Beta Suryokusumo Sudarmono
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Sekolah Alam Dengan Material Alami Di Kota Batu Listya Ambarwati; Beta Suryokusumo Sudarmono; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.746 KB)

Abstract

Sekolah alam merupakan sistem pendidikan yang memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran dengan metode belajar aktif. Dengan metode pembelajarannya yang unik, sekolah alam dapat menarik minat para siswa, sehingga dapat membantu Pemerintah Kota Batu untuk meningkatkan fasilitas pendidikan. Kota Batu memiliki potensi sumber daya alam berupa material-material bangunan yang bersifat alami. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya mendesain sebuah sekolah alam dalam rangka membantu pemerintah Kota Batu untuk meningkatkan minat belajar di Kota Batu serta untuk memaksimalkan potensi alam yang tersedia di Kota Batu itu sendiri dengan memanfaatkan material-material alami yang ada di Kota Batu sebagai bahan bangunan untuk perancangan sekolah alam. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder berupa pustaka. Selain itu, juga melakukan studi komparasi dengan objek sejenis. Penggunaan material alami aman bagi kesehatan pengguna bangunan yang mayoritas adalah siswa sekolah dasar berumur 6-12 tahun. Selain itu, material alami dapat memberikan kesan alami pada bangunan dan menjadi sarana edukasi bagi para siswa sekolah alam maupun masyarakat mengenai kegunaan material alami, yaitu salah satunya sebagai bahan bangunan.Kata kunci: sekolah alam, material alami
Perancangan Rumah Susun Buring 2 dengan Aspek Bioklimatik Dian Dwianto; Beta Suryokusumo Sudarmo; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.972 KB)

Abstract

Setelah pada tahun 2014 yang lalu Rumah Susun (Rusun) Buring 1 yang ada di Jalan Mayjen Sungkono selesai diresmikan oleh Wali Kota Malang H. Moch. Anton, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan membangun rumah susun selanjutnya yaitu Rumah Susun Buring 2. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang, model dan spesifikasi Rumah Susun Buring 2 akan dirancang menyerupai Rumah Susun Buring 1 yang sudah terbangun. Berdasarkan hasil evaluasi secara kualitatif yang telah diteliti oleh penulis, Rumah Susun Buring 1 memiliki permasalahan desain yang berhubungan dengan iklim setempat. Bioklimatik merupakan salah satu aspek dari konsep arsitektur hijau (green architecture) yang mengutamakan wawasan iklim. Dengan demikian, aspek bioklimatik merupakan aspek yang tepat untuk diterapkan dalam perancangan Rumah Susun Buring 2 yang lebih berwawasan iklim. Perancangan ini bertujuan untuk merancang Rumah Susun Buring 2 yang lebih berwawasan iklim dibandingkan dengan Rumah Susun Buring 1 sehingga permasalahan desain Rumah Susun Buring 1 yang kurang berwawasan iklim tidak terulang kembali. Kata kunci: rumah susun, bioklimatik
Waktu Dengung Ruang Sholat Masjid Desa Berdasarkan Perbedaan Bentuk Plafon Elsa Fitria Bena; Beta Suryokusumo Sudarmo; Abraham M. Ridjal
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.99 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.02.5

Abstract

Mosque’s prayer hall needs optimal reverberation time to get clear sound in the mosque, especially during praying. Praying rites need clear sound . “Desa’s” mosques are dominant in quantity in Indonesia. They had many different types. The difference of geometric form affected acoustic performance. In this study, Desa’s mosques would be observed according to their space form: dome, tajug (crown), and flat ceiling. This study would observed six samples of prayer hall, with two samples for each type/form of ceiling: two samples for prayer hall with dome ceiling, two samples for prayer hall with crown ceiling, and two samples for prayer hall with flat ceiling. The result shows that there were no space-ceiling that have optimum reverberation time (RT). All space ceiling type have higher RT than the RT standart. It shows that all the samples perform bad quality of acoustic. According to this research, the best form of ceiling was flat ceiling, while dome ceiling was the worst ones.Keywords: reverberation time, prayer hall of mosque, form of ceiling