Nurlita Abdulgani
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban Putri Ratna Mariskha; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.973 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.774

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi dari ikan kerapu macan (Epinephelus sexfasciatus) berupa penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) secara morfologi dan Gonado Somatic Index (GSI) yang tertangkap di perairan Glondonggede Tuban. Pengambilan sampel dengan jaring payang dilakukan pada bulan Oktober dan November tahun 2009. Pengamatan dilakukan secara langsung meliputi: panjang tubuh, berat tubuh, berat gonad, tingkat kematangan gonad, dan GSI. Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil pada bulan Oktober TKG untuk ikan jantan antara lain TKG I 34,8%, TKG II 47,8%, TKG III 13%, dan TKG IV 4,4%. Pada ikan betina TKG I 4%, TKG II 12%, TKG III 64%, dan TKG IV 20%. Pada bulan November untuk ikan jantan TKG I 61,5% dan TKG II 38,5%, sedangkan untuk ikan betina TKG I 7,1%, TKG II 28,6%, dan TKG IV 64,3%. Nilai GSI terendah pada ikan jantan sebesar 0,01% dengan TKG I sedangkan nilai GSI yang tertinggi sebesar 0,64% dengan TKG IV. Nilai GSI terendah pada ikan betina sebesar 0,27% dengan TKG I dan nilai yang tertinggi sebesar 10,84% dengan TKG IV. Semakin bertambah panjang dan berat tubuh maka tingkat kematangan gonad makin tinggi dan nilai GSI semakin bertambah.
Pengaruh Konsentrasi Larutan Madu Dalam Nacl Fisiologis Terhadap Viabilitas Dan Motilitas Spermatozoa Ikan Patin (Pangasius Pangasius) Selama Masa Penyimpanan Rahardhianto Arsetyo; Nurlita Abdulgani; Ninis Trisyani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.96 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.917

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsentrasi larutan madu dalam NaCl fisiologis terhadap kualitas sperma dalam penyimpanan yang meliputi motilitas spermatozoa dan viabilitas spermatozoa ikan patin dan berapakah dosis konsentrasi larutan madu dalam NaCl fisiologis terhadap proses penyimpanan sperma ikan patin (Pangasius pangasius). Penelitian ini disusun rancangan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perbedaan perlakuan dari pengencer madu dalam NaCl fisiologis antara lain DO (0%), D1 (0,2 %), D2 (0,4 %), D3 (0,6 %), D4 (0,8 %). Simpan perlakuan tersebut pada lemari es dengan suhu 4oc dan selanjutnya diamati setiap 6 jam sekali selama 48 jam. Data dianalisa dengan Anova dan dilanjutkan dengan Uji Jarang Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larutan NaCl fisiologis dan madu sebagai bahan pengencer dalam penyimpanan sperma ikan patin (Pangasius pangasius) berpengaruh terhadap pergerakan (motilitas) dan ketahanan hidup (viabilitas) spermatozoa ikan patin. Pada penelitian interaksi yang menghasilkan persentase motilitas tertinggi yaitu D3 dan D2 pada pengamatan T1 (6 jam). Dan persentase viabilitas spermatozoa ikan patin paling baik terdapat pada larutan pengencer D3 dan D4 pada pengamatan T1 (6 jam).
Identifikasi dan Intensitas Ektoparasit pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Stadia Kepiting Muda di Pertambakan Kepiting, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo M. Yusuf Irvansyah; Nurlita Abdulgani; Gunanti Mahasri
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.105 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1105

Abstract

Penelitian tentang jenis dan intensitas ektoparasit pada kepiting bakau (Scylla serrata) stadia kepiting muda di pertambakan kepiting, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2012 dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis ektoparasit dan penghitungan intensitas ektoparasit yang menyerang karapaks, kaki jalan, kaki renang dan insang Scylla serrata stadia kepiting muda di pertambakan kepiting, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Sampel Scylla serrata muda diambil di pertambakan kepiting, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo pada hari kesepuluh setelah tebar Scylla serrata muda. Sampel Scylla serrata muda yang diambil sebanyak 150 ekor. Hasil pengamatan diperoleh 4 spesies Protozoa yaitu Zoothamnium sp., Carchesium sp., Epistylis sp. dan Vorticella sp. serta 1 spesies Arthropoda yaitu Octolasmis sp. Intensitas serangan ektoparasit pada karapaks 12.066 %, kaki renang 11.534 %, kaki jalan 11.139 % dan insang 65.259 %. Intensitas total serangan Zoothamnium sp., Epistylis sp., Vorticella sp., Carchesium sp. dan Octolasmis sp. sebesar 72.654 %
Survival Rate Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa Salinitas Salim Arrokhman; Nurlita Abdulgani; Dewi Hidayati
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.63 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Survival Rate (SR) ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) yang dipelihara dengan salinitas berbeda dalam rangka diversifikasi spesies perikanan budidaya air payau. Penelitian ini dilakukan dengan memelihara ikan bawal bintang dalam akuarium berkapasitas 70 L menggunakan 4 perlakuan salinitas yaitu salinitas laut (32‰), 24‰, 14‰, dan 4‰ selama 28 hari. Parameter utama yang diamati adalah survival rate (SR) sedangkan parameter kualitas air yang diamati meliputi salinitas (‰), suhu (oC), oksigen terlarut/DO (mg/L), dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SR tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05) berdasarkan uji ANOVA one-way dengan taraf kepercayaan 95% dengan kisaran antara 97,1% hingga 100%. Kualitas air masih dalam kisaran aman yaitu suhu antara 28-30oC, DO antara 4 – 5 mg/L, dan pH antara 7,77 – 8,2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Survival rate ikan bawal bintang yang dipelihara pada salinitas yang berbeda selama 28 hari tidak menunjukkan adanya perbedaan sehingga dapat dikatakan bahwa ikan bawal bintang dapat beradaptasi dengan baik di salinitas yang lebih rendah daripada salinitas laut dan berpotensi untuk dibudidayakan pada skala pertambakan bersalinitas rendah dalam rangka diversifikasi spesies budidaya perikanan air payau
Perbandingan Prevalensi Parasit Pada Insang dan Usus Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo Aftria Rizvica Ramadan; Nurlita Abdulgani; Ninis Trisyani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.582 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1160

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang terdapat pada insang dan usus ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk serta mengetahui prevalensi dari parasit tersebut. Jumlah ikan yang tertangkap di Sungai Aloo yaitu 27 ekor sedangkan di Tambak Kedung Peluk yaitu 40 ekor. Ikan yang diperoleh seluruhnya diukur panjang total dan berat badan kemudian hasil yang diperoleh digunakan untuk uji homogenitas. Nilai signifikansi yang diperoleh untuk Sungai Aloo adalah 0,301 dan Tambak Kedung Peluk adalah 0,937, ini menunjukkan sampel yang diperoleh adalah sama (homogen) karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Organ yang diperiksa yaitu insang dan usus. Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan metode natif. Pada insang ikan mujair yang diperoleh di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk tidak ditemukan ektoparasit. Pada usus ikan mujair di Sungai Aloo ditemukan Ascaris sp. pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 85%, fase telur yang mengalami pembelahan dengan prevalensi sebesar 22,22%, fase larva dengan prevalensi sebesar 14,8% dan Trichuris trichiura dengan prevalensi sebesar 55,5%. Pada usus ikan mujair di  Tambak Kedung Peluk di temukan  Ascaris sp.  pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 45%, fase telur unfertil dengan prevalensi sebesar 90% dan fase telur yang  belum menetas dengan prevalensi sebesar 40%
Prevalensi dan Derajat Infeksi Anisakis sp. pada Saluran Pencernaan Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) di Tempat Pelelangan Ikan Brondong Lamongan Zainul Muttaqin; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.22 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i1.2745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan derajat infeksi Anisakis sp. yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) di tempat pelelangan ikan Brondong Lamongan berdasarkan panjang total ikan. Spesimen ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Organ usus dan lambung diletakkan ke dalam cawan petri yang berisi larutan fisiologis NaCl 0,9% dan diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ikan kakap merah telah terinfeksi larva 3 (L3) Anisakis sp.. Prevalensi dan derajat infeksi ikan kakap merah berukuran 25-37 cm lebih besar dibandingkan dengan ikan kakap merah yang berukuran 21-24 cm. Nilai prevalensi ikan berukuran 21-24 cm sebesar 66,67 % dengan nilai derajat infeksi sebesar 5,2 parasit/ikan sedangkan pada ikan berukuran 25-37 cm nilai prevalensinya sebesar 80 %. Dengan nilai derajat infeksi sebesar 18,25 parasit/ikan. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji T menunjukkan bahwa, jumlah Anisakis sp. pada saluran pencernaan ikan kakap merah berhubungan nyata dengan panjang tubuhnya (P<0,05).
Prevalensi dan Derajat Infeksi Anisakis sp. pada Saluran Pencernaan Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus sexfasciatus) di TPI Brondong Lamongan Syamsul Arifudin; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.54 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i1.2746

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi dan derajat infeksi Anisakis sp. pada saluran pencernaan ikan kerapu lumpur (Epinephelus sexfasciatus) di tempat pelelangan ikan brondong Lamongan. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor ikan dengan ukuran ≥22 cm. Organ yang diamati lambung dan usus, kemudian dilakukan perhitungan prevalensi dan derajat infeksi Anisakis sp. Hasil dari penelitian ini menunjukkan prevalensi Anisakis sp. pada saluran pencernaan (meliputi lambung dan usus) ikan kerapu lumpur (Epinephelus sexfasciatus) sebesar 100%. Sedangkan derajat infeksi Anisakis sp. sebesar 4 individu Anisakis sp. pada organ lambung dan 7 individu Anisakis sp. pada organ usus dalam satu individu ikan kerapu lumpur (Epinephelus sexfasciatus).
Konsentrasi dan Lama Pemaparan Senyawa Organik dan Inorganik pada Jaringan Insang Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) pada Kondisi Sub Lethal Rennika Rennika; Aunurohim Aunurohim; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.703 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.3931

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama pemaparan senyawa organik dan inorganik pada jaringan insang ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) di kondisi sub lethal. Penelitian ini meliputi uji pendahuluan penentuan konsentrasi PbCl2 dan Diazinon 600 EC serta uji toksisitas sub lethal. Hasil dari uji pendahuluan penentuan konsentrasi PbCl2 dan Diazinon 600 EC adalah LC50 dari Diazinon sebesar 2,491  mg/L dan LC50 dari PbCl2 sebesar 313,232 mg/L. Variasi konsentrasi yang digunakan kedua zat adalah 0%; 2,5%; 5%; dan 10% dari LC50. Sehingga variasi konsentrasi Diazinon yang digunakan toksisitas sub lethal adalah 0 mg/L, 0,0625 mg/L, 0,125 mg/L, dan 0,25 mg/L. Dan variasi konsentrasi PbCl2 yang digunakan toksisitas sub lethal adalah 0 mg/L, 7,83 mg/L, 15,66 mg/L, dan 31,32 mg/L. Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) didedahkan pada akuarium selama 30 hari. Insang diambil pada hari ke 10, 20, dan 30. Insang dijadikan preparat histologi dan preparat insang diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa okuler 40x. Pengamatan preparat dilakukan secara semikuantitatif skoring. Hasil skoring dianalisa dengan menggunakan Anova Two-way untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi dan lama pemaparan terhadap kerusakan insang. Hasil Anova Two-way menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan lama pemaparan tidak berpengaruh terhadap semua jenis kerusakan insang. Konsentrasi Diazinon yang berpengaruh terhadap kerusakan edema, hiperplasia dan nekrosis berturut-turut adalah 0,125 mg/L, 0,25 mg/L, dan 0,25 mg/L. Sedangkan konsentrasi PbCl2 yang berpengaruh terhadap kerusakan hiperplasia, fusi, dan nekrosis adalah 31,32 mg/L. Sedangkan lama pemaparan kedua zat yang berpengaruh terhadap hyperplasia adalah hari ke 20
Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) pada Skala Laboratorium Novita Mardhia Anggraeni; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.543 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4067

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan alami dan pakan  buatan terhadap laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan panjang harian dan laju konsumsi pakan harian ikan Betutu (Oxyeleitris marmorata). Penelitian ini dilakukan dengan memelihara ikan betutu dalam akuarium berkapasitas 20 L menggunakan 4 perlakuan pemberian pakan yaitu cacing sutra (Tubifex sp.), cacing darah (larva Chironomus sp.), ikan mas (Cyprinus carpio) dan pakan buatan pelet selama 28 hari. Pengukuran berat dan panjang dilakukan setiap 7 hari. Hasil Anova one-way menunjukkan bahwa pemberian pakan alami cacing sutra (Tubifex sp.), cacing darah (larva Chironomus sp.), ikan mas (Cyprinus carpio) dan pakan buatan pelet berpengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan panjang harian dan laju konsumsi pakan harian ikan betutu (Oxyeleotris marmorata). Perlakuan pemberian pakan alami cacing sutra (Tubifex sp.) memperlihatkan laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan panjang harian, dan laju konsumsi pakan harian yang tinggi, yaitu sebesar 1,595%, 0,271% dan 6,923% dibandingkan dengan perlakuan pemberian pakan buatan pelet yaitu 0,505%, 0,139% dan 5,304%
Pengaruh Paparan Sub Lethal Insektisida Diazinon 600 EC terhadap Laju Konsumsi Oksigen dan Laju Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Maretha Mega Damayanty; Nurlita Abdulgani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.956 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4068

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan Sub Lethal insektisida Diazinon 600 EC terhadap laju konsumsi oksigen dan laju pertumbuhan ikan mujair. Metode penelitian menggunakan metode “ Bioassay” statis, meliputi 2 tahapan, yaitu penentuan uji pendahuluan dan penentuan konsentrasi toksisitas Sub Lethal. Hasil dari uji pendahuluan penentuan konsentrasi Diazinon 600 EC adalah LC50 dari Diazinon sebesar 2,491 mg/L. Variasi konsentrasi yang digunakan adalah 0%; 2,5%; 5%; dan 10% dari LC50. Sehingga variasi konsentrasi Diazinon yang digunakan toksisitas Sub Lethal adalah 0 mg/L, 0,0625 mg/L, 0,125 mg/L, dan 0,25 mg/L. Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) dipaparkan pada akuarium selama 30 hari kemudian dihitung laju konsumsi oksigen dan laju pertumbuhan. Data yang diperoleh selanjutnya diuji statistik dengan menggunakan Analysis of variance (ANOVA). Jika ada perbedaan nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,0625 mg/L mampu menghambat laju konsumsi oksigen dan laju pertambahan panjang harian ikan uji, Sedangkan konsentrasi 0,125 mg/L mampu menghambat Laju pertumbuhan spesifik. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa konsentrasi Diazinon berpengaruh terhadap laju konsumsi oksigen dan Laju pertumbuhan spesifik, sedangkan konsentrasi dan lama pemaparan berpengaruh pada laju pertambahan panjang harian. Berdasarkan hasil uji Anova tidak ada interaksi antara konsentrasi dan lama pemaparan