Endik Deni Nugroho
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA LONG BILA DAN DESA PULAU SAPI KABUPATEN MALINAU MELALUI OPTIMALISASI POTENSI LOKAL MELALUI REVOLUSI MENTAL MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DAN MELAYANI Endik Deni Nugroho; Vlorensius Vlorensius
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v2i1.423

Abstract

Kabupaten Malinau ditetapkan sebagai Kabupaten Konservasi di Kalimantan Utara, namun belum ada integrasi upaya konservasi dan pemanfaatan secara lestari atas sumber daya alam yang dimiliki. Salah satu program yang diterapkan oleh pemerintah Malinau yaitu Gerdema. Program ini merupakan pembangunan milik rakyat dengan agenda pemulihan ekonomi nasional yang berpihak pada masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat secara nyata. Program tersebut menuju ke arah pemberdayaan masyarakat desa yang kurang berkembang dalam model pembangunan, yang dilakukan secara terpadu, sinergis dan partisipatif dengan memanfaatkan sumberdaya potensi lokal tingkatan bawah seperti kepala desa sampai pemerintah kabupaten. Program kemintraan masyarakat (PKM) bertema Revolusi Mental dengan gerakan Indonesia Melayani dan Gerakan Indonesia Mandiri dapat membantu pemerintah desa dan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode parsipatoris. PKM berbasis revolusi mental dengan gerakan Indonesia melayani terfokus pada perbaikan administrasi dan peningkatan kualitas Sumber daya Manusia dan keterbukaan akses informasi publik, kegiatan tersebut mengandung nilai-nilai strategis instrumental revolusi mental yaitu Integritas dan Etos Kerja. Sedangkan gerakan Indonesia mandiri terfokus pada pada pemanfaatan potensi sumber daya alam daerah tertinggal, Mendukung dan mendorong kewirausahaan serta ekonomi kreatif memberdaakan potensi lokal menjadi ekowisata, Sosialisasi produk-produk dalam negeri yang berpotensi untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil data masih banyak masyarakat dan perangkat desa yang menggunakan puas dan memahami gerakan revolusi mental Indonesia bersih  sebanyak 90%.