Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Teaching Speaking by Using Student Facilitator and Explaining Strategy Nelly Mursyidah; Asnawi Muslem; Siti Sarah Fitriani
English Education Journal Vol 9, No 4 (2018): English Education Journal (EEJ)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.857 KB)

Abstract

This study was aimed to investigate the effect of Student Facilitator and Explaining Strategy in teaching speaking in terms of fluency and grammar at the second grade students of MAS Al Zahrah Bireuen in academic year 2017/2018. The research is an experimental research. The sample of the research was two classes; experimental (xib) and control classes (xic). Both classes consisted 25 students. The technique of choosing the samples was random sampling. The data were collected through tests and questionnaire. The data were analyzed by using SPSS 23 to find t-test score between two classes and the data from questionnaire to find the students’ responses toward the use Student Facilitator and Explaining Strategy of experimental class. Based on data analysis, the result of t-test of fluency is 2.48 and grammar is 3.84 are higher than t-table (2.01). Than, students had a quite positive responses (80%) toward the use of Student Facilitator and Explaining Strategy in terms of fluency and grammar. Therefore, it could be concluded that Student Facilitator and Explaining Strategy effectively improved students’ achievement in speaking skill in terms of fluency and grammar.
ANALISIS MISKONSEPSI MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI FOTOSINTESIS MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PEUSANGAN Novia Yunanda; Nelly Mursyidah
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Miskonsepsi adalah kesalahan dalam memahami suatu konsep yang ditujukan dengan kesalahan menjelaskan dalam bahasanya sendiri. Miskonsepsi dalam pelajaran Biologi dapat menjadi masalah serius jika tidak segera diperbaiki, sebab kesalahan satu konsep dasar saja dapat menuntun seorang peserta didik pada kesalahan yang terus menerus. Karena sebuah konsep dasar dalam pelajaran Biologi akan terus diaplikasikan ke materi selanjutnya. Adanya miskonsepsi dalam pikiran peserta didik akan menghambat proses penerimaan dan asimilasi pengetahuan pengetahuan baru peserta didik mengenai konsep-konsep Biologi. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi fotosintesis di kelas VIII SMP Negeri 1 Peusangan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui (1) ada tidaknya miskonsepsi dan (2) subkonsep paling sering terjadi miskonsepsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Peusangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian adalah deskripstif. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Peusangan tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes diagnostik yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index) dan wawancara. Wawancara bertujuan mengetahui bagaimana dan mengapa siswa berfikir seperti itu serta dari mana mendapatkan konsep dari jawaban yang telah dipilih. Pengolahan data menggunakan teknik perhitungan persentase. Hasil analisis menunjukkan bahwa miskonsepsi muncul pada 6 indikator soal, yaitu pada soal pengertian fotosintesis sebesar 74,15% untuk soal faktor yang mempengaruhi fotosintesis sebesar 74,10%, untuk soal fungsi klorofil sebesar 61,79%, untuk soal keuntungan fotosintesis sebesar 62,92%, untuk soal faktor yang tidak mempengaruhi fotosintesis sebesar 77,52%, dan terakhir untuk soal letak pengikatan CO2 pada fotosintesis sebesar 69,66%. Penyebab miskonsepsi pada peserta didik dikarenakan peserta didik itu sendiri, bahan ajar dan metode mengajar yang digunakan oleh pendidik. Berdasarkan analisis data tersebut menunjukkan bahwa CRI efektif digunakan untuk mengetahui miskonsepsi sedangkan wawancara kegiatan pembelajaran digunakan dalam mengetahui alasan yang menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi. Kata Kunci: Miskonsepsi, Tes Diagnostik, Fotosintesis
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah MAN 3 Bireuen Raiyan Raiyan; Nelly Mursyidah; Syakbi Syakbi
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v9i1.4278

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama dua tahun terakhir memberikan dampak yang luar biasa di bidang pendidikan. Dampak tersebut muncul akibat adanya perubahan pada sistem pembelajaran, di mana yang semula pembelajaran melalui tatap muka dilaksanakan menjadi daring (online). Sebelum adanya pandemi Covid-19 di Indonesia masih menggunakan Kurikulum 2013. Pada awal pandemi hingga tahun 2021 di Indonesia menggunakan kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) baru pada awal tahun pelajaran 2022 Kemendikbud ristek mengeluarkan kebijakan penggunaan kurikulum merdeka. Bagi sekolah yang yang belum siap menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka digunakan sebagai opsi bagi sekolah yang sudah mampu melaksanakan seperti sekolah penggerak. Pada tahun 2014 nanti baru akan ditentukan kebijakan baru kurikulum nasioanal berdasarkan hasil dari evaluasi dari kurikulum yang digunakan sebelumnya. Implementasi Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dijalankan oleh semua sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dari hasil wawancara dengan guru MAN 3 Bireuen, Implementasi kurikulum merdeka baru  dilaksanakan pada kelas X pada tahun ajaran 2022-203 sedangkan hasil wawancara dengan siswa yaitu dalam penerapan kurikulum merdeka siswa diwajibkan untuk menggunakan hp android untuk keperluan pembelajaran, semua informasi di sekolah di bagikan di dalam aplikasi WhatsApp dan ujian sekolah juga menggunakan hp android dengan cara guru membagikan link yang di akses untuk ujian. Kendala terdapat pada siswa yaitu mereka harus mempunyai hp android dengan kuota internet setiap hari, sedangkan tidak semua orangtua siswa memiliki pekerjaan yang tetap dan ekonomi yang stabil. Sehingga banyak siswa yang harus bekerja sampingan untuk membeli hp andoid atau kuota internet untuk tujuan sekolah.