Tjut Mariam Zanaria
Dasen Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Tempat Perindukan Nyamuk Aedes di Kawasan Kampus Darussalam Banda Aceh Widya Sari; Tjut Mariam Zanaria; Elita Agustina
Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 2, No 3 (2010): Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.218 KB)

Abstract

The aim of this research is to determine Aedes mosquitos’ breeding places at Darussalam area including Kopelma village, Tungkob, Limpok, Barabung and Rukoh.  Exploration method and purposive sampling were used in this research, within a hundred of larva sample location and respondents. The data were obtained by larva inventarization and habitat identification. The parameter observe in the research were number of the breeding places. The data were analysed descriptively. The result of this research showed that the breeding places were dominantly found at houses located in the Darussalam village and Limpok. Precisely, Aedes aegypti and Aedes albopictus were found in pure indoor and outdoor containers.
Studi Jenis Nyamuk Anopheles pada Tempat Perindukannya di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Widya Sari; Tjut Mariam Zanaria; Elita Agustina
Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 3, No 1 (2011): Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.257 KB)

Abstract

The research on species of  Anopheles’ breeding places has been carried out at Desa Rukoh in the District of Syiah Kuala, Banda Aceh from February to June 2007. The aim of the research was to identify species of Anopheles’  breeding places at Desa Rukoh. In this research, the purposive sampling method has been implemented to obtain the samples from ten different locations around Desa Rukoh. Data collection was conducted by catching the larva at breeding places and catching the adult Anopheles  trapped by using Aspirator and Light Trap. CCD microscope was  used to identify the species of Anopheles. Furthermore, the data were analyzed by using the descriptive approaches. Based on laboratory analysis, it has been identified that three species of Anopheles namely, An. subpictus, An. vagus,  and An. sundaicus. The breeding places of Anopheles  at Desa Rukoh were ponds, buffalo’s trash dam, ex man’s footprint, ditches and swamp.
UJI EFEKTIVITAS SENY AWA SULFUR 2.8 TERHADAP PENGOBATAN SKABIES DI PESANTREN KRUENG KALEE Tjut Mariam Zanaria
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 5, No 1 (2005): Volume 5 Nomor 1 April 2005
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.   Skabies   adalah   penyakit   kulit  yang   disebabkan   oleh   infestasi   dan  sensitasi terhadap  Sarcotes  scabei  var humonis.  Saat  ini prevalensi  skabies  dunia mencapai   300 juta per tahun, Di Provinsi Aceh, skabies merupakan penyakit  kulit yang paling  sering  menjadi masalah   bagi  santri  yang  menetap  di pondok  pesantren.  Penelitian   ini  bertujuan  melihat efektifitas  senyawa  sulfur 2.8   (salisilat  acid   2%  dan  sulfur  8%)  terhadap  pemberanlasanskabies  di Pesantren  Krueng Kalee, Dari 60 santri yan_g menjadi sampel, pada 5 orang santri didapatkan    Sarcoptes   scabiei   pada   kerokan   kulit,   sedang    IO  orang   lainnya   positif menunjukkan   tanda-tanda    kardinal.    Pada   hari   ke-7   setelah   terapi,    IO     santri   yang memperlihatkan     tanda-tanda    kardinal    skabies   telah    mengalarni   perbaikan    kulit    dan hilangnya  rasa gatal   terutama  di malam hari.  Sedangkan   5 santri  Jagi,   tanda-tanda  kardinal menghilang   disertai   dengan  hilangnya   S.  scabiei,  hanya  1    santri  yang meski  sudah hilang tanda-tanda   kardinal   tapi   masih  terdapat  S.   scabiei   pada  kerokan kulit  siku  dan  baru menghilang   pada  kerokan  kulit  yang  ketiga   14   hari  kemudian.    Peneliti   menyimpulkan bahwa  Preparat  sulfur  2.8 cukup  efektif  untuk  mengobati  skabies  di  pesantren-pesantren, tetapi    tetap   dikombinasikan    dengan   penjemuran    kasur   dan   alat-alat    tidur    lain   dan pembersihan  asrarna,  (JKS  2005;1:l-3) Kata Kunci : Skabies,   prcparat sulfur 2.8 Abstract.   Scabies  is a skin  disease  caused  by  infestation  and  sensitization   of    Sarcotes scabei  humonis  var.  Currently  the prevalence   of scabies  world  reached  300  million  per year.  /11 Aceh  Province,  scabies is a skin disease that most often a problem for  students  1.-/10 live i11  boarding school.   This study aims to look at the effectiveness  of sulfur compounds  2.8 (salicylic  acid 2% and 8% sulfur)  on the eradication  of scabies  in the Krueng Kale Islamic Boarding  School.  Of the 60 students  who are being sampled, found 5 people  with Sarcoptesscabiei  in skin scrapings.  while IO  others showed positive  signs  of the cardinal.   011 day  7after   therapy.    JO   students   who  showed   signs   of  scabies   has  undergone   a  cardinal improvement  ~( skin loss and itching. especially  at night.  While jive  students  again, cardinal signs  disappear  accompanied  by the loss of S. scabiei,   only 1 students  who despite  missing the  cardinal  signs  but there  is fo1111d S.  scabiei  in skin  scrapings  of elbow skin.  But  it s disappeared  on the third 14 days later. Researchers  concluded that the preparation  of sulfur2.8 effective enough to treat scabies  in Islamic boarding  schools.  b111 still combined  with the drying mattress and other sleep equipment  and cleaning dormitories.  (JKS 2005; 1: 1-3) Key 111ord.1· :  Scabies, sulfur 2.8 preparations
Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan pada Anak Usia Sekolah Dasar Nur Ainun Rahma; Tjut Mariam Zanaria; Nurjannah Nurjannah; Fauzul Husna; Teuku Romi Imansyah Putra
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 15. No. 2. Tahun 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.321 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.15.2.2020.29-33

Abstract

Latar belakang: Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang banyak menyerang anak-anak terutama anak usia sekolah dasar. Infeksi ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan pertumbuhan dan penurunan fungsi kognitif. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi kecacingan pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan anak, personal hygiene anak, sanitasi lingkungan rumah dan tingkat pendidikan orang tua dengan terjadinya kecacingan. Metode:  Penelitian ini menggunakan cross sectional design. Sampel berjumlah 51 anak sekolah dasar Alue Naga Banda Aceh serta ibu nya. Data kecacingan diperoleh dari pemeriksaan feses di laboratorium, sedangkan data pengetahuan dan tingkat Pendidikan diperoleh dengan wawancara, serta sanitasi lingkungan mengggunakan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat yaitu uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Penelitian ini menunjukkan 11,8% siswa positif kecacingan, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan anak dengan terjadinya kecacingan (p = 0.000), terdapat hubungan antara personal hygiene dengan terjadinya kecacingan (p = 0.011), tidak terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan rumah dengan terjadinya kecacingan (p = 0.556) dan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan terjadinya kecacingan (p = 0.034). Kesimpulan:Tingkat pengetahuan anak, personal hygiene anak, tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan terjadinya kecacingan.
Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu dan HbA1c dengan Derajat pH Saliva pada Pasien Diabetes Melitus di RSUDZA Banda Aceh M. Hikmawan Priyanto; Rusdi Andid; Tjut Mariam Zanaria
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.51 KB)

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai kondisi hiperglikemik persisten disebabkan oleh defek pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Diabetes melitus tidak terkontrol ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi dan HbA1c yang tinggi, dapat menyebabkan penurunan dari keasaman saliva. Mulut yang kering merupakan komplikasi dari diabetes melitus dan salah satu penyebab dari perubahan pH saliva menjadi asam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dan HbA1c dengan derajat pH saliva pada  pasien diabetes melitus di RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional dan telah dilakukan pada bulan September - Oktober 2016 dengan jumlah responden 43 orang. Hasil uji analisis untuk hubungan kadar gula darah sewaktu dengan derajat pH saliva menggunakan analisis korelatif spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar gula darah sewaktu dengan derajat pH saliva (p = 0,347), sedangkan hasil uji analisis korelatif spearman untuk hubungan HbA1c dengan derajat pH saliva menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,001). Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan kadar gula darah sewaktu dengan derajat pH saliva, hal ini dapat disebabkan kadar gula darah sewaktu yang fluktuatif. Sedangkan HbA1c dengan derajat pH saliva menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan, hal ini berkaitan dengan salah satu komplikasi pada DM yang menyebabkan laju sekresi saliva lambat dan menjadikan keasaman di dalam mulut meningkat.Kata Kunci :Diabetes melitus, pH saliva, kadar gula darah sewaktu, HbA1c.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SEKOLAH PADA PASIEN β-Thalassemia Mayor DI RSUD Dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Amanda Putra; Dora Darussalam; Tjut Mariam Zanaria
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 4: November 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.958 KB)

Abstract

Anak dengan β-thalassemia mayor sering meninggalkan jam pelajaran sekolah untuk menjalani transfusi rutin dan mengalami berbagai gangguan fisik akibat anemia, sehingga menyebabkan gangguan pada prestasi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi sekolah pada pasien β-thalassemia mayor yang menjalani transfusi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah anak dengan β-thalassemia mayor berusia 8-18 tahun yang menjalani transfusi rutin di RSUD dr. Zainoel Abidin yang berjumlah 61 orang. Penelitian prestasi sekolah dilakukan menggunakan angket prestasi akademik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara usia, jenis kelamin, kadar hemoglobin sebelum transfusi dan jumlah hari transfusi dengan prestasi sekolah pasien β-thalassemia mayor (p0,05). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik membuktikan bahwa kadar hemoglobin sebelum transfusi dan jumlah hari transfusi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi prestasi sekolah pasien β-thalassemia mayor. Perawat di rumah sakit sebaiknya menjelaskan pentingnya menjaga kadar hemoglobin kepada keluarga dan memastikan pasien transfusi tepat waktu.Kata Kunci : β-thalassemia mayor, Prestasi sekolah
Hubungan konsumsi emping melinjo (Gnetum gnemon L) Aceh terhadap kadar asam urat pada mencit (Mus musculus L) sakdiah sakdiah; Tjut Mariam Zanaria; Suryawati Suryawati; Zakiaturrahmi Zakiaturrahmi; Vinkan Dwika Rendra
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 23, No 1: April 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v23i1.28008

Abstract

Abstrak. Berdasarkan survey World Heath Organization (WHO), penduduk yang mengalami penyakit asam urat terbesar di dunia adalah Indonesia. Dari survey tersebut menunjukkan bahwa penyakit asam urat yang terjadi pada pria yang berusia 34 tahun sebanyak 35%. Asam urat merupakan hasil akhir proses metabolisme purin yang diproduksi oleh tubuh secara alami. Ketika kadar asam urat melebihi kadar normal yaitu7 mg/dl pada laki-laki dan 6 mg/dl pada perempuan, maka keadaan ini disebut hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi emping melinjo (Gnetum gnemon L) Aceh terhadap peningkatan kadar asam urat pada mencit (Mus musculus L). Penelitian ini merupakan penelitian True Experimental Research dengan menggunakan design Pretest Posttest With Control Group. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan rancangan acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan hewan coba berupa mencit (Mus musculus L) jantan dengan berat badan berkisar 20-45 gram yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Hasil uji statistik menggunakan uji analysis of variance (ANOVA) one way menunjukkan P-value = 0,000 dan nilai signifikasinya ( p0,05 ) yang berarti bahwa terjadi peningkatan kadar asam urat darah yang bermakna antar kelompok perlakuan, sehingga dilanjutkan dengan uji Post Hoc metode Duncan dan didapatkan nilai p0,05. Kesimpulan pada penelitian ini, terjadinya peningkatan kadar asam urat darah pada mencit setelah mengkonsumsi emping melinjo dan adanya perbedaan peningkatan kadar asam urat darah setiap pemberian dosis emping melinjo. Kata kunci: Asam urat, emping melinjo, hiperurisemia, mencit Abstract. Based on a survey by the World Health Organization (WHO), Indonesia is the population with the largest gout disease in the world. The survey showed that gout occurred in men aged 34 years as much as 35%. Gout disease is the result of the end process of purine metabolism which is naturally produced by the body. When blood uric acid levels exceed normal levels, namely 7 mg/dl for men and 6 mg/dl, this condition is called hyperuricemia. This study aims to determine the relationship between the consumption of Aceh's emping melinjo (Gnetum gnemon L) to the increase in gout disease levels in mice (Mus musculus L). The research is a True Experimental  Research using Pretest Posttest With Control Group design. The grouping was done based on simple random sampling using experimental animals in the form of male mice (Mus musculus L) with bodyweight ranging from 20-45 grams which were divided into 4 treatment groups. The results of the statistical test using the one-way analysis of variance (ANOVA) test showed P-value = 0.000 and the significance value (p0.05) which means that there was a significant increase in blood uric acid levels between the treatment groups, so it was continued with the Post Hoc test. Duncan's method obtained a p value 0.05. The conclusion in this study was that there was an increase in blood uric acid levels in mice after consuming Aceh's emping melinjo and there were differences in the increase in blood uric acid levels for each dose of emping melinjo.Key Words: Emping melinjo, Gout Disease, , Hiperurisemia, Mice