Kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Gambir memiliki daya tarik wisata berupa lahan kebun teh dan keindahan alam sekitar, objek wisata pendukung seperti spot foto, jogging track, tea walk, lapangan tenis, dan kolam renang, didukung fasilitas seperti pujasera dan villa, dan dapat menarik wisatawan lokal. Namun, kawasan agrowisata memiliki permasalahan meliputi pengelolaan potensi wisata belum dikemas secara optimal, kurang didukung sarana prasarana wisata seperti moda transportasi umum menuju lokasi wisata, aksesibilitas kurang memadai seperti kondisi jalan makadam, minimnya program pemberdayaan masyarakat, minimnya keberadaan pusat infomasi wisata, minimnya investasi di sektor pariwisata, lemahnya daya saing produk usaha wisata, rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap potensi pariwisata, kurangnya informasi potensi wisata kepada wisatawan nusantara dan mancanegara, keterbatasan profesionalisme SDM di bidang pariwisata, dan keterbatasan pendidikan kepariwisataan terhadap sumber daya manusia. Sehubungan dengan potensi dan permasalahan di atas, maka disusun penelitian ini yang bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Gambir di Kabupaten Jember sebagai input dalam penyusunan arahan pengembangan Kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Gambir di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode analisis delphi untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Gambir. Selanjutnya untuk mengetahui kondisi eksisting, potensi, dan masalah faktor-faktor pengembangan tersebut digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Gambir adalah hamparan kebun/ lahan perkebunan, keindahan alam, budaya petani, produk agrowisata, kesediaan objek wisata lain, sarana umum, penginapan, tempat makan, sistem pengairan, jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran/ air, jalan raya, sistem keamanan, jaringan air bersih, transportasi umum, sistem keamanan penumpang, sistem informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta objek wisata, aksesibilitas, keramahan masyarakat, keramahan petani, kesiapan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, modal, kesesuaian pola ruang, kerjasama, dan konsep tapak dan zonasi.