Aftria Rizvica Ramadan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan Prevalensi Parasit Pada Insang dan Usus Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo Aftria Rizvica Ramadan; Nurlita Abdulgani; Ninis Trisyani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.582 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1160

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang terdapat pada insang dan usus ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk serta mengetahui prevalensi dari parasit tersebut. Jumlah ikan yang tertangkap di Sungai Aloo yaitu 27 ekor sedangkan di Tambak Kedung Peluk yaitu 40 ekor. Ikan yang diperoleh seluruhnya diukur panjang total dan berat badan kemudian hasil yang diperoleh digunakan untuk uji homogenitas. Nilai signifikansi yang diperoleh untuk Sungai Aloo adalah 0,301 dan Tambak Kedung Peluk adalah 0,937, ini menunjukkan sampel yang diperoleh adalah sama (homogen) karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Organ yang diperiksa yaitu insang dan usus. Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan metode natif. Pada insang ikan mujair yang diperoleh di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk tidak ditemukan ektoparasit. Pada usus ikan mujair di Sungai Aloo ditemukan Ascaris sp. pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 85%, fase telur yang mengalami pembelahan dengan prevalensi sebesar 22,22%, fase larva dengan prevalensi sebesar 14,8% dan Trichuris trichiura dengan prevalensi sebesar 55,5%. Pada usus ikan mujair di  Tambak Kedung Peluk di temukan  Ascaris sp.  pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 45%, fase telur unfertil dengan prevalensi sebesar 90% dan fase telur yang  belum menetas dengan prevalensi sebesar 40%