Widi Hapsari
Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KECEPATAN PERGERAKAN STATION GNSS CORS UDIP Yuwono, Bambang D; Awaluddin, M.; Hapsari, Widi
GEOMATIKA Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.805 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2017.23-1.616

Abstract

ABSTRAKTeknologi GNSS berkembang pesat seiring dengan adanya sistem pengadaan titik kontrol dasar modern yang digunakan sebagai referensi untuk penentuan posisi. Sistem tersebut dikenal dengan CORS (Continously Operating Reference System ). Station GNSS CORS juga dikembangkan di Departemen Geodesi Fakultas Teknik UNDIP pada akhir tahun 2012 dengan nama CORS UDIP. Instalasi GNSS CORS UDIP didasarkan pada kebutuhan keperluan survei, model matematis geodesi, dan pemrosesan sinyal digital. Analisis terhadap kecepatan pergerakan stasiun GNSS CORS UDIP perlu dilakukan untuk keperluan tersebut. Tujuan penelitian untuk mendapatkan nilai kecepatan pergerakan station  GNSS CORS UDIP periode 2013 s.d. 2016. Metode yang digunakan adalah pengolahan jaring dengan pengikatan ke 9 stasiun IGS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun GNSS CORS UDIP dalam periode 2013 s.d. 2016 memiliki kecepatan pergerakan 0,08 cm dalam arah east dan 0,36 cm dalam arah north.Kata kunci: GNSS CORS, kecepatan pergerakan, pemrosesan data digital ABSTRACTGNSS technology is growing rapidly along with the procurement system of modern basic control points as a reference for positioning. This system is known as CORS (Continously Operating Reference System). GNSS CORS Station is also developed in the Department of Geodesy Faculty of Engineering UNDIP at the end of 2012. The GNSS CORS Station name is CORS UDIP. Installation of GNSS CORS UDIP is based on survey needs, geodetic mathematical models, and digital signal processing. An analysis of the movement speed of GNSS CORS UDIP stations is necessary for this purpose. Coordinate Sta GNSS UDIP was calculated using network processing method with 9 sta IGS (International GNSS Service) as reference stations. The results of analysis showed that GNSS UDIP in the period of 2013-2016 had velocity rate  0.08 cm in the east and 0.36 cm in the north.Keywords: GNSS CORS,  velocity rate, digital signal processing
PENENTUAN POSISI STASIUN GNSS CORS UNDIP EPOCH 2015 DAN EPOCH 2016 BERDASARKAN STASIUN IGS DAN SRGI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GAMIT 10.6 Hapsari, Widi; Yuwono, Bambang Darmo; Amarrohman, Fauzi Janu
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.837 KB)

Abstract

ABSTRAK Kegiatan penentuan posisi titik-titik control geodetik seiring dengan berjalannya waktu, telah beralih menggunakan GPS (Global Positioning System). Pembangunan sistem kerangka dasar nasional tersebut memanfaatkan dari aplikasi GPS yaitu CORS (Continuously Operating Refference Station). Titik control geodetik di Indonesia, direalisasikan dalam skala regional, nasional maupun global  digunakan dalam bidang survey dan pemetaan, studi land subsidence, studi plate motion, gempa bumi, dll. Diperlukan pendefinisian stasiun dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan berulang karena sifat stasiun CORS yang dinamis.Pada penelitian ini melakukan pendefinisian ulang stasiun GNSS CORS UDIP pada epoch 2015 serta 2016, dengan menggunakan 9 titik ikat stasiun IGS (CNMR, COCO, DARW, IISC, PBRI, PIMO, TOW2, XMIS, dan YARR) serta 8 titik ikat stasiun SRGI (CBTL, CMAG, CMGL. CPAC, CPWD, dan CSEM) untuk mendefinisikan posisi dan kecepatannya. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6.Hasil dari penelitian ini adalah koordinat stasiun CORS UDIP dengan ketelitian terbaik, yaitu koordinat kartesian, dengan nilai X -2210748.65826 m ± 2.11 mm, nilai Y 5931893.19583 m ± 4.40 mm, dan nilai Z -777746.10639 m ± 1.27 mm. Serta kecepatandengan ketelitian terbaik yaitu Vx -0.02258 m ±3.53 mm, Vy -0.01065 ±6.52 mm, Vz -0.01089 ±2.36 mm. Kata Kunci :GAMIT 10.6, Kecepatan, Penentuan Posisi, Stasiun CORS,  ABSTRACT Positioning geodetic control points time by time, has switched using GPS (Global Positioning System). The development of the basic framework of national system of GPS applications takes advantage of using CORS (Continuously Operating Refference Station). Geodetic control points in Indonesia, realized in regional scale, national and global are used in the field of surveying and mapping, land subsidence studies, studies of plate motion, earthquake, etc. In this case, required of defining stations with high precision and repeatedly because the dynamic nature of CORS stations.In this research, doing redefinition station GNSS CORS UDIP the epoch at 2015 and 2016, using a nine point stations of IGS (CNMR, COCO, DARW, IISC, PBRI, PIMO, TOW2, XMIS, and YARR) and as well eight points of station SRGI ( CBTL, CMAG, CMGL. CPAC, CPWD, and CSEM) to defined the position and velocity. Processing data using GAMIT 10.6 scientific software.The results of this researchwere UDIP CORS station coordinates with the best accuracy, the cartesian coordinates, with the value of X -2210748.65826 m ± 2:11 mm, the value of Y 5931893.19583 m ± 4:40 mm, and the value of Z -777746.10639 m ± 1:27 mm. And as well the velocity rates with the best accuracy were Vx -0.02258 m ±3.53 mm, Vy -0.01065 ±6.52 mm, Vz -0.01089 ±2.36 mm. Keywords : CORS Station, GAMIT 10.6, Positioning, Velocity rate*) Penulis, Penanggung jawab
Pembuatan Program Aplikasi Desain Batik Flora Haryono, Nugroho Agus; Hapsari, Widi
JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) Vol 7, No 3 (2021): Volume 7 No 3
Publisher : Program Studi Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jp.v7i3.48873

Abstract

Batik mengalami perkembangan motif dari waktu ke waktu. Motif yang dahulu berawal dari batik klasik, saat ini menjadi sangat bervariasi. Tanaman bunga yang tumbuh pada lingkungan sekitar menimbulkan inspirasi untuk membuat motif batik Flora. Pembuatan desain batik flora secara manual dilakukan dengan membuat sketsa bunga yang menjadi inspirasi pada kertas dengan pena. Proses desain ini membutuhkan kemampuan menggambar dari desainer dan waktu yang cukup. Perkembangan teknologi informasi memberikan kesempatan untuk mengembangkan desain batik yang inovatif dengan lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program aplikasi desain batik flora. Program aplikasi ini didesain dengan berdasarkan ide peneliti untuk memenuhi kebutuhan dasar desainer untuk memperoleh motif flora. Aplikasi berhasil membuat gen yang bersih dengan cara mengambil objek bunga dari sebuah foto menggunakan fitur warna. Pemotongan objek dilakukan dengan metode 8-connected labeling. Objek bunga yang diperoleh dari aplikasi dapat disimpan dan digunakan oleh aplikasi untuk membuat sebuah pheno. Aplikasi menyediakan area untuk membuat pheno dengan model posisi bebas. Satu atau dua pheno dapat digandakan dalam layout tertentu untuk menghasilkan desain kain batik flora. Aplikasi yang dibuat menyediakan 6 (enam) layout desain kain yang masih bisa diperbanyak model layoutnya dalam penelitian lanjutan. Dengan menggunakan aplikasi yang dibangun dapat dihasilkan kreasi-kreasi desain gen, pheno maupun kain batik flora. Variasi desain batik flora sangat bergantung dari kreasi pengguna dalam membuat gen dan pheno.