Yusnaeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN TRANSPERSONAL CARING TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Dahrianis; Faisal Asdar; Yusnaeni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 9 No. 3 (2016): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caring sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, perasaan empati dan perasaan cinta atau menyayangi. Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan meliputi kebutuhan fisik dan memperhatikan emosi, meningkatkan rasa aman dan keselamatan pada pasien atau klien. Perawat senantiasa menghargai pasien atau klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat dapat dilihat dari perilaku caring yang dimiliki perawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan transpersonal caring terhadap tingkat kesembuhan pasien di rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar dari bulan Juni-Juli 2017. Desain penelitian ini menggunakan desain corss sectional. Jumlah populasi 260 pasien. pengambilan sampel menggunakan tehnikpurposive sampling, sampel dalam penelitian ini 73 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh pasien. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan computer Microsoft exel dan program statistic (SPSS) versi 16.00. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan α= 0,01, Hasil analisis bivariat di dapatkan ada hubungan antara transpersonal caring dalam tingkat kesembuhan (p=0,03). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara transpersonal caring terhadap tingkat kesembuhan pasien di ruang rawat inap perawatan interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AIR HANGAT DAN AIR DINGIN TERHADAP DYSMENORRHEA PADA MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Nurafriani; Yusnaeni; Susi Sastika Sumi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 10 No. 6 (2017): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea adalah nyeri yang dialami oleh seorang wanita sebagai suatu akibat dari periode menstruasinya. penyebab dysmenorrhea adalah senyawa melekul yang disebut prostaglandins. Senyawa ini menyebabkan otot kandungan untuk berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Mengatasi dysmenorrhea dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi seperti, relaksasi, terapi air hangat atau air dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian terapi air hangat dan air dingin terhadap dysmenorrhea pada mahasiswi stikes nani hasanuddin Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimen design: one group pre post-test design. Pengambilan sampel menggunakan non probability: accidental sampling jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 16 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukan keseluruhan responden mengalami penurunan nyeri dysmenorrhea setelah dilakukan terapi air hangat dan air dingin selama 15 menit. Hasil analisa dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank test didapatkan nilai ρ-Value sebesar 0,008 pada kelompok air hangat dan pada kelompok air dingin di peroleh nilai ρ-Value sebesar 0,010 dimana pada kelompok air hangat ρ<α (0,008<0,05), dan pada kelompok air dingin ρ<α (0,010<0,05), yang artinya ada pengaruh pemberian terapi air hangat dan air dingin terhadap dysmenorrhea pada mahasiswi stikes nani hasanuddin Makassar. Perbandingan mean rank yang didapat antara perubahan intensitas nyeri pada kelompok air dingin lebih besar yaitu mean rank= 3,26 sedangkan kelompok kompres hangat yaitu mean rank= 3 oleh karena itu terapi air dingin lebih efektif untuk menurunkan skala nyeri dysmenorrhea dibanding terapi air hangat.
PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG IGD DAN ICU RSUD SALEWANGANG MAROS Yasir Haskas; Rosmini Rasimin; Yusnaeni; Dahrianis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 14 No. 3 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan pasien merupakan program yang bertujuan menurunkan angka kejadian tidak diharapkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan upaya penerapan patient safety di ruang IGD dan ICU RSUD Salewangan Maros. Metode penelitian ini adalah komparatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang IGD dan ICU RSUD Salewangang Maros. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling, didapatkan 41 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan SPSS dengan uji analisis Chi square dimana α = 0,05. Hasil analisis bivariat menunjukkan ketepatan identifikasi pasien (p = 0.036 < 0.05 ), peningkatan komunikasi yang efektif (p = 0.035 < 0.05), keamanan obat yang perlu diwaspadai ( 0.398 > 0.05) kepastian tepat lokasi,tepat prosedur dan tepat pasien ( p = 0,637 > 0.05 ), pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan ( 0.65 1 > 0.05 ) dan pengurangan risiko pasien jatuh ( 0.581 > 0.05 ). Disimpulkan bahwa dari hasil penelitian tentang pengetahuan perawat dengan upaya penerapan patient safety , di dapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan ketepatan identifikasi pasien, ada hubungan pengetahuan perawat dengan peningkatan komunikasi yang efektif, tidak ada hubungan pengetahuan perawat dengan keamanan obat yang perlu diwaspadai, tidak ada hubungan pengetahuan perawat dengan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien, tidak ada hubungan pengetahuan perawat dengan pengurangan risiko infeksi, dan tidak ada hubungan pengetahuan perawat dengan pengurangan risiko pasien jatuh.