Iwan Wibisono
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Adaptive Reuse terhadap Nilai Properti (Studi Kasus: Hotel Savana) Valentina Siswanto; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

###
Pola Ruang Bersama di Rumah Susun Buring 1 Malang Miftach Karima Hadi; Iwan Wibisono Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.349 KB)

Abstract

Pembangunan rumah susun merupakan salah satu solusi permasalahan akan kebutuhan hunian di perkotaan. Perubahan fisik hunian yang terjadi di rumah susun mengakibatkan interaksi sosial antartetangga menjadi berkurang sehingga ketersediaan ruang bersama di rumah susun memiliki peran penting untuk mewadahi segala aktivitas sosial ekonomi budaya penghuninya. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan perilaku penghuni yang memusatkan pada pola ruang bersama, khususnya di Rumah Susun Buring 1 Malang. Hasil dari kategorisasi dan analisis pemetaan bahwa pola ruang bersama yang terbentuk adalah pola intensitas tinggi yaitu pola dengan parameter kegiatan yang bersifat informal, bentuk kegiatan berskala kecil, dan jarak jangkauan relatif dekat dengan hunian. Interaksi sosial penghuni juga sering memanfaatkan ruang yang tidak direncanakan sebelumnya seperti lobby, koridor, dan ruang dekat tangga. Kata kunci: ruang bersama, rumah susun
Rekayasa Tata Cahaya Alami Pada Sekolah Inklusif Galuh Handayani Surabaya Jessika Putri Aristi; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang kelas dan ruang sensori adalah ruang utama yang digunakan untuk aktivitas belajar mengajar pada sekolah. Anak penyandang autis adalah anak dengan gangguan penginderaan, dimana hipersensori adalah salah satu klasifikasi dari anak penyandang autis. Anak penyandang hipersensori lebih peka terhadap suara, cahaya berlebih dan mudah terdistraksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas pencahayaan alami yang baik sesuai dengan standar SNI yaitu 250lux dan kenyamanan visual yang baik untuk anak penyandang autis hipersensori. Ruang kelas dan ruang sensori pada Sekolah Inklusif Galuh Handayani belum memenuhi standar dan kenyamanan visual untuk anak hiposensori. Penelitian ini menggunakan metode simulasi eksperimental dengan menggunakan software DIAlux 4.13 yang bertujuan untuk mengetahui rekayasa tata cahaya alami yang baik untuk meningkatkan kualitas pencahayaan. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya perubahan dimensi bukaan jendela dengan ketinggian jendela di atas anak penyandang autis, penambahan elemen pembayang (sun shading, lightshelf, brightshelf) dengan memperhatikan orientasi matahari dan adanya perubahan elemen material lantai dan warna dinding. Dengan adanya rekayasa tata cahaya alami tersebut kualitas pencahayaan alami pada ruang kelas dan ruang sensori menjadi lebih baik sesuai dengan standar SNI dan kenyamanan visual untuk anak hipersensori.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Jual Properti Pada Perumahan d i Kota Malang Arieza Putri; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.676 KB)

Abstract

Pada proses perancangan perumahan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu properti. Faktor yang perlu dipertimbangkan saat merancang perumahan diantaranya faktor lokasi, bangunan dan fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi nilai jual properti pada perumahan, khususnya perumahan di Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software program Expert Choice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi nilai jual properti pada perumahan di Kota Malang adalah aksesibilitas, desain bangunan dan fasilitas publik.   Kata kunci: faktor, nilai jual, perumahan
Kualitas Sarana Ruang Publik pada Perumahan Araya Kota Malang Mangku Sabdo Alam; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Araya adalah salah satu perumahan di Kota Malang yang mengembangkan sarana ruang publik di area perumahannya. Akan tetapi, sarana yang dimiliki tidak sama dengan sarana ruang publik kota sebagaimana dikelola pemerintah. Pihak pengembang perumahan mengelola secara professional  sarana ruang publik yang dimiliki dengan tujuan menjaga kualitas dan menjadi faktor daya tarik Perumahan Araya, antara lain Plaza Araya, Taman Indie, Family Club Araya dan Araya Golf. Meskipun lokasi pengembangan perumahan ini relatif jauh dari pusat kota atau sarana ruang publik kota, akan tetapi sarana ruang publik Perumahan Araya dapat terus berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kualitas sarana ruang publik yang selama ini dikelola oleh Perumahan Araya. Metode Good Public Space Index (GPSI) digunakan dalam penelitian ini untuk menilai tingkat kualitas sarana ruang publik yang dikelola oleh Perumahan Araya. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Plaza Araya memiliki tingkat kualitas ‘tinggi’ hingga ‘sangat tinggi’, Taman Indie memiliki tingkat kualitas ‘tinggi’, Family Club Araya memiliki tingkat kualitas ‘sangat tinggi’, dan Araya Golf memiliki tingkat kualitas yang ‘tinggi’. Meskipun memiliki tingkat kualitas ‘tinggi’ dan ‘sangat tinggi’ berdasarkan GPSI, namun bila ditinjau berdasarkan variabel penyusun, setiap sarana ruang publik Perumahan Araya memiliki karakter yang berbeda.
Implementasi Tagline pada Desain Kampoeng Pacitan Bungalow & Restoran Novia Yuliani; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.043 KB)

Abstract

Tagline merupakan salah satu strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan suatu brand/produk kepada konsumennya. Tagline sebagai janji dari suatu produk yang di dalamnya memiliki manfaat fungsional dan emosional brand. Kampoeng Pacitan Bungalow & Restoran merupakan salah satu akomodasi pariwisata di Kabupaten Pacitan Jawa Timur yang menerapkan tagline untuk menawarkan keunggulan produk kepada calon konsumen khususnya wisatawan. Tagline Kampoeng Pacitan “A place to eat, relax and spend the night. Enjoy your trip to Pacitan”. Dari banyaknya kata tagline yang digunakan, relax merupakan kata positif yang seharusnya dapat dibuktikan kesesuaiannya di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian implementasi tagline dengan kata kunci “relax” pada desain Kampoeng Pacitan Bungalow & Restoran. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Evaluasi kesesuaian tagline dibatasi pada implementasi arsitektural yaitu desain tapak dan desain bangunan serta aktivitas relaksasi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksisting keseluruhan implementasi yang sesuai dengan tagline rileks pada Kampoeng Pacitan Bungalow & Restoran yaitu 62,5%. Pengoptimalan pada desain diharapkan dapat menjaga konsistensi tagline yang digunakan dan aktivitas relaksasi pengunjung dapat terpenuhi. Kata kunci: tagline, rileks, desain arsitektural, aktivitas relaksasi
Perancangan Rumah Susun Buring 2 dengan Aspek Bioklimatik Dian Dwianto; Beta Suryokusumo Sudarmo; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.972 KB)

Abstract

Setelah pada tahun 2014 yang lalu Rumah Susun (Rusun) Buring 1 yang ada di Jalan Mayjen Sungkono selesai diresmikan oleh Wali Kota Malang H. Moch. Anton, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan membangun rumah susun selanjutnya yaitu Rumah Susun Buring 2. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang, model dan spesifikasi Rumah Susun Buring 2 akan dirancang menyerupai Rumah Susun Buring 1 yang sudah terbangun. Berdasarkan hasil evaluasi secara kualitatif yang telah diteliti oleh penulis, Rumah Susun Buring 1 memiliki permasalahan desain yang berhubungan dengan iklim setempat. Bioklimatik merupakan salah satu aspek dari konsep arsitektur hijau (green architecture) yang mengutamakan wawasan iklim. Dengan demikian, aspek bioklimatik merupakan aspek yang tepat untuk diterapkan dalam perancangan Rumah Susun Buring 2 yang lebih berwawasan iklim. Perancangan ini bertujuan untuk merancang Rumah Susun Buring 2 yang lebih berwawasan iklim dibandingkan dengan Rumah Susun Buring 1 sehingga permasalahan desain Rumah Susun Buring 1 yang kurang berwawasan iklim tidak terulang kembali. Kata kunci: rumah susun, bioklimatik
Tingkat dan Jenis Perubahan Fisik Ruang Dalam Pada RumahProduktif (UBR) Perajin Tempe Kampung Sanan, Malang Iwan Wibisono
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.336 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2013.011.02.8

Abstract

Rumah di Indonesia yang berangkat dari sistem religi dan budaya, memiliki fungsi dasar yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan segala macam aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Kesetimbangan dalam pengelolaan kegiatan rumah tangga dengan kegiatan produktif sangat diperlukan mengingat pengelolaan kedua kegiatan ini pada intinya sama, yaitu keluarga. Adanya fungsi produktif tersebut membawa dampak yang cukup signifikan terhadap pola tatanan ruang dalamnya. Keberadaan aktivitas produksi yang masuk ke dalam fungsi rumah hunian, maka akan menyebabkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi tertentu yang dilakukan penghuni (dalam hal ini perajin tempe) pada ruang dalam rumahnya, apakah itu berupa penambahan jumlah ruang, luas ruang maupun perubahan pada material ruang (hunian dan produksi). Perubahan fisik ruang dalam rumah tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu perubahan ringan, sedang, maupun berat/total dibandingkan dari bentuk awal bangunan (ataupun dari fungsi rumah hunian jika memungkinkan). Masing-masing dari tingkat tersebut memiliki jenis perubahan yang berbeda. Untuk itu diperlukan identifikasi lebih lanjut tentang perubahan fisik ruang dalam apa saja yang terjadi akibat dari adanya fungsi produktif yang ada di dalam rumah hunian perajin tempe di Kampung Sanan. Setelah itu, kemudian peneliti berdasarkan variabel-variabel tertentu akan dapat dikelompokkan tingkat dan jenis perubahannya. 
Pengaruh Smart Furniture terhadap Minat Pembelian Apartemen Tipe 2BR Muhammad Aditya Pradana; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengguna apartemen yang telah tinggal saat diberlakukannya work from home seringkali kesulitan dalam mengatur furnitur eksisting karena terbatasnya luas ruang pada apartemen. Smart furniture dengan konsep space saving dan multifungsi menjadi salah satu solusi untuk menghemat ruang, mengurangi jumlah komponen furnitur, serta memenuhi beberapa kebutuhan aktifitas didalam ruang yang cukup kecil. Tahap pertama penetin ini adalah perancangan smart furniture. Hasil perancangan secara keseluruhan dapat menambah luas efektif sekaligus mengurangi jumlah komponen funitur sebgai bentuk dari konsep penghemat ruang atau space saving juga dapat menambah jumlah aktivitas yang dapat dilakukan didalam apartemen tipe 2BR sebagai penyedia kebutuhan aktivitas. kedua, dilanjutkan dengan mencari tahu persepsi masyarakat yang diperoleh melalui kuesioner untuk mengetahui bagaimana pengaruh smart furniture terhadap minat beli masyarakat. Data yang didapat dari kuisioner dianalisis dengan metode kuantitatif serta dianalisis secara desktriptif. Dengan luas efektif yang bertambah dan kebutuhan aktivitas dapat dipenuhi maka dapat meningkatkan kualitas fisik apartemen tersebut. kualitas fisik bangunan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan minat pembelian apartemen. Hasil kuisioner menunjukkan smart furniture dapat meningkatkan minat beli masyrakat pada apartememen tipe 2BR secara signifikan baik secara parsial pada tiap variabel maupun secara simultan.
Penerapan Prinsip Transit Oriented Development (TOD) pada Apartemen Cisauk Point di Kota Tangerang Raya Ananda Rendy Budiman; Iwan Wibisono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol. 10 No. 4 (2022): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah membuat kebijakan untuk membangun hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang mencakup apartemen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan non-MBR yang suatu saat menjadi faktor pendorong pada sektor bisnis properti. Pembangunan berorientasi transit (TOD) seperti yang dikandung Calthorpe (1993) awalnya menawarkan kerangka spasial yang dapat diskalakan untuk desain penggunaan lahan terpadu dan penyediaan mobilitas. Menurut Analyst Vibiz Research Center, dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga sangat berpengaruh pada sektor investasi properti. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat asing yang masuk ke Indonesia untuk bekerja dan membutuhkan tempat tinggal. Penelitian ini berlokasi di Apartemen Cisauk Point dan memiliki tujuan untuk menganalisa penerapan prinsip konsep Transit Oriented Development (TOD) menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode analisis visual dan pengamatan terhadap kondisi eksisting yang dibandingkan dengan poin poin yang telah di tentukan, kemudian di scoring pada masing-masing poin sehingga didapatkan jumlah scoring untuk dimasukkan ke dalam klasifikasi standar TOD yaitu bronze, silver dan gold (ITDP,2017). Dari 8 prinsip Transit Oriented Development (TOD) yang diteliti, terdapat 2 prinsip yang belum ditemukan penerapannya. Prinsip tersebut adalah bersepeda dan menghubungkan.