Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER DALAM PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Atit Tajmiati; Emi Nurjasmi; Zaitun Zaitun
Media Informasi Vol 15, No 2 (2019): MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.418 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v15i2.398

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dari masalah pemberian asuhan kebidanan yang belum optimal dalam bermitra dengan perempuan untuk mengedukasi dan memberdayakan wanita sebagai upaya promotif dan preventif sehingga ibu memiliki kesadaran untuk berperan aktif menjaga kesehatannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan produk berupa  panduan praktik asuhan kebidanan komplementer dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Prof Dr.Sugiyono, Subjek penelitian adalah Bidan Praktik mandiri yang sudah memiliki pengalaman latihan asuhan komplementer yang berdomisili di Kota Tasikmalaya dan jakarta Timur sebanyak 30 orang. Pada tahap potensi dan masalah ditemukan hasil asuhan yang belum optimal klien hanya pasrah bagaimana perintah Bidan, kurang terlihat adanya kerjasama dengan klien, hasil analisis uji coba  pemakaian menunjukan bahwa panduan praktik asuhan kebidanan komplementer yang dikembangkan dinyatakan valid. Hasil validasi akhir menyatakan bahwa panduan praktik  memiliki tingkat kevalidan dengan presentase rata-rata 85,05% dengan kriteria sangat layak. Pada uji coba dilapangan menunjukan cukup efektif, hal tersebut dibuktikan hasil akhir lembar observasi klien sudah menunjukan sifat kooperatif dan mau bekerjasama dalam pelaksanaan asuhannya, dengan normal gain nilai akhir 0,71. Presentase nilai rata-rata kognitif klien 83,66, nilai afektif 3,77 dengan kriteri sangat baik dari skor minimal 4 dan psikomotor 3,84 dengan kriteria A dari skor minimal 4. Kata Kunci :Kebidanan, Asuhan Kebidanan Komplementer, Panduan praktik
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Deteksi dan Pencegahan Dini Penyakit Talasemia pada Anak di Kota Cirebon Ayu Yuliani S; Zaitun Zaitun; Suhartini Suhartini
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6427

Abstract

Penyakit Talasemia kini menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat Indonesia disebabkan dengan peningkatan jumlah penderitanya yang terus bertambah akibat kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang penyakit generatif ini. Penyakit ini diturunkan ke anak dari orang tua. Mereka yang menderita penyakit ini produktivitasnya menjadi menurun dan terus menerus menjalani transfusi darah yang menghabiskan banyak biaya. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dikemas dalam bentuk sosialisasi tentang penyakit Talasemia terhadap masyarakat khususnya kader kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian serta partisipasi kader kesehatan dalam mencegah penyakit Talasemia serta meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan deteksi dini talasemia di masyarakat. Metode PKM yang dilaksanakan berupa kegiatan pelatihan bagi kader kesehatan berjumlah 30 orang kader, deteksi dini pada anak-anak di tempat wilayah kerja masing-masing kader kesehatan dan laporan temuan anak yang terduga talasemia ke Puskesmas Kesambi Kota Cirebon. Sosialisasi talasemia dibantu dengan memberikan informasi ke warta media dengan mengundang wartawan saat pelaksanaan kegiatan dan dimasukkan ke berita liputan 6 Ciayumajakuning. Talasemia merupakan salah satu penyakit kelainan dan penyakit keturunan akibat dari ketikseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin. Penyakit talasemia dibedakan menjadi dua yaitu talasemia mayor dan talasemia minor. Untuk kelangsungan hidup penderita harus menjalankan transfusi darah secara rutin, dua minggu atau sebulan sekali dan penyuntikan desferal untuk mengeluarkan penumpukan zat besi yang ada dalam tubuh penderita akibat transfusi darah
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Deteksi dan Pencegahan Dini Penyakit Talasemia pada Anak di Kota Cirebon Ayu Yuliani S; Zaitun Zaitun; Suhartini Suhartini
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6427

Abstract

Penyakit Talasemia kini menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat Indonesia disebabkan dengan peningkatan jumlah penderitanya yang terus bertambah akibat kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang penyakit generatif ini. Penyakit ini diturunkan ke anak dari orang tua. Mereka yang menderita penyakit ini produktivitasnya menjadi menurun dan terus menerus menjalani transfusi darah yang menghabiskan banyak biaya. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dikemas dalam bentuk sosialisasi tentang penyakit Talasemia terhadap masyarakat khususnya kader kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian serta partisipasi kader kesehatan dalam mencegah penyakit Talasemia serta meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan deteksi dini talasemia di masyarakat. Metode PKM yang dilaksanakan berupa kegiatan pelatihan bagi kader kesehatan berjumlah 30 orang kader, deteksi dini pada anak-anak di tempat wilayah kerja masing-masing kader kesehatan dan laporan temuan anak yang terduga talasemia ke Puskesmas Kesambi Kota Cirebon. Sosialisasi talasemia dibantu dengan memberikan informasi ke warta media dengan mengundang wartawan saat pelaksanaan kegiatan dan dimasukkan ke berita liputan 6 Ciayumajakuning. Talasemia merupakan salah satu penyakit kelainan dan penyakit keturunan akibat dari ketikseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin. Penyakit talasemia dibedakan menjadi dua yaitu talasemia mayor dan talasemia minor. Untuk kelangsungan hidup penderita harus menjalankan transfusi darah secara rutin, dua minggu atau sebulan sekali dan penyuntikan desferal untuk mengeluarkan penumpukan zat besi yang ada dalam tubuh penderita akibat transfusi darah