Pencemaran plastik di badan air telah menjadi fokus permasalahan lingkungan global. Plastik yang berukuran lebih besar dapat terdegradasi menjadi mikroplastik (MP). Keberadaan MP di perairan dapat mengganggu kehidupan ekosistem dan kehidupan biota air. Salah satu plastik yang paling banyak ditemukan di perairan adalah LDPE. Plastik LDPE merupakan poliolefin yang paling rentan terhadap degradasi. Kerentanan LDPE tersebut mengakibatkan lebih cepatnya proses fragmentasi sehingga terbentuk MP dalam jumlah yang lebih banyak. Plastik di badan air dapat mengalami degradasi melalui fotodegradasi dan degradasi fisik-mekanik. Mekanisme fotodegradasi mampu menginisiasi terjadinya fragmentasi plastik. Fragmentasi plastik di perairan dapat didukung dengan adanya degradasi mekanik akibat kecepatan aliran air. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji mekanisme fragmentasi LDPE akibat radiasi sinar UV dan kecepatan aliran air. Artikel ini disusun dengan mengumpulkan berbagai sumber pustaka mengenai fragmentasi plastik akibat radiasi UV dan kecepatan aliran air. Sumber pustaka yang digunakan berupa text book, jurnal ilmiah, tugas akhir, tesis, dan disertasi. Fotodegradasi LDPE pada kondisi lingkungan yang berbeda dalam kurun waktu kurang lebih 90 hari dapat mengakibatkan terjadinya fragmentasi. Fragmentasi dapat diamati dari perubahan mekanik, fisik, dan kimia. Fotodegradasi dapat menurunkan nilai kekuatan tensil dan meningkatkan nilai modulus Young pada LDPE sehingga mengakibatkan munculnya retakan pada permukaan. Fotodegradasi lebih lanjut dapat merusak ikatan kimia dalam plastik. Perubahan tersebut menunjukkan adanya penurunan kualitas LDPE. Kombinasi radiasi UV dan kecepatan aliran air mengakibatkan fragmentasi yang lebih besar pada LDPE. Kecepatan aliran air pada kondisi turbulen menghasilkan jumlah fragmen yang lebih tinggi dibandingkan pada kondisi stagnan. Keberadaan pasir di dalam air juga mempercepat proses fragmentasi akibat adanya gesekan langsung dengan LDPE.