Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Production capacity of Broiler Chickens Given Dietary Red Guava Fruit Meal as source of Natural Antioxidant Sian H. L. Bikrisima; L. D. Mahfudz; N. Suthama
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.954 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v3i2.731

Abstract

The aim of the research was to determine the effectivity of the dietary inclusion of red guava fruit on the production capability of broiler chicken. An amount of 120 birds of unsex broiler chicken were randomly assigned in floor pen based on a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications consisted of 6 chicken each. Dietary treatments of the inclusion of red guava fruit were offered for 4 weeks, i.e.: without red guava (T0), 1.7% (T1), 3.4% (T2), and 5.1% (T3) respectively red guava fruit meal and diet with synthetic vitamin C (T4). The parameters measured were production capability (muscle protein and calcium mass, carcass weight, meat, and bone production). The results showed that muscle protein mass, calcium mass and bone production showed no significant differences (P>0.05) due to the treatments. Weight of carcass of T2 was significantly highest (617.75 g) compared to other treatments and meat production was significantly higher (259.25 g) compared to T4 (193.25 g), but not significant differences compared to other treatments. The results of the present study can be concluded that feeding red guava fruit meal at the level of 3.4% equal to 500 ppm vitamin C as a source of  natural antioxidant can improve production capability.
The Effect of Inclusion of Lime as Acidifier in Step-Down Feeding System on Intestinal Condition of Broiler Chickens . Jamilah; N. Suthama; L. D. Mahfudz
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.674 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v3i2.734

Abstract

The aim of  the research was to improve the condition of the broilers’ intestine raised with single step down feeding system and the dietary inclusion of lime as acidifier. The research was conducted based on the completely randomized design with 8 treatments and 4 replication (consisted of 8 broiler each). Treatments were P0 (normal diet), P1 (single  step down diet), P2 (single  step down diet + citric acid 0.8%), P3 (single  step down diet + lime acid 0.4 % (6.9 ml / 100g feed)) P4, (single  step down diet + lime  acid 0.8% (13.8 ml / 100g feed)) and P5 (single  step down diet + lime acid 1.2% ( 20.7 ml / 100g feed)). Weight and length of the villi of all part of the small intestine were not affected by the addition of lime, but villi height of the duodenum was significantly affected by the inclusion of lime in the diet. Single step down feeding system and dietary inclusion of lime improve duodenal villi characteristic of broiler chickens.
Effect of Feeding Leaf Protein Concentrate of Water Hyacinth on Growth and Nutrients Utilization in Broiler Chicken N. Suthama
Buletin Peternakan 1995: BULETIN PETERNAKAN SPECIAL EDITION 1995
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v0i-.5063

Abstract

Abstract dalam bentuk hard copy
PERKEMBANGAN FUNGSI FISIOLOGIS SALURAN PENCERNAAN AYAM KEDU PERIODE STARTER N. Suthama; S. M. Ardiningsasi
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.178 KB)

Abstract

Ringkasan Ayam Kedu sebagai plasma nutfah Jawa Tengah dianggap mempunyai potensi genetik yang lebih baik jika dibandingkan dengan ayam lokal pada umumnya Namun, kajian ilmiah yang ada sangat terbatas. Kenyataan menunjukkan bahwa angka mortalitasnya cukup tinggi dan kemampuan produksinya masih rendah, baik pada pemeliharaan in situ maupun ex situ. Penelitian tentang perkembangan fungsi fisiologis alat pencernaan, dilihat dari aktivitas enzim protease pada usus halus dan pankreas, dan perubahan bobot dan panjang usus halus, dilakukan pada ayam Kedu berasal dari pemeliharaan in situ. Perkembangan alat pencernaan merupakan indikator dari kemampuan memanfaatkan nutrisi untuk hidup pokok, produksi, dan kesehatan. Pengamatan terhadap perkembangan alat pencernaan mengikuti pola perbedaan umur (time course), mulai umur 2 minggu (interval waktu 2 minggu) dan berakhir pada umur 10 minggu. Jumlah ayam yang diamati sebanyak 100 ekor dengan dekapitasi sebanyak 20 ekor setiap 2 minggu (dibagi menjadi 4 kelompok sebagai unit percobaan atau ulangan). Waktu/umur pengamatan merupakan perlakuan. Aktivitas enzim protease total pada usus halus dan pankreas, bobot dan panjang usus halus merupakan parameter penelitian. Aktivitas enzim protease total ditentukan menurut metode Colowick dan Kaplan (1985). Data diolah statistik menurut analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk membandingkan antarwaktu/umur pengamatan. Data aktivitas enzim diuji dengan perhitungan regresi (Sudjana, 1983), untuk menentukan saat perkembangan alat pencernaan paling maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas protease total, sebagai indikator dari perkembangan fisiologis saluran pencernaan, meningkat pesat (P<0,05) baik pada usus halus maupun pankreas seiring dengan bertambahnya umur. Bobot dan panjang usus halus tampak semakin meningkat (P<0,05) dengan bertambahnya umur sampai 10 minggu, kecuali panjang usus antara umur 2 dan 4 minggu tidak berbeda. Peningkatan aktivitas protease total berkisar antara 3 - 3,5 kali dan 4 - 4,5 kali lebih tinggi masing-masing untuk usus halus dan pankreas pada umur 8 atau 10 minggu dibandingkan dengan umur awal (2 minggu). Secara umum, percepatan perkembangan fisiologis usus halus meningkat, tetapi pertambahan panjang agak tersendat pada umur awal.