Suliyanto Suliyanto
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno; Suliyanto Suliyanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.487 KB)

Abstract

EVALUASI KESIAPSIAGAN NUKLIR DI INSTALASI RADIUOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010. Telah dilakukan evaluasi kesiapsiagan nuklir Instalasi Radiometalurgi (IRM) berdasarkan Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010. Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010 pasal 50 menyatakan bahwa pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Kepala BAPETEN No. 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Panduan kesiapsiagaan nuklir PTBN sat ini mengacu pada Keputusan Kepala BAPETEN No. 05-P/Ka-BAPETEN/I-03, sehingga tidak dapat diberlakukan lagi. Tujuan evaluasi kesiapsiagaan nuklir IRM adalah untuk mengetahui kesiapan seluruh unsur infrastruktur dan kemampuan fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir. Metoda evaluasi kesiapsiagan nuklir IRM dilakukan dengan menggunakan diagram alir. Infrastruktur IRM yang terdiri dari: organisasi PKN; koordinasi penanggulangan; fasilitas dan peralatan; prosedur penanggulangan; serta pelatihan kedaruratan nuklir telah terpenuhi. Fungsi penanggulangan yang terdiri dari: identifikasi, pelaporan dan pengaktifan; tindakan mitigasi; serta tindakan perlindungan untuk petugas penanggulangan dan pekerja untuk tujuan penanggulangan mempunyai kemampuan yang memadai. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil evaluasi kesiapsiagaan nuklir IRM berdasarkan Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010, diketahui bahwa unsur infrastruktur telah terpenuhi, dan fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir mempunyai kemampuan yang memadai. Program kesiapsiagan nuklir IRM dapat segera direvisi, sehingga memuat unsur infrastruktur dan fungsi penanggulangan serta dapat digunakan sebagai pengganti Panduan kesiapsiagaan nuklir PTBN yang lama/sebelumnya.   Kata kunci: evaluasi, fungsi penanggulangan, unsur infrastruktur.
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR Endang Sukesi; Budi Prayitno; Suliyanto Suliyanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.601 KB)

Abstract

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR. Pengolahan data pengukuran radioaktivitas alpha (α) di udara instalasi nuklir, telah dilakukan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui sumbangan dari ralat pengukuran radioaktivitas α di udara di inslatasi nuklir secara tidak langsung. Contoh pengukuran radioaktivitas α dilakukan di Instalasi Radiometalurgi (IRM) ruang 143 dengan cara menghisap partikulat di udara melalui bantuan air sampler yang dilengkapi kertas filter. Pengambilan cuplikan udara dilakukan pada ketinggian ± 150 cm dari permukaan lantai. Tangkapan partikulat pada kertas filter di cacah aktivitasnya dengan alat cacah SAC-4 yang dilengkapi dengan detektor α. Data hasil cacahan diolah dan dihitung  radioaktivitas α, sedangkan ketelitian pengukuran dihitung dengan memperhitungan ralat pengukuran, yaitu hasil pencacahan, volume udara yang dihisap dan efisiensi detektor. Hasil pengukuran radioaktivitas α di udara ruang 143 IRM secara tidak langsung sebesar  dengan ketelitian pengukuran sebesar 52,51 %. Ketelitian pengukuran tersebut berasal dari sumbangan ralat pencacahan sebesar 98,74 %, ralat volume udara yang dihisap sebesar 1,24 % dan ralat efisiensi detektor sebesar 0,02 %. Oleh karena itu pengukuran radioaktivitas α di udara instalasi nuklir sebaiknya dilakukan secara langsung, karena radioaktif berumur pendek akan ikut terdeteksi. Dapat disimpulkan bahwa pengukuran radioaktivitas di udara instalasi nuklir hanya dilakukan untuk tujuan pengukuran keselamatan.   Kata kunci : Pengolahan data, pengukuran, radioaktivitas α, udara, ralat pengukuran.
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto Suliyanto; Muradi Muradi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.254 KB)

Abstract

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING. Telah dilakukan dekontaminasi mikroskop optik hotcell 107 Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara kering. Tujuan dekontaminasi adalah untuk menurunkan tingkat kontaminasi di permukaan mikroskop optik menjadi serendah mungkin atau mencapai batas keselamatan yang diizinkan (radioaktivitas α < 3,7 Bq/cm2 dan β < 37 Bq/cm2). Metoda dekontaminasi dilakukan dengan cara mengusap permukaan casing dan bagian dudukan sampel agar tidak merusak mikroskop optik, kemudian membandingkannya dengan batasan tersebut. Setelah  mikroskop optik dikeluarkan dari hotcell 107, terukur paparan radiasi g dengan jarak ± 1 cm  sebesar (13,68 ± 0,18) μSv/jam, serta tingkat kontaminasi α sebesar 3,25 ± 0,16 Bq/cm2 dan kontaminasi β sebesar 72,06 ± 6,17 Bq/cm2. Khususnya tingkat radioaktivitas β yang terukur melampaui batas yang dizinkan untuk komntaminasi rendah di permukaan alat, sehingga perlu dilakukan dekontaminasi. Hasil dekontaminasi tahap I terukur radioaktivitas β sebesar 47,21 ± 2,06 Bq/cm2 atau koefisien penghapusan kontaminasi sebesar 0,65 ± 0,03 sehingga perlu dilakukan dekontaminasi ulang. Hasil dekontaminasi tahap II, terukur radioaktivitas β sebesar (7,65 ± 0,37) Bq/cm2. Berdasarkan hasil pengukuran radioaktivitas β dapat disimpulkan bahwa dekontaminasi cara kering  dalam dua tahap pada permukaan mikroskop optik, tidak mampu menurunkan tingkat kontaminasi β menjadi < 3,7 Bq/cm2 (kontaminasi rendah di permukaan peralatan), tetapi dekontaminasi kering mempunyai keuntungan tidak merusak (berkarat, merusak sIstem elektronik dan lain-lain) terhadap Mikroskop Optik. Namun demikian pekerjaan perbaikan dapat dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan perlengkapan keselamatan untuk menghindari bahaya radiasi interna.   Kata kunci : dekontaminasi, hotcell 107, mikroskop optik.