Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

THE EFFECTS OF MARKETING MIX ELEMENTS ON BRAND EQUITY Istiharini Istiharini; Setiadi Umar
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2009)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Aaker (2001), ekuitas suatu merek merupakan sekumpulan asset dan kewajiban yang berhubungan dengan suatu merek, bisa merupakan nama dan symbol yang ditambahkan atau dikurangi dari nilai yang ditawarkan oleh suatu barang dan jasa pada perusahaan dan atau pada pelanggan perusahaan. Brand equity is an added value endowed to products and services. Nilai ini dapat tercermin dari apa yang konsumen pikirkan, rasakan dan perbuat pada merek, juga pada harga, pangsa pasar, dan keuntungan yang berhubungan dengan merek tersebut. Brand equity is an important intangible asset that has psychological and financial value to the firm. Ada banyak teori mengenai ekuitas merek, salah satunya dari Feldwick. Feldwick memberikan 3 pendekatan untuk ekuitas merek:λ brand value (the total value of company’s intangible assets --- financial approach),λ brand strength (the strength of commitment to a particular brand --- behavioristic approach),λ brand description (associations and beliefs consumers have about a particular brand --- cognitive approach).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan yang sama dengan pendekatan penelitian sebelumnya yaitu pendekatan perilaku terhadap ekuitas merek. Walaupun ekuitas merek menjadi perhatian banyak pihak namun pengaruh dari bauran pemasaran secara individual terhadap ekuitas merek belum pernah diteliti.Penelitian ini didasarkan atas penelitian Edo Rajh mengenai hal yang sama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen bauran pemasaran terhadap ekuitas merek. Akan diteliti lebih lanjut apakah model ini bisa digeneralisasi (terutama untuk sample di Bandung, Indonesia), atau lebih jauh lagi apakah model ini bisa berkembang.Tiga kategori produk dipakai dalam penelitian ini, (1) produk minuman berkarbonasi non-alkohol dengan merek Coca-Cola, Pepsi, A&W, (2) produk coklat dengan merek Toblerone, Cadburry, dan Silver Queen (3) produk elektronika dengan merek Philips, Samsung dan Sony. Responden yang diambil sebagai sampel adalah 200 mahasiswa/i Indonesia yang berdomisili di Bandung. Untuk mencari pengaruh masing-masing variabel digunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).Ada 11 hipotesis yang akan diuji. Hipotesis 1-5 menguji pengaruh variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga pada kesadaran merek dan citra merek. Hipotesis 6 dan 7 menguji pengaruh variabel kesadaran merek dan citra merek pada ekuitas merek. Hipotesis 8 sampai dengan 11 menguji pengaruh tidak langsung variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga terhadap ekuitas merek.Dari hasil penelitian ternyata model ini bisa digeneralisasi.Penelitian ini menunjukkan hasil yang menyerupai hasil penelitian yang sebelumnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen bauran pemasaran memang mempengaruhi ekuitas merek. Untuk itu ketika hendak memilih/mengintegrasikan bauran pemasaran pemasar perlu berhati-hati karena jika salah akan merusak ekutias merek. Melakukan aktivitas pemasaran intensitas tinggi tapi tidak mempedulikan kualitas barang juga bisa berdampak kurang baik pada ekuitas merek. Namun jika dilihat dari sisi positifnya dengan meningkatkan aktivitas pemasaran konsumen akan menjadi lebih sadar akan merek dan bisa meningkatkan citra merek.Pemilihan tempat berpengaruh terhadap citra merek, kalau konsumen membeli produk di tempat yang “berkelas” produk seakan-akan menjadi “berkelas” juga. Perlu dilakukan brand management.
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN PADA 6 MEREK PAKAIAN WANITA KASUAL (STUDI PADA WANITA USIA 17-39 TAHUN, KELAS MENENGAH ATAS DI BANDUNG) Istiharini Istiharini; L. Retno Adriani
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2010)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.982 KB)

Abstract

Terjadi perubahan selera berpakaian terutama untuk wanita usia 17-30 tahun dengan kelas sosial atas karena umumnya wanita dengan karakteristik ini yang sedang haus akan informasi demi mendapatkan penampilan terbaik. Wanita muda memiliki keinginan yang lebih besar dibandingkan pria dan anak-anak (Sorger dan Udale, 2006:116) terutama untuk pakaian, asesorieries, sepatu, tas. Diharapkan dengan memiliki tampilan secara utuh mereka tampak lebih fashionable. Untuk dikenakan sehari-hari biasanya wanita mengenakan pakaian kasual. Kasual adalah dress code dimana penekanannya adalah pada kenyamanan dan ekspresi personal pada situasi yang tidak formal. Bahkan dalam kamus Wikipedia dinyatakan, “Casual generally means anything goes”. Pakaian kasual adalah pakaian yang tidak formal walaupun belakangan banyak yang meng-kasual-kan pakaian formal biasa disebut semi-casual sehingga pakaian casual bisa dipakai dalam situasi formal. Bandung dijadikan kota untuk diteliti karena dari hasil penelitian pendahuluan penduduk Bandung “fashionable”, Bandung merupakan pusat mode Indonesia, banyak designer kenamaan Indonesia lahir dari Bandung dan di Bandung pula banyak pabrik tekstil dan garment untuk memenuhi animo konsumennya. ada 6 merek yang diteliti yaitu Triset, LOGO, C2, Dust, MANGO dan Giordano. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner, observasi dan studi literature. Sampel diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling. Data yang telah terkumpul diolah dengan mengambil modus (nilai terbanyak). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah wanita muda usia 18-30 tahun kelas menengah atas yang berada di Bandung.Dari penelitian ini didapat kesimpulan profil wanita pengguna pakaian kasual adalah wanita yang peduli penampilan, tidak terlalu peduli merek , suka jalan-jalan ke mall, suka berbelanja pakaian dan referensi pakaian dari majalah atau melihat di toko. Konsumen dalam hal ini responden dalam penelitian ini masih menganggap atribut produk merek luar negeri lebih baik daripada merek dalam negeri. Merek luar negeri masih menjadi acuan ketika membeli pakaian. Positioning merek luar negeri di benak konsumen lebih baik daripada merek lokal.Kata kunci: Wanita muda kelas menengah atas, yang berdomisili di Bandung, pakaian kasual, persepsi
PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA YANG EFEKTIF BAGI PARA IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH DAYEUH KOLOT DAN MANGGAHANG, KABUPATEN BANDUNG Regina Detty; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.037 KB)

Abstract

Tingkat inflasi yang semakin tinggi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan pengeluaran atau biaya di dalam rumah tangga. Peningkatan pengeluaran keluarga ini menjadi masalah yang cukup serius di dalam perekonomian keluarga dan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap meningkatnya angka perceraian di Kabupaten Bandung. Kurangnya kesadaran dari Para Ibu bahwa mereka memiliki peran yang sangat luar biasa dalam mengelola keuangan keluarga menyebabkan para ibu memiliki keterbatasan dalam mengelola keuagan. Kurangnya kesadaran ini didukung oleh minimnya pengetahuan dan ketrampilan para ibu dalam mengelola keuangan keluarga. Peran mitra di daerah Kabupaten Bandung yang masih kurang maksimal semakin mendukung kondisi ini semakin serius dan menjadi pertimbangan untuk Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan untuk melakukan pengembangan kepada Para Ibu untuk dapat mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik. Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan akhirnya melakukan kegiatan pemberdayaan kepada para ibu dengan mengadakan seminar “Menjadi Ibu yang Cantik” dimana seminar ini memberikan kesadaran terlebih dahulu kepada para ibu bahwa menjadi seorang ibu harus selalu tampil cantik, baik cantik secara fisik, hati, pikiran, dan cantik secara finansial. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan cukup mendapat respon positif dari para ibu di daerah Kabupaten Bandung (Dayeuhkolot, Manggahang, Banjaran) dan mereka berharap bahwa kegiatan ini dapat dilakukan secara terus menerus dan benar-benar meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari para ibu dalam mengelola keuangan dengan lebih baik.
PERAN BUDAYA TERHADAP KINERJA PENGRAJIN TENUN DI KAMPUNG TENUN GARUT JAWA BARAT Regina Detty; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.519 KB)

Abstract

Ketaatan para Pengrajin Tenun dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang berorientasi pada upaya pencapaian target kelompok (organisasi). Sebagai suatu variabel dalam organisasi, budaya dipelajari sebagai bagian dari sistem organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, budaya dilihat sebagai sesuatu yang hidup di dalam suatu kelompok yang mengikat seluruh anggota kelompok dalam upaya mencapai tujuan bersama. Budaya juga dapat dilihat sebagian dari suatu lingkungan kelompok yang mempengaruhi perilaku dan penampilan (performance) anggota di dalam kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya kelompok Pengrajin Tenun memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja para Pengrajin tenun di Kampung Tenun Garut. Setiap kelompok memiliki budaya dan pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anggotanya. Seringkali budaya dalam suatu kelompok berkembang dengan kuat, sehingga dalam kondisi demikian, setiap anggota mengetahui dengan baik tujuan kelompok yang akan dicapainya. Akhirnya budaya suatu kelompok akan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi produktivitas kerja dan kinerja dari kelompok tersebut.
Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Tenun Songket Palembang Maria Merry Marianti; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.646 KB)

Abstract

Pada saat ini di Indonesia banyak sekali budaya-budaya asing yang mulai masuk dan budaya-budaya tersebut mempengaruhi secara drastis terhadap cara gaya hidup masyarakat di Indonesia. Contohnya seperti budaya J-Pop, K-Pop ataupun budaya barat. Dengan masuknya berbagai macam budaya, makin lama dirasakan bahwa nilai-nilai kebudayaan asli dari Indonesia semakin berkurang. Kecintaan terhadap produk buatan Indonesia, kebudayaan akan seni tarian, membatik, menenunpun pada saat ini sudah mulai berkurang. Kain songket Palembang adalah salah satunya. Secara kualitas, kain songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia. Bahkan, songket ini disematkan julukan sebagai “Ratu Segala Kain.” Pada penelitian ini ingin diketahui lebih jauh siapa sebenarnya pasar kain songket Palembang, bagaimana karakteristik konsumennya, bagaimana awareness konsumen terhadap kain songket Palembang, bagaimana persepsi konsumen terhadap atribut produk, ketersediaan, harga dan apakah perlu kain songket Palembang diberi merek.Penelitian ini menggunakan metode eksploratif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi yang terjadi dengan cara mengumpulkan data. Penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel-variabel yang ada, kemudian diolah dan dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara kuesioner dan wawancara kepada 178 orang responden wanita usia 17-55 tahun kalangan menengah dan atas yang berada di Jakarta, Bandung dan Palembang.Hasil penelitian menunjukan bahwa awareness responden pada penelitian ini terhadap kain songket Palembang cukup baik. 135 responden dari 178 responden aware terhadap kain songket Palembang. Persepsi responden terhadap atribut produk kain songket Palembang netral. Persepsi responden terhadap ketersediaan (availability) kain songket Palembang positif. Persepsi responden terhadap harga kain songket Palembang positif. Dalam penelitian ini juga digambarkan lebih jauh mengenai aktivitas, ketertarikan dan minat responden. Responden menginginkan kain songket Palembang diberi merek sehingga lebih meningkatkan citra produk, dan memudahkan konsumen ketika melakukan pembelian ulang.
PENGEMBANGAN USAHA KICIMPRING KOMUNITAS IBU DI DAYEUHKOLOT & MANGGAHANG KABUPATEN BANDUNG Regina Detty; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.179 KB)

Abstract

Artikel ini memaparkan hasil kegiatan pengembangan untuk pelatihan, pembinaan dan pendampingan pada kelompok ibu-ibu di daerah Dayeuhkolot, Manggahang dan Banjaran, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk : 1) memberikan kesadaran bahwa para ibu harus selalu cantik baik fisik, hati dan pikiran serta cantik secara finansial; 2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan para Ibu ; 3) Memberikan alternatif solusi terhadap masalah-masalah yang dimiliki oleh para Ibu; serta 4) mengembangkan jejaring para ibu untuk menopang pengembangan potensi lokal agar meningkatkan ekonomi keluargaHasil dari kegiatan ini diantaranya adalah : 1) meningkatkan kesadaran para ibu bahwa menjadi seorang ibu haruslah cantik secara fisik; cantik hati pikiran, dan cantik secara finansial 2) Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi para ibu dengan jelas sehingga dapat memetakan kecenderungan yang sering terjadi di kelompok para ibu; 3) Mengetahui dan memberikan alternatif solusi dari masalah-masalah yang muncul dari di kalangan para Ibu; 4) Memperoleh jejaring yang membuka pintu pengembangan para ibu agar menjadi cantik secara fisik, cantik hati pikiran dan cantik secara finansial dengan cara mengembangkan diri berdasarkan potensi yang ada pada dirinya agar ekonomi keluarga pun dapat meningkat.Metode yang digunakan di dalam kegiatan pengabdian ini adalah memberikan seminar-seminar sehari untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana para ibu menjadi cantik secara fisik, cantik hati pikiran dan cantik secara finansial.Kata Kunci : Cantik hati, cantik hati pikiran dan cantik finansial  
Perilaku berbelanja fashion tradisional Indonesia: antecedents dan konsekuensi dari involvement konsumen (Studi pada Tenun Songket Palembang) Sandra Sunanto; Istiharini Istiharini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.829 KB)

Abstract

Dalam melihat perilaku konsumen terhadap fashion salah satu faktor yang erat kaitannya dengan keputusan pembelian adalah involvement. Involvement adalah suatu variabel yang membedakan individu dengan individu lain yang dapat mempengaruhi perilaku berkomunikasi konsumen dan pembuatan keputusan konsumen tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi involvement antara lain adalah materialism, usia, jenis kelamin (O‟cass,2004). Faktor lain adalah faktor individu, faktor situasional dan faktor stimulan (Zaikowsky, 1996). Dalam penelitian lain ada antesenden lain yang dipergunakan seperti materialism, brand engagement dan status consumption ( Golsmith et al., 2012). Dalam penelitian ini faktor antesenden keterlibatan yang diteliti adalah materialisme dan reference grup.Involvement/keterlibatan menjadi mediator yang memediasi faktor-faktor antesenden dengan perilaku belanja konsumen. Perilaku berbelanja dalam penelitian ini berkaitan dengan waktu belanja, frekuensi belanja, tempat pemilihan belanja, kenyamanan berbelanja, jumlah uang yang dikeluarkan saat berbelanja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil konsumen kain tenun songket Palembang, faktor penentu yang paling mempengaruhi keterlibatan konsumen ketika hendak berbelanja fashion tradisional Indonesia yaitu kain tenun songket Palembang dan berapa besar pengaruh keterlibatan konsumen terhadap perilaku berbelanja konsumen akan fashion tradisional Indonesia yaitu kain tenun songket Palembang Objek dalam penelitian ini adalah fashion tradisional Indonesia berupa tenun songket Palembang. Objek ini dipilih karena tenun merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Kain tenun merupakan salah satu bagian dari budaya Indonesia dan bagian dari fashion Indonesia. Hampir di seluruh daerah di nusantara memiliki kain tenun dengan motif/corak tenun yang penuh kandungan makna budaya. Penelitian ini menggunakan SEM sebagai alat analisis, data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Jumlah responden sebanyak 200 ornag. Hasil penelitian ini adalah pemakai kain tenun songket Palembang adalah wanita berusia antara 18 tahun sampai wanita berusia diatas 41, dengan mayoritas pendidikan sederajat SMU, pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga. Responden termasuk kelas atas, pengeluaran per-bulan responden untuk pakaian berkisar antara Rp.1000.000,00 sampai diatas Rp.3.000.000,00, pengeluaran per-bulan untuk pakaian tradisional antara Rp.1.000.000,00-Rp.3.000.000,00. Responden dalam penelitian ini sangat mementingkan penampilan, namun tidak semua responden mementingkan merek. Responden pada penelitian ini kebanyakan membeli pakaian di butik dan mall. Sumber informasi pembelian pakaian mereka kebanyakan adalah keluarga, kerabat dan teman .Responden juga sering mencari informasi secara online. Responden cukup sering memakai pakaian tradisional, juga cukup banyak memiliki pakaian tradisional. Pakaian tradisional yang mereka miliki mulai dari kain khas suatu daerah sampai ke baju khas daerah. Responden membeli pakaian tradisional paling sering di pameran dan sumber informasi responden ketika membeli pakaian tradisional adalah ketika melihat-lihat pameran fashion tradisional, Jumlah kain songket yang dimiliki responden umumnya kurang dari 3 buah. Responden menggunakan kain songket umumnya untuk upacara adat, misalnya perkawinan. Pada penelitian ini faktor reference group lebih berpengaruh pada keterlibatan daripada faktor materialisme.Kata kunci: Keterlibatan, Perilaku Belanja, Tenun Songket Palembang  
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PARA PELAKU USAHA KECIL DI BANDUNG Maria Merry Marianti; Paulina Permatasari; Istiharini Istiharini; Probowo Erawan Sastroredjo; Natalia Christi
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.596 KB) | DOI: 10.24071/aa.v4i2.3314

Abstract

The purpose of this training is to increase the knowledge and abilities of novice entrepreneurs who are just starting out or small entrepreneurs who want to develop their business to be bigger and more planned. Improving the management capabilities of small entrepreneurs, can help them improve their business strategy, operations management, marketing, finance, human resources, and financial reports. The target is to increase the ability of novice entrepreneurs or small entrepreneurs, so that they are able to improve their business management, increase sales, and ultimately be able to increase the scale (size) of the company and the profit of the company in a sustainable manner. The training methods provided are in the form of presentations on how to make a business strategy, crisis management, marketing management during a crisis, how to calculate Cost of Goods Sold (COGS), how to make a Profit/Loss Report, and how to create Brand Rights. After attending the training for 2 months, all participants are required to create an initial Business Model Canvas. This business model is then gradually evaluated and redeveloped, resulting in continuous improvement.
PERANAN PERSONAL SELLING SEBAGAI SALAH SATU ALAT PROMOSI DALAM ASURANSI Istiharini .
Bina Ekonomi Vol. 7 No. 1 (2003)
Publisher : Center for Economic Studies Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.145 KB) | DOI: 10.26593/be.v7i1.605.%p

Abstract

People always face risks in life and they don't like it People want to share it with others, in this case the life insurance companies. People bought life insurance policies and pay the premium, and the insurance company gives protection in return.Buying insurance is buying protection. Unfortunately this idea doesn't work in Indonesia. Indonesian people still have the traditional perception about insurance that the premium of the insurance will be a burden for them. However since May 1998, because of the riots, people changed their view of insurance. They realize that they need protection. Therefore this opens a vast opportunity for much insurance company, to operate in Indonesia for both local and internationalCompetition emerged Insurance companies need marketing strategies in order to win the market. F'T.A.J.X cabang Bandung is one of the biggest insurance companies in Indonesia. They use highly trained insurance agents to market their products effectively. Personal selling is only one from many promotion mixes but it's a prominent promotion tool to sell unsought goods like insurance.
CO - BRANDING Istiharini .
Bina Ekonomi Vol. 10 No. 1 (2006)
Publisher : Center for Economic Studies Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.521 KB) | DOI: 10.26593/be.v10i1.649.%p

Abstract

Co-branding also called dual branding or brand bundling is two or more well-known existing brands are combined into a joint product and/or marketed together in some fashion.