Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERKEMBANGAN POLA PERMUKIMAN PEMBUDIDAYA IKAN DESA BLAYU SEBAGAI KAWASAN MINAPOLITAN DI WAJAK H.D. Khamim Binanda; Lisa Dwi Wulandari; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.262 KB)

Abstract

Desa Blayu merupakan salah satu desa yang dicanangkan untuk kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak.  Potensi Sumber daya alam Desa Blayu yang melimpah salah satu alasan dijadikannya Desa Blayu sebagai  kawasan minapolitan. Di Desa Blayu juga banyak terdapat banyak tanaman mendong, potensi ini juga yang  dimanfaatkan pemerintah Kabupatan Malang untuk mengembangkan cara budidaya ikan dengan  minamendong. Minamendong adalah budidaya ikan dengan cara menempatkan ikan di ladang mendong.  Penelitian ini mengkaji bagaimana perkembangan pola permukiman di Desa Blayu ini sebagau dampak dari  kawasan minapolitan.. karakteristik pembudidaya ikan yang berkembang di Desa Blayu dilihat berdasarkan  cara pembudidayaan yang berkembang, yaitu dengan cara kolam ikan, minamendong, karamba, dan minapadi.  Pendekatan fenomenologi akan digunakan dalam mengkaji daerah minapolitan ini. Analsa potensi masalah  akan digunakan dalam menentukan arah perkembangan permukiman ke depan dan sebagai dasar untuk  rekomendasi perkembangan permukiman ke depan.Kata kunci : Desa Blayu, Pola Permukiman, minapolitan, minapadi, minamendong
ELEMEN FASAD RUANG PEMBELAJARAN SMK PERTANIAN MALANG DENGAN KONSEP AGRITECTURE Nadia Almira Jordan; Rinawati P. Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.467 KB)

Abstract

Kerusakan lingkungan, sebagai dampaknya pemanasan global semakin banyak dan semakin parah oleh terpangkasnya ruang terbuka hijau. Konsep agritecture merupakan konsep menyatukan arsitektur dengan agrikultur yang pada studi ini diterapkan pada fasad bangunan SMK pertanian agar dapat memberikan pembelajaran pertanian vertikal dan konsep ramah lingkungan kepada siswa dan masyarakat sekitar. Perancangan elemen fasad SMK pertanian dengan konsep agritecture ini menggunakan metode analitis dengan metode pendekatan programatis dengan dua analisis besarn yaitu analisis karakter ruang pembelajaran SMK pertanian dan analisis konsep agritecture terkait sistem perletakan, penyiraman dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Penerapan pada dinding bangunan dimaksudkan untuk memaksimalkan sinar matahari pada proses pertumbuhan tanaman produksi yang dibudidayakan. Penanaman vertikal tanaman pada fasad bangunan dalam studi ini diterapkan pada empat jenis ruangan yang memiliki perbedaan kebutuhan penghawaan dan pencahayaan, yang tentunya akan menghasilkan jenis penerapan dan jenis tanaman yang berbeda di keempat jenis ruang tersebut. Manfaat yang diharapkan dari studi ini adalah terciptanya rancangan desain fasad ruang pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa dan menjadi salah satu alternatif perancangan dengan konsep ramah lingkungan untuk bangunan pendidikan, sebagai salah satu upaya untuk menyelaraskan bangunan dengan lingkungan di sekitarnya.Kata kunci: elemen fasad, SMK pertanian, agritecture.
HUNIAN RESORT DI PULAU MENJANGAN BESAR SESUAI DENGAN STRATEGI PENGHAWAAN ALAMI MELALUI TATA MASSA DAN BUKAAN Silviananda G; Rinawati P Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.095 KB)

Abstract

Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu objek kunjungan wisata di Jawa Tengah yang berorientasi wisata alam, tepatnya di kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi yang terdiri atas 27 gugusan pulau, salah satunya yaitu Pulau Menjangan Besar. Pengembangan dan pendayagunaan potensi yang ada di Kepulauan Karimunjawa sendiri belum optimal, hal ini terlihat dari minimnya fasilitas akomodasi berupa penginapan bagi para wisatawan. Salah satu pulau di Karimunjawa yang masih butuh pengembangan dalam hal fasilitas akomodasi pariwisata seperti resort adalah Pulau Menjangan Besar. Karena hanya terdapat satu wisma yaitu wisma apung. Kondisi kelembaban di Pulau Menjangan Besar termasuk tinggi antara 75-85% dengan kecepatan angin yang rendah, sehingga mengurangi kenyamanan thermal. Oleh karena itu diperlukan suatu pemecahan dengan menggunakan strategi penghawaan alami yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis yaitu melalui tata massa dan bukaan yang dapat mengadaptasi strategi penghawaan alami. Penelitian ini dilakukan melalui survey lokasi untuk mendapatkan data berupa data fisik tapak, data klimatologi, dan data bio-fisik mengenai tapak. Sedangkan studi komparatif digunakan sebagai referensi terhadap perancangan tata massa nantinya. Penelitian mengenai tata massa dan bukaan ini didasarkan pada variabel analisa yang dijadikan dasar dalam konsep perancangan tata massa dan bukaan hunian resort di Pulau Menjangan Besar dengan strategi penghawaan alami. Strategi penghawaan alami diwujudkan melalui pengolahan tata massa dan bukaan pada hunian resort di Pulau Menjangan Besar beserta aspek-aspek pelengkap yang mempengaruhi didalamnya, seperti pengolahan orientasi bangunan, bentuk bangunan, dan penataan elemen vegetasi. Dari keseluruhan aspek tersebut dapat saling mempengaruhi dan terkait satu sama lain untuk menghasilkan tata massa dan bukaan yang sesuai dengan strategi penghawaan alami. Kata Kunci : Penghawaan alami, tata massa, bukaan.
RUMAH SUSUN NELAYAN DENGAN KONSEP TANGGAP IKLIM DI ROMOKALISARI SURABAYA Faizatul Ummah; Agung Murti Nugroho; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.652 KB)

Abstract

Ketersediaan lahan di kota Surabaya semakin menipis sehingga perlu adanya pembangunan secara vertikal yakni dengan rumah susun. Rumah susun yang akan dibangun tletak dipesisir pantai dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan dan mayoritas penduduknya adalah nelayan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menerapkan rumah susun yang akan dihuni oleh Nelayan dengan konsep tanggap iklim sebagai solusi dari masalah iklim dan bau dari hasil pengolahan ikan. Metode yang digunakan adalah konten analisis dan sintesis yang kemudian akan dikembangkan selama proses desain menghasilkan desain skematik, kemudian desain skematik akhir, sesuai dengan metodologi perancangan yang digunakan. Hasil yang diharapkan adalah desain yang mampu menerapkan konsep tanggap iklim pada tapak dan bangunan melalui orientasi bangunan, bukaan, shading devices, material dan vegetasi.Kata kunci : rumah susun. Tanggap iklim , nelayan.
Pola Spasial Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap Sendang Biru Malang Aulya Marina; Sigmawan Tri Pamungkas; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.882 KB)

Abstract

PPP Pondokdadap memiliki potensi sumber daya ikan cukup besar yang mencapai 82,9 ribu ton/tahun. Melihat potensi PPP Pondokdadap dan peningkatan status dari PPI menjadi PPP pada tahun 2004 perlu peningkatan dan penambahan fasilitas agar berfungsi lebih optimal. Terdapat beberapa permasalahan dari peningkatan fasilitas di Pondokdadap berdasarkan Laporan Tahunan PPP Pondokdadap (2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial yang lebih efektif pada fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Sendang Biru berdasarkan teori pola spasial dan standar peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Variabel penelitian yang dikaji meliputi empat hal yaitu, aktivitas pelaku, tata guna lahan, tata letak bangunan, dan tata sirkulasi. Kesimpulan dari hasil sintesis pola spasial PPP Pondokdadap, hal yang efektif tetap dipertahankan dan hal yang tidak efektif diperbaiki. Rekomendasi untuk desain pada PPP Pondokdadap perlu pemisahan jenis pelaku sesuai aktivitas, memberikan vegetasi peneduh, pengarah, dan pemecah angin pada PPP Pondokdadap, memberikan akses sirkulasi langsung menuju pelabuhan lama, pemisahan parkir kendaraan, memberikan median jalan, separator jalan, dan boulevard dengan menambah perabot jalan.Kata kunci: pola spasial, pelabuhan perikanan pantai, Pondokdadap
Typology of Coastal Traditional Houses of the Bajo Tribe in Bajoe Village, Soropia District, Southeast Sulawesi Ahsan Hidayat Setiadi; Lisa Dwi Wulandari; Damayanti Asikin
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.3263

Abstract

Geographically Soropia subdistrict is located in Konawe district of southeast Sulawesi province consisting of a large quantity of coastal areas that are the site of transition between land and the ocean. This condition has indirectly affected the shape of the character of this area caused by the relocation carried out by the government in an effort to build a tourist area in pualu bokori to move the coastal settlement in the village of bajoe soropia subdistrict. This coastal settlement is a form of reflection of the sea culture attached to the bajo tribe community. One of the coastal settlements in this soropia subdistrict is a settlement in the village of Bajoe which is a coastal settlement with a constructive orientation leading to land orientation. Because of the issue, in the village of Bajo and surrounding areas there are three different site orientations in coastal areas, among others, namely: water-based architecture water buildings, semi-arir buildings that tread in the water and also land and land-based architecture land buildings. Based on the issue, in this coastal area there is a diversity of typologies which is a form of morphological transformation of the shape of the bajo house. Therefore, in this study using descriptive qualitative research methods are expected to be able to find out the variety of typologies found in the coastal settlement area of the bajo tribe in bajo village soropia subdistrict konawe district. So that  the results can be  from  this  research  can be a  new  insight  literature as well as a reference  in  consideration  in the planning of future settlements.