Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbaikan Produksi Kapas (Gossypium hirsutum) Varietas Niab 999 dengan Teknik Mutasi Radiasi Lilik Harsanti, S.Si; Ita Dwimahyani; Tarmizi, SP
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.874 KB) | DOI: 10.17146/jair.2017.13.1.3962

Abstract

Pemuliaan tanaman kapas perlu terus dilakukan untuk mendapatkan varietas kapas yang lebih unggul dari segi kuantitas dan kualitas. Kapas varietas NIAB 999 hasil pemuliaan yang berasal dari kultur jaringan embrio aksis kapas varietas NIAB-999 yang diradiasi dengan sinar gamma 60Co dengan dosis 20 gray. Benih kapas yang dihasilkan dari kultur jaringan Kj 1 dan Kj 2 dengan hasil yaitu percobaan dengan menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan ulangan 4 kali luas plot yang berukuran 8 x 7 M2  dengan jarak tanam 10 x 100 cm dan menggunakan varietas Kanesia 2, Kanesia 8 dan Kanesia 9 sebagai pembanding. Pengujian jumlah buah yang terbanyak UDHP Kanesia 2 (91) dan UDHL Kanesia 2 (77). Produksi kg/ha yang tertinggi dari 6 uji multi lokasi di NTB1 Kj 2 (3740,00), Lamongan Kanesia 2 (829,20), Banyuwangi Kanesia 9 (982,4), NTB 2 Kanesia 9 (1470), Bulukumba Kanesia 9 (1565,4), Cinangka Kanesia 9 (1959,2) hasilnya tidak berbeda nyata, artinya sama antara kontrol nasional dan galur mutan. Penggunaan insektisida pada tanaman menyebabkan penurunan produksi kapas berbiji yaitu galur mutan Kj 1 dan Kj 2 sehingga galur ini lebih tinggi produktivitasnya Kj 2 (857 kg/ha) dari pada yang disemprot pembasmi hama, dari tanaman kapas tidak berbeda nyata antara galur dan varietas pembanding. Galur Kj 2 dilepas sebagai varietas baru oleh Menteri Pertanian masing masing dengan nama Karisma-1 pada tahun 2009.
Uji Adaptasi Galur Mutan Harapan Kedelai Hitam DT17 G1 dan DT19 G1-2 Tarmizi, SP; Lilik Harsanti
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2017.13.1.3949

Abstract

Upaya peningkatan produksi kedelai hitam (Glycine max L. Merr.) di dalam negeri untuk ketersediaan bahan baku industri pangan adalah penyediaan varietas unggul kedelai produksi tinggi, berumur genjah, tahan hama dan penyakit utama. Varietas unggul kedelai hitam sebagai bahan baku kecap masih sangat sedikit, untuk itu BATAN ikut berkontribusi untuk merakit, meneliti dan mengembangkan varietas unggul kedelai hitam. Metode untuk meningkatkan variasi genetik dalam mendapatkan varietas unggul diantaranya adalah dengan teknik nuklir menggunakan sinar gamma sehingga terjadi mutasi. Varietas Cikuray telah diiradiasi sinar γ Co-60 dengan dosis 200 Gy pada tahun 2008 dan terpilih 5 galur mutan harapan kedelai hitam. Uji adaptasi sudah dilakukan di 10 lokasi melalui Konsorsium Kedelai Nasional, dengan tambahan 5 galur dari Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) Malang, 5 galur dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan 2 varietas kontrol (Cikuray dan Detam 1). Dari analisis keragaman menunjukkan seluruh komponen genotip menunjukan beda nyata pada taraf uji F 5%. Interaksi genotip dengan lingkungan (linier) yang nyata menunjukkan bahwa peningkatan hasil galur sejalan dengan meningkatnya produktivitas lingkungan. Berdasarkan uji F pada simpangan gabungan menunjukkan beda nyata pada  taraf 5%. Galur DT 17 G1 dan DT 19 G1-2 memiliki daya stabilitas dan adaptabilitas. Genotip yang dinilai stabil sekaligus memiliki rata-rata hasil biji lebih tinggi di 10 lokasi adalah galur DT 17 G1 dan mampu berproduksi optimal pada rentang lingkungan yang relatif luas dibandingkan dengan galur lainnya, termasuk galur DT 19 G1-2 meskipun yang tidak dinilai stabil. Galur DT 19 G1-2 mencapai hasil biji tertinggi, juga memiliki nilai koefisien regresi tertinggi dan positif, artinya galur tersebut beradaptasi khusus untuk dikembangkan pada daerah yang memiliki tingkat produktivitas lahan yang subur. Produktivitas galur DT 19 G1-2 rata-rata 2,42 t/ha dengan potensi 3,17 t/ha dan galur DT 17 G1 2,32 t/ha dengan potensi 3,04 t/ha. Ukuran biji kedua galur lebih besar dari pada induknya Cikuray. Berdasarkan data dan hasil pengujian tersebut, maka galur DT17 G1 dan DT19 G1-2 dapat diajukan untuk dievaluasi dan diusulkan menjadi varietas unggul baru kedelai hitam.