Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Zona Wisata Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo Jos Oktarina Pratiwi; Rimadewi Suprihardjo
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.79 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3921

Abstract

Kabupaten Probolinggo memiliki keindahan wisata alam salah satunya berupa wisata air terjun. Wisata Alam Air Terjun Madakaripura termasuk dalam kawasan hutan lindung dan rawan bencana longsor sehingga pengembangannya membutuhkan pembagian zona wisata yang sesuai dengan karakteristik fisik kawasan wisata alam. Penelitian ini bertujuan menentukan zona wisata kawasan wisata alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo. Metode analisa yang digunakan dalam tahapannya adalah analisa Theoritical Deskriptif Kualitatif, teknik analisa Delphi dan analisa teknik Overlay. Hasil penelitian ini berupa zona wisata pada kawasan wisata alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo dengan melihat pada kondisi eksisting serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan wisata.
THE FACTORS DETERMINING THE SPATIAL VALUE OF AMPEL AREA Rimadewi Suprihardjo
Jurnal Penataan Ruang Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Penataan Ruang 2008
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i1.2233

Abstract

The existence of Ampel has been reinforced by the discovery of the spatial value of the area. The power religious values has made. Ampel area a center of religion propagation which is influential locally, regionally nationally, and even internationally. Its historical value will play an important role in changing Ampel area into an active cultural reserve (not a passive and static one). The socio-cultural value developing within the Ampel society can be a model for other societies in Surabaya to build and hamess the strength of togetherness, whereas its economic spatial value may strengthen the role of trade locally regionally, and nationally. The spatial value of Ampel area as a whole mirrors the development of the entire society. The existence and development of Ampel are inherent in the development of Surabaya from time to time, both physically and economically. By finding the determining factors of the concept of spatial value, the method can then be structurally used to view the spatial value of other areas.
PENGUKURAN KEBERLANJUTAN KOTA SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NERACA AIR YANG DIADAPTASI Karina Pradinie Tucuan; Rimadewi Suprihardjo
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 2 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i2.2337

Abstract

Pengukuran terhadap keberanjutan suatu kota menjadi isu yang terpenting sebab keberlanjutan suatu kota berpengaruh pada manusia yang ada di dalamnya. Pengukuran dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, pendekatan air bersih merupakan yang dirasa penting dalam penelitian ini adalah air bersih karena sumberdaya yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup.Namun, model neraca air yang akan digunakan mengukur keberlanjutan temyata tidak dapat mengukur aktivitas manusia dan kota dalam menjaga mengukur sehingga modei tersebui kemudian diadaptasi agar dapat atau keberlanjutan kota dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berlanjut tidaknya Kota Surabaya. Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi dapat diketahui maka hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam mengambil kebijakan untuk menjaga keberlanjutan kota Surabaya.Proses yang digunakan dalam mengadaptasi model adalah dengan menggunakan regresi dan aplikasi ekonometrik, sehingga model yang semula berbentuk (Qs<Qa atau Qs>Qa) menjadi (ao – a1Qk + e = Qa atau alo- a1Qk+ e> Qa) dimana Qk (menggunakan indikator BOD sungai) diukur dengan menggunakan aktivitas aktivitas kota yang mempengaruhinya seperti peran pemerintah dan masyarakatHasil pengukuran dengan model yang telah diadaptasi adalah Surabaya dinyatakan tidak berkelanjutan dikarenakan jumlah kebutuhan lebih besar danpada jumlah pemenuhan atau apabila dinotasikan dengan angka sebesar mengalami defisitsebesar 144l/det Kurang sinergisnya aspek fungsional dan aspek spasial kemudiandiketahui menjadi penyebab Surabaya tidak berkelanjutan dengan indikator mpemenuhan air bersih atau dengan kata lain usaha kota Surabaya dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dinyatakan semu (Quasi).Rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sinergisitas hal-hal yang bersifat fungsional dan hal-hal yang bersifat spasial antar wilayah, paradigm teknis kemasyarakatan dan juga rencana tata ruang yang memperhatikan kompleksitas wilayah (sinergisme spasial lokal)