Rendra Zainal Maliki
Universitas Tadulako

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Keanekaragaman Bambu Secara Hidrologis, Ekonomis, Sosial dan Pertahanan Revi Mainaki; Rendra Zainal Maliki
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v4i1.1951

Abstract

Indonesia is one of countries with a relatively high level of biodiversity. One of these biological resources, is bamboo. The existence of bamboo plants in Asia, including Indonesia, is widely used by segments, reeds, midribs, colors and height for various purposes. The writing of this article aims to explain the use of bamboo diversity in a hydrological, economic, social and defense manner in society, as one of the alternative solutions for the utilization of biological resources in Indonesia. The type of data used is literature data in the form of scientific papers or relevant research results. The data that has been collected is then analyzed using a qualitative descriptive approach. The results showed: 1) the hydrological function of bamboo provides direct benefits as a conservation plant reducing erosion, preventing landslides, good land cover for water catchments, while indirectly as a support for the population's water needs such as pipes, canals and water containers; 2) the economic function of bamboo helps to support human needs, increase income and open up new economic opportunities such as building construction materials, plaits, concrete bones, ropes, connecting tools, roofs, floors and bridges; 3) The social function of bamboo is to trigger social activities between individuals or community groups, such as the use of bamboo for musical instruments, eye drops, fishing rods, nurseries, rafts and cigarette pipes; and 4) The function of bamboo defense itself is closely related to the history of the Indonesian people, especially as a weapon in the fight against invaders, in addition to the function of bamboo defense itself, namely as a defense field and live and artificial fences.
Karakteristik Fisik Wilayah Pesisir Desa Sabang Untuk Pengembangan Wisata Bahari Ferdi Ferdi; Rendra Zainal Maliki
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 5, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v5i2.3658

Abstract

Desa Sabang memiliki wilayah pesisir yang unik dan indah sehingga menarik untuk dikembangkan menjadi wisata bahari. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran umum dan karakteristik fisik wilayah kepesisiran untuk pengembangan wisata bahari Desa Sabang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei deskriptif. Wilayah pesisir sebagain Desa Sabang yang menjadi lokasi penelitian memfokuskan pada tiga pantai yakni Bambarano, Salur, dan Labuan Lemo. Metode penentuan sampel yakni sampel wilayah (area sampling) secara acak berstrata (stratified random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, pengukuran, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik fisik wilayah pesisir Desa Sabang yang mencakup tiga wilayah pantai yakni Bambarano, Salur, dan Labuan Lemo tidak jauh berbeda antara lain bentuk pantai, tipe pantai, material penyusun pantai, kecerahan, dan kecepatan arus perairan. Pemanfaatan dan pengembangan wisata bahari yang tepat dilakukan di pesisir Desa Sabang dengan mengembangkan spot pemancingan, diving ataupun snorkeling.
RIVERBANK EROSION IN PART OF TIBO VILLAGE, DONGGALA REGENCY Rendra Zainal Maliki
GeoEco Vol 8, No 1 (2022): GeoEco January 2022
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ge.v8i1.52125

Abstract

This study aims to identify riverbank erosion in some Tibo villages, Sindue Tambusabora District, Donggala Regency. This type of research is descriptive qualitative with a spatial approach. The data analysis technique used in this study includes a qualitative descriptive analysis in the form of a unit analysis of the area of landform from the fluvial process in Tibo Village, Sindue Tambusabora District, Donggala Regency. The data used in this study include primary data and secondary data. Primary data are the results of field ground checks and direct measurements, while secondary data are Landsat 8 OLI images and RBI maps of 1:50,000 scale 2015-65. This type of research is descriptive qualitative with a spatial approach. The data analysis technique used in this study includes a qualitative descriptive analysis in the form of a unit analysis of the landform area from which the fluvial process originated in the village of Tibo. Mild to moderate erosion and sedimentation rates. Erosion of cliffs is very high, especially at the bend of the river where erosion occurs due to high river discharge so that many charred rivers are found in Tibo village due to high erosion and sedimentation.
Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Desa Tompe Kabupaten Donggala Rendra Zainal Maliki; Arifuddin Abd Muis; Khairurraziq Khairurraziq
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v6i2.6588

Abstract

Kearifan lokal merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi dampak bencana. Kearifan lokasi juga merupakan warisan atau tradisi turun temurun pada suatu kelompok masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mitigasi bencana masyarakat berbasis kearifan lokal desa Tompe Kecamatan Sirenja. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ekologi atau kelingkungan. Informan penelitian ini terdiri dari 20 masyarakat, 1 tokoh agama, dan 1 tokoh adat. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat nama lokal dalam masyarakat desa Tompe atau toponimi yang digunakan masyarakat dalam menyebutkan wilayah atau bencana alam. Tompe yang berarti lumpur diartikan bahwa desa Tompe pada zaman dulu yaitu berlumpur. Istilah tsunami sendiri diartikan sebagai lembotalu atau ombak yang besar. Untuk nama gempa masyarakat Tompe menyebutkan dengan linggu dan istilah ogo adalah air. Selain itu, masyarakat masih menjaga dan melestarikan kearifan lokal budaya setempat.