Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI SEBARAN DAN KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA PEKANBARU Astaman, Syifa Nashella Rahmah; Idajati, Hertiari; Firmansyah, Fendy
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.614 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.6601

Abstract

Ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru belum memenuhi ketentuan penyediaan 30%, terutama ruang terbuka hijau publik. Penyediaan ruang terbuka hijau tersebut juga belum menyeluruh dan tidak merata. Sehingga, ruang terbuka hijau publik di Kota Pekanbaru, khususnya ruang terbuka hijau publik, belum memadai dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Padahal untuk dapat menjalankan fungsinya, suatu ruang terbuka hijau harus memenuhi ambang batasnya. Apabila ambang batas terpenuhi, maka efek pendinginan akan sesuai dengan target. Sehingga, harus dilakukan identifikasi sebaran dan karakteristik ruang terbuka hijau publik untuk mengidentifikasi masing-masing potensi dan masalahnya. Metode penelitian ini adalah dengan deskriptif. Hasil yang didapatkan adalah teridentifikasinya 48 ruang terbuka hijau publik yang terdiri dari taman, tempat pemakaman umum, lapangan, jalur hijau, dan hutan kota
Prediksi Potensi Deviasi Pola Ruang Permukiman Berbasis Cellular Automata (Studi Kasus: Kawasan Ekonomi Khusus Mekarputih, Kabupaten Kotabaru) Khairun Nisa Abdillah; Nursakti Adhi Pratomoatmojo; Fendy Firmansyah; Surya Hadi Kusuma
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.70325

Abstract

Kawasan mekaputih sebagai Kawasan Ekonomi Khusus memiliki rencana tata ruang yaitu RDTR kawasan mekaputih 2020-2040 yang berfokus pada industri. Dalam hal pelaksanaan, rencana tata ruang secara umum masih banyak terjadi penyimpangan di lapangan sehingga tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun. Didukung dengan RDTR kawasan mekaputih serta peluang besar dari minat investor dalam berinvestasi, akan menyebabkan urbanisasi yang menambah kebutuhan tempat tinggal khususnya untuk kebutuhan industri di kawasan mekarputih. Untuk mengantisipasi dampak negatif yang tidak terkontrol, maka kawasan mekaputih memerlukan sebuah prediksi perkembangan penggunaan lahan permukiman guna memberikan gambaran perkembangan penggunaan lahan permukiman, serta mengetahui potensi deviasi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model spasial prediksi potensi deviasi pola ruang permukiman Kawasan Ekonomi Khusus mekaputih, Kabupaten Kotabaru hingga tahun 2040 dengan menggunakan metode analisis cellular automata yang digunakan untuk melakukan prediksi perkembangan permukiman hingga tahun 2040, analisis delphi dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam menentukan faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman di kawasan mekaputih beserta bobotnya. Hasil penelitian ini adalah model perkembangan permukiman di kawasan mekaputih tahun 2020-2040 dengan akurasi sebesar 95,52 % dan melihat potensi deviasi yang terjadi di masa mendatang. Perkembangan permukiman di kawasan mekaputih disebabkan oleh faktor fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa, jalan utama, jalan lingkungan, kawasan pabrik/industri, permukiman eksisting, serta peruntukkan ruang permukiman. Potensi deviasi yang terjadi apabila hasil prediksi dibandingkan dengan rencana pola ruang kawasan mekaputih yaitu permukiman yang mengkonversi penggunaan lahan lain seperti fasilitas umum, hutan, industri, pertanian, sempadan pantai, transportasi, dan RTH seluas 337,99 Ha, rencana pola ruang permukiman yang tidak berkembang menjadi permukiman seluas 229,018 Ha, perkembangan permukiman yang sesuai dengan RDTR seluas 487,87 Ha. Kebutuhan permukiman berdasarkan prediksi hingga tahun 2040 seluas 828,09 Ha, sedangkan di rencana pola ruang kawasan mekaputih hanya merencanakan permukiman seluas 580,36 Ha, sehingga berpotensi terjadi perubahan penggunan lahan yang tidak terkontrol.
Selecting The Best Route for Aerial Ladder Truck to Speed Up Response Time in High-Rise Buildings Located in Unprotected and High Fire Risk Areas I Dewa Made Frendika Septanaya; Putu Gde Ariastita; Fendy Firmansyah; Faradhyba Rizky Ramadhana
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i2.9916

Abstract

Fire outbreaks on high-rise buildings require specific techniques and equipment; one of such equipment is aerial ladder trucks. Firefighters in aerial ladder trucks must ideally arrive at the location of the fire within the ideal response time constraint in the context of fire emergency management to minimize collateral damage, be it of human lives or properties. This study aims to discover the best route traversable by aerial ladder trucks to achieve the ideal response time should a fire occur in high-rise buildings, particularly stated buildings located within unprotected and high fire risk areas in Sidoarjo Regency. The best routes were selected through a simulation using the closest facility in GIS Network Analyst based on proximal distance and travel time. The study results show that the aerial ladder trucks can traverse the recommended routes to the high-rise buildings within the ideal response time. However, the majority of these results only occur during off-peak hours. Hence, the addition of new fire stations, whose locations are within 5 km of the high-rise buildings, and the improvement or addition of street networks as an alternative to increase the fulfillment of the ideal response time of aerial ladder trucks, especially during peak hours, are recommended.
Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur Fendy Firmansyah; Mochamad Yusuf; Tri Okta Argarini
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 1 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i1.8726

Abstract

Dinamika pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat berdampak pada berkurangnya keberadaan sawah di Provinsi Jawa Timur. Adanya alih fungsi lahan sawah akan menurunkan produksi bahan pangan yang dapat mengancam terwujudnya ketahanan pangan. Perlu adanya upaya pengendalian guna mencegah perubahan fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mencapai target ketahanan pangan. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi pengendalian alih fungsi lahan sawah di Provinsi Jawa Timur dengan mengkaji kondisi alih fungsi lahan 2019, serta faktor pendorong terjadinya perubahan fungsi lahan. Metode pengambilan data dilakukan dengan survei instansional, studi literatur, dan diklarifikasi melalui Forum Group Discussion dengan perwakilan Pokja KP2B dan Dinas Pertanian seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Data yang didapat kemudian diolah dengan analisis spasial (overlay) menggunakan Software ArcGIS, analisis faktor (CFA) menggunakan SPSS, dan analisis deskriptif untuk merumuskan strategi. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa luasan lahan sawah di Jawa Timur pada 2019 telah mengalami konversi/alih fungsi seluas 9817.54 Ha dari Peta Baku Sawah yang ditetapkan melalui SK Menteri ATR/BPN-RI No.399/Kep-23.3/X/2018 tanggal 8 Oktober 2018. Konversi lahan sawah terbesar diakibatkan oleh banyaknya lahan sawah yang masuk kawasan hutan produksi, pengembangan lahan permukiman dan kawasan industri. Konversi tersebut disebabkan oleh beberapa variabel yaitu biaya input, biaya irigasi, biaya produksi, aksesibilitas wilayah, harga sewa, nilai produksi, harga jual dan harga lahan, jumlah petani, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian secara umum meliputi pemberian bantuan dan insentif bagi petani, peningkatan kapasitas SDM di sektor pertanian, dan penguatan kebijakan di sektor pertanian.
Identifikasi Sebaran dan Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Pekanbaru Syifa Nashella Rahmah Astaman; Hertiari Idajati; Fendy Firmansyah
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.7162

Abstract

Ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru belum memenuhi ketentuan penyediaan 30%, terutama ruang terbuka hijau publik. Penyediaan ruang terbuka hijau tersebut juga belum menyeluruh dan tidak merata. Sehingga, ruang terbuka hijau publik di Kota Pekanbaru, khususnya ruang terbuka hijau publik, belum memadai dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Padahal untuk dapat menjalankan fungsinya, suatu ruang terbuka hijau harus memenuhi ambang batasnya. Apabila ambang batas terpenuhi, maka efek pendinginan akan sesuai dengan target. Sehingga, harus dilakukan identifikasi sebaran dan karakteristik ruang terbuka hijau publik untuk mengidentifikasi masing-masing potensi dan masalahnya. Metode penelitian ini adalah dengan deskriptif. Hasil yang didapatkan adalah teridentifikasinya 48 ruang terbuka hijau publik yang terdiri dari taman, tempat pemakaman umum, lapangan, jalur hijau, dan hutan kota.
Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun berbasis Trend dengan Skenario Perlindungan LP2B di Kecamatan Kota Sumenep Billie Aldero Surya Saputra; Nursakti Adhi Pratomoatmojo; Anoraga Jatayu; Fendy Firmansyah; Surya Hadi Kusuma
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.100062

Abstract

Adanya dinamika yang terjadi pada masyarakat meliputi pertumbuhan penduduk, dan pola pengembangan wilayah terus bertambah, sehingga setiap tahunnya menyebabkan perkembangan lahan terbangun yang tidak dapat dihindari. Lahan pertanian produktif di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, makin menyempit. Hal ini, disebabkan oleh tergerusnya lahan pertanian dengan banyaknya perkembangan lahan permukiman. Dengan adanya Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2018 Kabupaten Sumenep, tampaknya kondisi LP2B masih diabaikan oleh sejumlah pihak, beberapa dinas masih mengizinkan pengembang untuk membangun perumahan di lahan pertanian yang tergolong LP2B meski PERDA terkait LP2B sudah diresmikan. Tujuan dari penelitian ini untuk memodelkan perkembangan lahan terbangun di Kecamatan Kota Sumenep tahun 2041. Analisis menggunakan pemodelan spasial sangat diperlukan untuk mem-prediksi perkembangan lahan terbangun dengan pendekatan LP2B, sehingga dapat meminimalisir dampak perkembangan lahan terbangun yang akan mengkonversi lahan pertanian pada masa yang akan datang, sebagai gambaran dan masukan kepada pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan. LanduseSim merupakan salah satu perangkat lunak yang memiliki basis pendekatan Cellular Automata yang fungsinya dapat memodelkan perubahan lahan. Dari hasil validasi model didapatkan tingkat akurasi sebesar 89.22 %, dengan kata lain pemodelan yang dilakukan memiliki tingkat akurasi tinggi atau baik. Hasil pemodelan perkembangan lahan menunjukkan Desa Parsanga, Paberasan, dan Kacongan merupakan daerah potensial untuk berkembang. Perkembangan lahan terbangun di Kecamatan Kota Sumenep akan terus bertambah berjalan lurus dengan peningkatan jumlah penduduk. Sehingga eksistensi dari LP2B tetap harus ada, guna menekan tingginya angka konversi terhadap lahan pertanian. Oleh karena itu untuk lokasi LP2B pengganti kedepannya dapat dirumuskan pada desa dengan tingkat potensi berkembang rendah.
Pengolahan Data Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Kebutuhan Penyusunan Profil di Kecamatan Sukolilo Ummi Fadlilah Kurniawati; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni; Siti Nurlaela; Hertiari Idajati; Fendy Firmansyah; Nursakti Adhi Pratomoadmojo; Riswan Sianturi Septriadi
Sewagati Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.244 KB)

Abstract

Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan sistem geospasial yang berperan penting dalam perencanaan pembangunan. SIG sebagai sistem yang mampu mengakomodasi data spasial dengan data atribut menjadi sebuah tampilan yang mampu memberikan analisis keruangan, dapat digunakan untuk memberikan informasi dalam perencanaan. Namun pemanfaatan SIG belum optimal, terutama pemanfaatan pada tingkat kecamatan karena data yang tersedia memiliki format yang kurang mendukung. Basis data di kecataman pada umumnya masih berupa data statistik, tidak bereferensi geografis, belum tersistem, dan belum terintegrasi. Salah satu kecamatan yang belum mempunyai data berbasis SIG adalah Kecamatan Sukolilo yang berlokasi di area sekitar Kampus ITS Surabaya. Kecamatan Sukolilo, di mana banyak perguruan tinggi berada, mempunyai data yang cukup dinamik karena terdapat banyak mahasiswa dari perguruan tinggi yang tinggal di sana. Oleh karena itu, diperlukan konsep pengolahan data berbasis SIG untuk Kecamatan Sukolilo. Pada penelitian ini, pengolahan data berbasis SIG dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu studi literatur, pengumpulan data, pengolahan data, pembuatan peta dan penarikan kesimpulan. Melalui pengolahan data ini diharapkan dapat membantu mempermudah pemerintah untuk mengetahui gambaran kondisi Kecamatan Sukolilo dan mendukung proses perencanaan pembangunan.