Lily Rohanita Hasibuan
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Labuhan Batu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE TAPPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERPISAH DAN TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KELAS X MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMAN 2 RANTAU SELATAN Lily Rohanita Hasibuan; Sakinah Ubudiyah Siregar; Eva Juliyanti; Marwah Nasution
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v6i1.1672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk Kemampuan Pemecahan Masalah siswa pada materi Ruang Dimensi Tiga yang diajar dengan Model Kooperatif Learning Tipe TAPPS dengan Alat Peraga Terpisah Lebih baik daripada siswa yang diajar dengan Tipe TPS di Kelas X SMAN 2 Rantau Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen dengan menggunakan 2 Kelas yang terdiri dari 2 Kelompok eksperimen yaitu kelas eksperimen I kelas X-9 dengan model pembelajaran Tipe TAPPS dengan Alat Peraga Terpisah berjumlah 36 siswa, sedangkan kelompok eksperimen II kelas X-8 dengan model pembelajaran Tipe TPS  dengan Alat Peraga Terpisah berjumlah 40 siswa.Tes berbentuk uraian sebanyak 6 soal. Instrumen pengumpulan data yaitu dengan mengadakan tes kepada siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Pre tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan post tes dilakukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Dari hasil penghitungan diperoleh thitung (th) sebesar 3,386. Setelah dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk 74 sebesar 1,993 ternyata thitung  lebih besar dari ttabel Karena thitung  >  ttabel  (3,386  > 1,993)  maka H 0 ditolak H a diterima. Maka dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan pembelajaran model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih baik dibandingkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan pembelajaran model Think – Pair – Share (TPS) di SMAN 2 Rantau Selatan.
Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Fungsi Komposisi dan Invers Kelas X MA Alliful Ikhwan SAA Silangkitang Lily Rohanita Hasibuan; Bayana Dalimunthe
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v8i1.2779

Abstract

Tujuan penelitian menganalisis tentang kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi fungsi komposisi dan invers, penelitian ini bertujuan untuk: (1)  mengetahui tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas X MA Alliful Ikhwan SAA Silangkitang dalam menyelesaikan soal fungsi komposisi dan invers, (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa Kelas X MA Alliful Ikhwan SAA Silangkitang dalam menyelesaikan soal fungsi komposisi dan invers. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena data yang dianalisis ialah data kualitatif yaitu berupa kesulitan informasi mengenai kesulitan yang dialami siswa, serta menggunakan persentase untuk melihat tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa sesuai dengan tipe kesulitannya dengan subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas X MA Alliful Ikhwan SAA Silangkitang yang berjumlah sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode tes yang berupa tes uraian sebanyak 6 butir soal  dan wawancara untuk memastikan kesulitan yang dialami siswa serta faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal fungsi komposisi dan invers. Hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa jenis-jenis kesulitan siswa yang berkaitan dengan objek matematika yaitu konsep, pemahaman, operasi, hasil persentase kesulitan pada tipe I yaitu memahami maksud soal didapat sebesar 32% dikategorikan rendah, kesulitan pada tipe II yaitu pemahaman konsep sebesar 40%, dikategorikan rendah, kesulitan pada tipe III yaitu dalam operasi perhitungan sebesar 27%, dikategorikan rendah, faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan menyelesaikan soal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu dimana kesulitan yang dialami siswa lebih dominan berada pada siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal ialah meliputi faktor pedagogis yaitu cara mengajar guru dan faktor sosial serta faktor ekonomi orangtua.