Mudatsir Mudatsir
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Mikrobiologi Air Sumur Gali Berdasarkan Sumber Pencemar di Desa Limphok dan Beurabung Kecamatan Darussalam, Aceh Besar Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 20, No 1 (2020): Volume 20 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v20i1.3660

Abstract

Abstrak. Air merupakan materi yang esensial bagi kehidupan manusia dan tidak dapat diganti dengan materi yang lain. Air juga merupakan salah satu sarana dan media yang baik untuk penyebaran berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji air sumur air sumur terhadap cemaran  Escherichia coli berdasarkan sumber pencemar. Sampel dalam penelitian ini sebanya 30 sampel yang diambil secara purposive sampling. Metode pemeriksaan air yang digunakan adalah MPN(Most Probable Number) seri 15 tabungyang terdiri dari tiga tahap,  yaitu uji pendugaan, uji konfirmatif dan uji lengkap. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk table. Hasil analisis data diperoleh bahwa angka MPN sangat bervariasi mulai dari angka MPN tertinggi yaitu 1600 E. coli/100 ml air ditemukan ditemukan pada sampel nomor 5, sedangkan angka MPN terendah yaitu 4 E. coli/100 air pada sampel nomor 10 dan 26 . Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kontaminasi air sumur dengan E.coli berhubungan dengan sumber pencemar seperti septik tank, jarak sumur dengan limbah, tempat sampah, kandang ternak dan lantai sumur yang tidak memenuhi syarat sumur yang baik.Kata Kunci: Tes mikrobiologi, air bersih, E. coli, Most Probable Number (MPN)Abstract. Water is an essential material for human life and can not be replaced with another material. Water is also one of the facilities to medium for the spread of various diseases. This study aims to test the well water well water against Escherichia coli contamination based sources of pollution. The sample in this study 30 samples taken by purposive sampling. The method used is the examination of water MPN (Most Probable Number) series 15 tubes  consists of three stages, namely prediction test, konvirmative test and complete test. Data were analyzed descriptively in the form of tables. Results of data analysis found that the MPN numbers are very varied from the highest MPN numbers 1600 E. coli/100 ml water is found is found in the sample number 5, while the lowest MPN coli/100 ml water on the sample number 10 and 26. Based on the results of data analysis can be concluded that the contamination of water wells with E. coli associated with the sources of pollution such as septic tanks, the distance of wells with sewage, garbage, cattle sheds and floor wells that do not meet the requirements of good wells. Kata Kunci: Microbiology test, well water. E. coli, Most Probable Number (MPN).
ANALISIS POTENSI ANTIBAKTERI TEH ROSELA TERHADAP PAPARAN Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) PADA MENCIT (Mus musculus) Ervina Dewi; Khairil Khairil; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 13, No 2 (2013): Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa L) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa rosela memiliki aktivitas antibakteri secara in vitro. Penelitian ini bertujuan mengamati kemampuan teh rosela dalam menghambat pertumbuhan  Escherichia coli dari feses mencit yang dipaparkan Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC). Penelitian ini dilaksanakan di Vivarium dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala pada  bulan Maret sampai Juni 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas  pemberian akuades, EPEC dan akuades, EPEC dan antibiotik nifuroxazide, EPEC dan teh rosela 250 ml/kg bb, EPEC dan teh rosela 500 ml/kg bb, dan EPEC dan  teh rosela dosis 750 ml/kg bb. Parameter yang diamati adalah jumlah koloni bakteri E. coli dari feses mencit yang dipaparkan EPEC. Data yang diperoleh dianalis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menujukkan teh rosela berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan E. coli dari feses.  Abstract. Rosela (Hibiscus sabdariffa L) is one of kind plants that use as herbal medicine. Research  showed the rosela has potentl antibacterial activity in vitro. This research aimed to determine the ability of rosela tea to inhibit the growth of Escherichia coli on mice fecal after EPEC exposure. The research was conducted from March to June 2013 at Vivarium and Microbiology laboratory of FMPA Syiah Kuala University. A completely randomized design was used 6 treatments and 4 repetition of each treatment. The treatments were aquadest, EPEC and aquadest, EPEC and nifuroxazide antibiotic, EPEC and 250 ml/kg bw rosela tea, 500 ml/kg bw rosela tea, and 750 ml/kg bw rosela tea. The parameter were the number of E. coli from mice fecal after the exposure of EPEC. A variance analysis followed by Duncan Multiple Range Test was tested to the data mice fecal colony of E. coli due to EPEC intervention.The result showed that rosela tea  significantly  inhibi tthe   growth of E. coli.
PERBANDINGAN METODE TABUNG GANDA DAN MEMBRAN FILTER TERHADAP KANDUNGAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG Zuriani Rizki; Mudatsir Mudatsir; Samingan Samingan
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 13, No 1 (2013): Volume 13 Nomor 1 April 2013
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v13i1.3428

Abstract

Abstrak. Metode tabung ganda dan metode membran filter merupakan metode yang digunakan untuk pemeriksaan kandungan Escherichia coli yang terdapat di dalam air minum. Kualitas air minum dalam permenkes 492/Menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum mencantumkan kandungan E. coli di dalam 100 ml sampel adalah nol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan E. coli pada air minum isi ulang yang dianalisis dengan metode tabung ganda dan membran filter. Metode yang digunakan yaitu metode observasi dengan desain deskriptif analitik, dilakukan terhadap 28 sampel depot air minum isi ulang di wilayah pusat kota dan sub pusat kota . Data dianalisis dengan uji t dan anova menggunakan SPSS versi 16. Hasil uji t terhadap kandungan E. coli menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara metode membran filter dan tabung ganda. Hasil uji anova terhadap kandungan E. coli  menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara wilayah pusat kota dan sub pusat kota baik terhadap wilayah yang telah dipantau maupun yang belum dipantau. Hasil rata-rata kandungan E. coli yang ditemukan dengan metode membran filter yaitu 4,46 CFU/100 ml sampel dan hasil rata-rata kandungan E. coli  yang ditemukan dengan metode tabung ganda yaitu 2,64 MPN E. coli/100 ml sampel sehingga metode membran filter merupakan metode yang lebih sensitif dalam mengukur kandungan E. coli  pada air minum isi ulang. Abstract. Most probable number and the membrane filter are the method that can be used for analyze of  Escherichia coli contained in refill drinking water. Base on Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 about the Regulations of Drinking Water Quality, content of E. coli in a 100 ml sample is zero. The research aimed to know the differences in the content of E. coli in refill drinking water which were analized by Most probable number  method and Membrane filter method. The research used observation method with descriptive analytic design, carried out on 28 samples of drinking water refill depot in city center and downtown area. Data were analyzed by t-test and anova using SPSS version 16. The Results showed that a significant difference between the membrane filter method and most probable number method. Anova test showed no significant difference between the downtown area and the city center either to the region has been monitored or not monitored. The average of E. coli content observed using membrane filter method was 4,46 CFU/100 ml sample and using most probable number method was 2,64 MPN E. coli/100 ml sample. Therefore the membrane filter method was more sensitive than most probable number method for analize the content of E. coli content in refill drinking water.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA WABAH PENYAKIT MALARIA DI KABUPATEN ACEH BESAR Saidy Fahrul Radhi; Imran Imran; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 15, No 3 (2015): Volume 15 Nomor 3 Desember 2015
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Malaria merupakan salah satu dari penyakit menular yang masih merupakan masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia keadaan penyakit malaria di dunia tidak bertambah baik masih lebih dari 200 juta manusia di dunia yang terancam malaria sekarang ini. Di Provinsi Aceh jumlah orang yang terkena penyakit malaria masih tergolong tinggi, meskipun dari tahun ketahun jumlahnya cenderung menurun. Tahun 2011 serangan malaria tercatat sebanyak 2.757 orang, tahun 2012 sebanyak 2.363 orang, sampai Desember 2013 menurun menjadi 1.533 orang Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap perawat dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana wabah penyakit malaria di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh perawat yang bertugas di Kabupaten Aceh Besar berjumlah 249 orang. Pemilihan perawat sebagai sampel dalam penelitian ini karena perawat adalah tenaga kesehatan yang mempunyai peran besar dalam mengantisipasi wabah penyakit malaria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 48,2% perawat berumur 30-40 tahun, dan berjenis kelamin perempuan (53,4%), 46,2% berpendidikan Diploma III keperawatan. penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan perawat menghadapi wabah malaria dan terdapat hubungan sikap dengan kesiapsiagaan perawat menghadapi wabah malaria di Kabupaten Aceh Besar.Kata kunci: Tingkat pengetahuan, sikap, kesiapsiagaan perawat, wabah malaria Abstract. Level of knowledge, attitude, nurse’s preparedness, malaria epidemic Malaria remains a public health problem in Indonesia, each year there are about 15 millions of clinical malaria patients resulting 30,000 people died. The data from the Survey of Malaria Metric indicated that Aceh Besar regency included to the category of endemic malaria with the number of clinical cases were 1,449 cases, 724 positive cases with the classification of plasmodium falcifarum was 441 cases, plasmodium vivax was 276 cases. It is a quantitative analytical research using cross sectional approach. Samples were all nurses who worked in Aceh Besar regency with the total 249 people. The data were collected using a close questionnaire and processed using chi square test. The results showed that 48.2% of nurses were 30-40 years old, and female (53.4%), 46.2% have Diploma III of Nursery, then 56.6% of nurses had sufficient knowledge about malaria, 60.6% of nurses gave good attitude toward the prevention of malaria and 54.2% were ready to face malaria plague, from 151 nurses with the good attitude were 68.9% ready to face malaria plague, from 98 nurses who had less attitude there were 68.4% who stated less prepared to face malaria plague, from 101 knowledgeable nurses there were 78.2% ready to face malaria plague, from 141 nurses who have sufficient knowledge there were 65.2% who stated less prepared, and all less knowledgeable nurses were ready to face malaria plague in Aceh Besar regency. There is a relationship between knowledge and attitude with the preparedness of nurses to face malaria plague in Aceh Besar regency.Keywords: Level of knowledge, attitude, preparedness of nurses, malaria
PERKEMBANGAN TERKINI PENELITIAN KUSTA SECARA BIOLOGI MOLEKULER Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 13, No 2 (2013): Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penyakit kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh  Mycobacterium leprae (M. leprae). Basil ini pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas atas, dan organ-organ lainnya. Penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan terutama di Negara-negara berkembang. Polymerase Chain Reaction (PCR) mempunyai tingkat spesifitas dan sensitifitas yang tinggi serta dalam waktu yang cepat dapat mendeteksi M. leprae dari penderita kusta yang menunjukkan gejala klinis maupun penderita sub klinis. Amplifikasi gen M. leprae dapat dilakukan pada berbagai daerah gen yang berbeda dari M. leprae dan PCR dapat digunakan untuk medeteksi gen yang mengkode berbagai macam protein M. leprae. Variasi teknik PCR dilaporkan terus berkembang mulai dari PCR secara konvensional menggunakan single maupun nested primer bahkan Real Time PCR untuk mendeteksi M. leprae. Molecular typing untuk sekuensing M. leprae yang sangat populer adalah metode Variable Number of Tandem Repeats Metode ini dapat mengetahui strain spesifik dari  M. leprae.  akan diketahui dan sangat penting  khususnya untuk mempelajari epidemiologi kusta. Berdasarkan hasil pemetaan genom M. leprae yang telah selesai dilakukan regio dengan koordinat 2.785.435 bp dimana terjadi pengulangan TCC sekuen nukleotida. Regio TTC ini banyak diteliti untuk kuman M. leprae. Belakangan ini juga mulai dikembangkan lokus-lokus lain dari genom M. leprae, namun masih dalam tahap penelitian awal. Abstract. Leprosy or Morbus Hansen is chronic disease resulting from an infection of Mycobacterium leprae (M. leprae ) that firstly infect peripheral nerves and then it can infect skin, oral mucosa and upper respiratory tract and other organs. To date the leprosy disease constitutes major problem, particularly in the developing countries. Polymerase Chain Reaction (PCR) has a hight specificity and sensitivity, and can to detect M. leprae in leprosy patients who showed clinical symptoms and patient sub-clinical. Gene amplification M. leprae can be done in various regions of different genes of M. leprae and PCR can be used to detect the genes that encode a variety of proteins of M. leprae. Variety of PCR techniques continue to evolve from conventional PCR using primers  single primer or nested primer and even Real Time PCR to detect M. leprae. Variable Number of Tandem Repeats is a very popular methot of molecular typing for sequencing the M. leprae and for studying the epidemiology of leprosy. Based on the mapping of the genome of M. leprae leprae has been completed with the coordinates 2.785.435 bp where there is repetition TCC nucleotide sequence. TTC region is widely studied for the M. leprae. Recently, it also started to develop other loci of the genome of M. leprae, but still in the early research stage.