QT) pada kelompok latihan fisik aerobik empat minggu dan 12 minggu (terutama pada kelompok latihan fisik aerobik 4 minggu, p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk durasi gelombang T, interval QT pada kelompok henti latih. Terjadi penurunan frekuensi denyut jantung istirahat pada kelompok latihan fisik aerobik empat minggu dan 12 minggu (terutama pada kelompok latihan fisik empat minggu, p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk frekuensi denyut jantung istirahat pada kelompok henti latih.Kesimpulan: Terjadi perubahan aktivitas listrik jantung (interval QT, interval PR, durasi gelombang T dan voltase gelombang R), perubahan frekuensi denyut jantung istirahat tikus Wistar jantan setelah latihan fisik aerobik selama empat minggu dan 12 minggu. Henti latih mengembalikan perubahan aktivitas listrik jantung dan perubahan frekuensi denyut jantung istirahat tersebut.Kata kunci: Aktivitas listrik jantung, EKG, latihan fisik aerobik, henti latih    AbstractBackground: Aerobic training have long been known to give a good impact to body, aerobic training if been done routinely and with long period of time will make remodeling process to the heart. This remodeling process is not only occur in structure but also in heart electrical activity, several study reveal that this electrical activity may cause many form of aritmia, there also evidence that structural remodeling that also cause electrical changes is a persistent process, if structural remodeling persistent process, what will happen to heart electrical activity of this persistent structural remodeling after detraining is still less known. Methods: Electrocardiogram (ECG) is conducted in male Wistar rat that have completed 4 weeks, 12 weeks aerobic training, 4 weeks and 12 weeks aerobic training with 4 weeks detraining. The speed that been use is 20 m/minute with 20 minute training duration and 90 second intermitten resting interval for every 5 minute training. Results: There is no difference for P wave voltage and duration in all groups. R wave voltage is increase in 4, 12 weeks aerobic training group (p < 0.05). There is no significant difference for R wave voltage in detraining group. PR segment and interval is prolonged in 4, 12 weeks aerobic training group (especially in 4 weeks aerobic training group, p < 0.05). There is no significant difference for PR segment and interval in detraining group. Ventricular repolarization time (T wave duration, QT interval) is prolonged in 4, 12 weeks aerobic training group (especially in 4 weeks aerobic training group, p < 0.05). There is no significant difference for T wave duration and QT interval in detraining group. Resting heart rate is lower in 4, 12 weeks aerobic training group (especially in 4 weeks aerobic training group, p<0.05). There is no significant difference for resting heart rate in detraining group.Conclusion: Male Wistar rat heart electrical activity (QT interval, PR interval, T wave duration time and R wave voltage) and resting heart rate change after 4 weeks and 12 weeks aerobic training. Detraining restore that changes. Keywords: Heart electrical activity, Electrocardiogram (ECG), Aerobic training, Detraining Keywords: Heart electrical activity, ECG, Aerobic training, Detraining