Eko Sulistiyono
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH SUHU KALSINASI PADA PROSES DEKOMPOSISI DOLOMIT Ahmad Royani; Eko Sulistiyono; Deddy Sufiandi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 1: OKTOBER 2016
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1803.838 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2016.18.1.4186

Abstract

PENGARUH SUHU KALSINASI PADA PROSES DEKOMPOSISI DOLOMIT. Proses dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO merupakan proses penting mengingat kedua oksida tersebut banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Untuk melihat pengaruh suhu proses kalsinasi terhadap dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO, maka dilakukan kalsinasi. Proses kalsinasi menggunakan tungku Muffle furnace dengan suhu sebesar 500oC, 600 oC, 700oC, 800 dan 900oC. Sebanyak kurang lebih 100 gram/sampel dolomit dimasukkan dalam tungku dan dipanaskan dengan laju pemanasan 10 oC/menit pada berbagai suhu yang kemudian ditahan masing-masing selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 dan 5 jam. Produk kalsinasi kemudian ditimbang dan dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil percobaan menunjukkan kalsinasi dolomit semakin meningkat seiring dengan kenaikkan suhu kalsinasi. Proses kalsinasi dolomit optimum tercapai pada suhu 900oC selama 4 jam dengan pengurang berat mencapai 46,74 %. Berdasarkan perhitungan stoikiometri pengurangan berat 46,74 % menunjukkan bahwa 97,78 % dolomit terdekomposisi menjadi MgO dan CaO. Pembentukan fasa MgO dan CaO dari dolomit melalui dua tahapan yaitu tahapan pembentukan fasa MgO-CaCO3 pada suhu 700 oC dan tahapan pembentukan CaO pada suhu 800oC - 900oC. Kesimpulan yang didapatkan dari proses kalsinasi dolomit ini adalah peningkatan suhu kalsinasi dapat meningkatkan proses dekomposisi dolomit menjadi fasa MgO dan CaO.
PROSES PENGAMBILAN UNSUR MANGAN DAN BESI DARI HASIL SAMPING PENGOLAHAN BIJIH MANGAN TASIKMALAYA[Extraction of Manganese and Iron From Waste Treatment of Tasikmalaya Manganese Ore] Ariyo Suharyanto; Eko Sulistiyono
Metalurgi Vol 30, No 3 (2015): Metalurgi Vol. 30 No. 3 Desember 2015
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.103 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v30i3.39

Abstract

Perkembangan teknologi dan isu lingkungan, serta semakin menipisnya cadangan sumberdaya mineral yangada dan mengingat masih tingginya kandungan unsur-unsur yang tertinggal dalam limbah sisa pengolahanmangan, serta pentingnya pemanfaatan mineral sekunder (daur ulang) untuk dimanfaatkan sebagai bahanbaku, maka dilakukan percobaan penelitian terkait hal ini. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkanlimbah hasil pengolahan bijih mangan Tasikmalaya. Proses recovery untuk memperoleh unsur berhargaseperti Mn dan Fe dari limbah hasil pengolahan bijih mangan dapat dilakukan dengan beberapa tahapdiantaranya pelarutan dengan menggunakan HCl, penentuan variasi rasio penambahan massa padatan,optimasi pelarutan, serta hidrolisis menggunakan amonia. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya tingkatkelarutan yang berbeda-beda dimana pelarutan yang paling efektif diberikan pada konsentrasi atau normalitasdari HCl 6 N. Pengaruh dari massa padatan yang digunakan menunjukkan bahwa semakin banyak massapadatan yang digunakan untuk dilarutkan, maka secara keseluruhan rasionya menurun. Kondisi optimumpada tahap variasi rasio penambahan padatan ini adalah pada proses ke 5. Pada proses ini menunjukkanperbandingan komposisi asam dan aquades 2 : 3. Kandungan unsur berharga Mn dan Fe yang terambil darilimbah pengolahan bijih mangan Tasikmalaya dengan recovery sebesar 92,83% untuk Mn, sedangkan untukFe belum dapat terambil dengan sempurna dikarenakan kandungannya relatif sangat kecil.  AbstractIt was important to do this research due to development of technology and enviromental issue, reducing ofthe mineral resource with high excess of elements content in manganese waste treatment, and the beneficialof secondary mineral used for raw materials. This research concern to utilize the waste treatment ofTasikmalaya ore manganese. Recovery process to gain valuable elements such as Mn and Fe from wastetreatment of ore manganese can be done in several stages, such as dissolving into chloride acid (HCl),determination of various ratio of solid mass addition, optimation of dissolving process, and hydrolysisprocess by using ammonia.The results show different level of solubility, where the most effective dissolvingobtained in 6 N of HCl concentration. The influence of used solid mass shows that with increasing thedissolving solid mass, the ratio will decrease. The optimum condition in the various ratio of solid additionsshow in process to 5. In the 5 process reached a comparison of acid and aquades approximately around 2:3.Mn as a valuable element has revealed around 92.83%, whereas Fe has not been drawn yet during wastetreatment process due to very low content in the Tasikmalaya ore manganese.  
PERCOBAAN PENDAHULUAN PERBANDINGAN DAYA SERAP UNSUR MINOR DALAM LARUTAN NATRIUM SILIKAT[Preliminary Comparative Study on the Adsorption of Minor Elements in Sodium Silicate Solution] Felix Firdiyono; Murni Handayani; Eko Sulistiyono; Iwan Dwi Antoro
Metalurgi Vol 27, No 1 (2012): Metalurgi Vol. 27 No. 1 April 2012
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.525 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v27i1.135

Abstract