Sandra Sunanto
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AN INVESTIGATION OF THE APPLICATION OF SERVQUAL IN THE ENHANCEMENT OF SERVICE QUALITY AMONG INTERNATIONAL POST- GRADUATE STUDENTS: COMPARING INDONESIA WITH MALAYSIA Sandra Sunanto; Ria Satyarini; Taufiqurrahman Taufiqurrahman; Amran Amran; Ahmadreza Shekarchizadeh
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2010)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.525 KB)

Abstract

Universities strive to deliver high-quality service throughout its educational curriculum and its administrative process. In order to do so, universities must view students as their primary clients and seek to maximize their satisfaction with the level of university offered.Using SERVQUAL model, this research has an objective to investigate the performance of services delivered by universities to the international post-graduate students Indonesia. As part of joint research commitment with Malaysian scholars, findings of this research will be compared with their findings.This research uses paired T-test sample and regression analysis to test the hypotheses. Students did not too satisfy with the performance of non-faculty staff but they were quite satisfied with general and faculty performances.However, universities still have to improve their performances in order to deliver service excellences to their students.Keywords: Education, SERVQUAL, Service Excellences, Satisfaction.
PELATIHAN DAN PEMAHAMAN UNTUK MENEMBUS PASAR MODERN BAGI KELOMPOK USAHA JAMUR DI PARONGPONG CIMAHI Catharina Tan Lian Soei; Sandra Sunanto; Agus Hasan Pura; Rizka Nugraha Praktikna
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.829 KB)

Abstract

Tujuan kegiatan Pelatihan dan Pemahaman untuk Menembus Pasar Modern bagi Kelompok Usaha Jamur di Parongpong Cimahi adalah peningkatan pengetahuan para petani jamur dan pengolah jamur tentang tuntutan dan mekanisme untuk memenuhi kualifikasi dari pasar modern khususnya di Yogya group, termasuk peningkatan pengetahuan sortir produk, kemasan produk untuk pengiriman, informasi mengenai kebutuhan pasar mengenai jamur dan produk olahan jamur, dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan keuangan secara sederhana.Pada bulan Mei 2014 bekerjasama dengan Yogya Supermarket diselenggarakan pertemuan dan diskusi mengenai syarat, mekanisme, dan kriteria agar dapat menjadi pemasok, harga , syarat pembayaran serta kualitas produk serta dilakukan pula peragaan bagaimana caranya mengemas jamur merang untuk dapat diterima di supermarket. Pada bulan Juli 2014 diselenggarakan pelatihan manajemen keuangan sederhana untuk para petani dan pengusaha produk olahan jamur, namun ternyata peserta yang datang ke pelatihan merupakan pengusaha dari berbagai jenis usaha. Karena itu ada permintaan dari Koperasi Mitra Sejahtera untuk memberikan pelatihan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan untuk berbagai pengusaha , bukan hanya untuk petani jamur dan perusahaan pengolah jamur. Selain itu ada pula permintaan untuk dibantu dalam proses pembudidayaan bibit jamur.Pelaksanaan kegiatan tersebut dinilai berhasil dengan hadirnya peserta sesuai target serta besarnya antusias peserta. Bagi para peserta, kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang besar karena mereka menjadi memahami tuntutan pasar modern mengenai kualitas produk jamur merang maupun kripik jamur. Kesempatan terbuka namun hambatannya adalah masalah tingginya kualitas yang diminta pasar modern serta pemasok harus dapat menjual secara kredit. Harga jual ke supermarket Yogya adalah Rp 15.000/kg dengan syarat bahwa jamur merang yang sesuai standar sudah dikemas rapih, diterima di tempat dan pemasok bersedia dibayar 2 minggu kemudian. Kendala yang tidak mudah diatasi adalah bahwa produk jamur merang yang dihasilkan besarnya tidak sama, sehingga akan banyak produk yang tidak dapat dijual, sehingga sementara ini masih lebih baik untuk dijual secara borongan kepada pengumpul dengan harga Rp 8.500-Rp 10.000/kg dibayar tunai atau 1-3 hari kemudian. Para peserta pelatihan manajemen keuangan juga berpendapat bahwa mereka mendapatkan pencerahan bahwa apa yang telah mereka lakukan selama ini keliru dan bila tidak diperbaiki maka usaha mereka tidak dapat berkembang dengan efisien dan efektif serta sulit mendapatkan kredit. Namun untuk melakukan manajemen keuangan sederhana perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.Pelaksanaan kegiatan pengabdian dapat berjalan dengan baik karena adanya dukungan yang baik dari Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki St. Ignatius Cimahi dan Koperasi Kredit Mitra Sejahtera (KKMS) yang telah menyediakan tempat pelatihan dan mensosialisasikan kegiatan pengabdian ini.  
Perilaku berbelanja fashion tradisional Indonesia: antecedents dan konsekuensi dari involvement konsumen (Studi pada Tenun Songket Palembang) Sandra Sunanto; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.829 KB)

Abstract

Dalam melihat perilaku konsumen terhadap fashion salah satu faktor yang erat kaitannya dengan keputusan pembelian adalah involvement. Involvement adalah suatu variabel yang membedakan individu dengan individu lain yang dapat mempengaruhi perilaku berkomunikasi konsumen dan pembuatan keputusan konsumen tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi involvement antara lain adalah materialism, usia, jenis kelamin (O‟cass,2004). Faktor lain adalah faktor individu, faktor situasional dan faktor stimulan (Zaikowsky, 1996). Dalam penelitian lain ada antesenden lain yang dipergunakan seperti materialism, brand engagement dan status consumption ( Golsmith et al., 2012). Dalam penelitian ini faktor antesenden keterlibatan yang diteliti adalah materialisme dan reference grup.Involvement/keterlibatan menjadi mediator yang memediasi faktor-faktor antesenden dengan perilaku belanja konsumen. Perilaku berbelanja dalam penelitian ini berkaitan dengan waktu belanja, frekuensi belanja, tempat pemilihan belanja, kenyamanan berbelanja, jumlah uang yang dikeluarkan saat berbelanja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil konsumen kain tenun songket Palembang, faktor penentu yang paling mempengaruhi keterlibatan konsumen ketika hendak berbelanja fashion tradisional Indonesia yaitu kain tenun songket Palembang dan berapa besar pengaruh keterlibatan konsumen terhadap perilaku berbelanja konsumen akan fashion tradisional Indonesia yaitu kain tenun songket Palembang Objek dalam penelitian ini adalah fashion tradisional Indonesia berupa tenun songket Palembang. Objek ini dipilih karena tenun merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Kain tenun merupakan salah satu bagian dari budaya Indonesia dan bagian dari fashion Indonesia. Hampir di seluruh daerah di nusantara memiliki kain tenun dengan motif/corak tenun yang penuh kandungan makna budaya. Penelitian ini menggunakan SEM sebagai alat analisis, data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Jumlah responden sebanyak 200 ornag. Hasil penelitian ini adalah pemakai kain tenun songket Palembang adalah wanita berusia antara 18 tahun sampai wanita berusia diatas 41, dengan mayoritas pendidikan sederajat SMU, pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga. Responden termasuk kelas atas, pengeluaran per-bulan responden untuk pakaian berkisar antara Rp.1000.000,00 sampai diatas Rp.3.000.000,00, pengeluaran per-bulan untuk pakaian tradisional antara Rp.1.000.000,00-Rp.3.000.000,00. Responden dalam penelitian ini sangat mementingkan penampilan, namun tidak semua responden mementingkan merek. Responden pada penelitian ini kebanyakan membeli pakaian di butik dan mall. Sumber informasi pembelian pakaian mereka kebanyakan adalah keluarga, kerabat dan teman .Responden juga sering mencari informasi secara online. Responden cukup sering memakai pakaian tradisional, juga cukup banyak memiliki pakaian tradisional. Pakaian tradisional yang mereka miliki mulai dari kain khas suatu daerah sampai ke baju khas daerah. Responden membeli pakaian tradisional paling sering di pameran dan sumber informasi responden ketika membeli pakaian tradisional adalah ketika melihat-lihat pameran fashion tradisional, Jumlah kain songket yang dimiliki responden umumnya kurang dari 3 buah. Responden menggunakan kain songket umumnya untuk upacara adat, misalnya perkawinan. Pada penelitian ini faktor reference group lebih berpengaruh pada keterlibatan daripada faktor materialisme.Kata kunci: Keterlibatan, Perilaku Belanja, Tenun Songket Palembang  
PERDAGANGAN PRODUK ORGANIK: VALUE CHAINS DAN DETERMINAN KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK ORGANIK Yanuarita Hendrani; Sandra Sunanto; P.C Suroso; Anna Farina Poerbonegoro
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1389.943 KB)

Abstract

Pergeseran pola konsumsi masyarakat dari produk non organik ke produk organik telah melanda banyak negara maju dalam dua dekade terakhir. Hal ini didukung oleh peningkatan pendapatan masyarakat, urbanisasi, kesadaran akan masalah lingkungan dan kesehatan serta perubahan struktur demografi. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, peningkatan pendapatan masyarakat diprediksi akan mengeser pola makan dari makanan yang berbasis karbohidrat ke protein. Namun, penggeseran pola makan seperti yang dialami oleh negara-negara maju sebenarnya juga telah terjadi terutama di kalangan masyarakat menengah ke atas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis value chain produksi dan distribusi produk organik dan pola konsumsi produk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur distribusi produk organik bervariasi. Dari kebun ada yang langsung ke konsumen, ada yang ke supermarket dan ada yang melalui rantai agen baru ke konsumen akhir, dengan penciptaan nilai tambah tertinggi ada di hulu. Dari model ordered logit yang diaplikasikan dapat disimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap probabilitas konsumen mengkonsumsi produk organik lebih sering tetapi pendidikan tidak; probabilitas untuk mengkonsumsi produk organik lebih sering juga lebih tinggi untuk usia lebih muda, tetapi alasan lingkungan hidup dan harga yang mahal tidak berpengaruh terhadap probabilitas untuk mengkonsumsi produk organik lebih sering.Key words: value chains, organik, model ordered logit,nilai tambah