Siti Mutrofin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kombinasi Tiga Algoritma Penjadwalan sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Pelanggan pada Usaha Konveksi Siti Mutrofin; M. Dimas Ghifari Muafah; Mas’ud; Ahmad Farhan
Jurnal Informasi dan Teknologi 2022, Vol. 4, No. 1
Publisher : SEULANGA SYSTEM PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37034/jidt.v4i1.174

Abstract

Konveksi Fariasi is a convection that focuses on the production of t-shirts in Jombang. The problem is experienced by Konveksi Fariasi is scheduling the production of customer order shirts based on the order of arrival time or First In First Serve (FCFS), where the first arrival will get the first service. FCFS is not profitable for customers who order a small number of t-shirts that are not included in the First or Initial queue, because they have to wait for previous queues which may have more orders in the front queue. FCFS does not benefit the ordering of t-shirts that are not in the first line even though the order is small. From these problems, the current production scheduling system needs to be optimized. In this study, the data used are ordering data for September 2017. The results of data analysis and business processes, this study propose a combination of three scheduling algorithms as a solution to improve customer service. The algorithm consists of Dynamic Priority, Shortest Job First (SJF) and First in First Serve (FCFS). Dynamic Priority is useful for customers who want to prioritize their orders, SJF is useful for small orders, FCFS is useful for sorting according to the earliest date of arrival. The trial results of the combination of the three algorithms show better results than just using FCFS. The average waiting time is 664 days for the combination of the three proposed algorithms, compared if only using the FCFS algorithm which is 747 days.
Perbandingan Kinerja Algoritma Kmeans dengan Kmeans Median pada Deteksi Kanker Payudara Siti Mutrofin; Toni Wicaksono; Ali Murtadho
Jurnal Informasi dan Teknologi 2023, Vol. 5, No. 1
Publisher : SEULANGA SYSTEM PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37034/jidt.v5i1.274

Abstract

Clustering adalah salah satu tugas dari Data Mining berbasis unsupervised learning. Clustering dapat digunakan untuk permasalahan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, pertanian, hiburan, olah raga, dll. Salah satu algoritma clustering yang sederhana dan umum digunakan pada tipe data numerik adalah Kmeans. Terlepas dari segala kelebihan Kmeans, Kmeans memiliki permasalahan berupa pemilihan pusat awal cluster atau centroid yang dipilih secara acak (random). Karena hasil akhir cluster dari Kmeans sangat sensitif pada pemilihan awal cluster yang dapat menyebabkan konvergensi yang tidak optimal. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara Kmeans dengan Kmeans Median dalam menentukan centroid awal yang bertujuan untuk mengetahui kinerja kedua algoritma yang paling optimal. Pada Kmeans Median, pemilihan centroid awal dipilih dengan menggunakan nilai median yang diambil dari kelompok data dan akan dicari nilai mediannya. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breast Cancer Coimbra yang dapat diakses di UCI Machine Learning Repository. Perhitungan jarak untuk kedua algoritma menggunakan euclidean distance. Pengujian pada penelitian ini untuk mengetahui kinerja kedua algoritma menggunakan Davies-Bouldin Index (DBI). Pengujian dilakukan empat kali pada masing-masing algoritma. Dari keempat pengujian tersebut, Kmeans mendapatkan DBI terbaik 0,47 dan terburuk 0,4796. Sedangkan pada Kmeans Median memiliki DBI 0,47 pada keempat pengujiannya. Kinerja Kmeans berdasarkan iterasi antara 3, 5, dan 6. Sedangkan Kmeans Median iterasinya konsisten hanya 4. Berdasarkan komputasinya, Kmeans lebih unggul karena algoritmanya lebih sederhana, hal itu terlihat dari waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan Kmeans Median.