Setefanus Suprajitno
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemain-Pemain Barongsai Non-Tionghoa Di Surabaya 泗水非华裔舞狮表演者 Yuli Sartika; Ong Mia Farao Karsono; Setefanus Suprajitno
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/century.1.2.1-14

Abstract

Dalam beberapa dekade pada masa orde baru, etnis Tionghoa tidak bisa menikmati dan mempertunjukkan kesenian budaya Tionghoa, namun setelah masa pemerintahan orde baru berakhir, budaya Tionghoa yang dahulu hilang sekarang muncul kembali. Salah satunya adalah kesenian barongsai yang bisa kita nikmati dalam berbagai acara perayaan-perayaan. Adanya fenomena perubahan kebijakan politik dalam negeri Indonesia ini, menimbulkan situasi terdapatnya pemain barongsai yang dahulu hanya dimainkan oleh etnis Tionghoa, sekarang telah dimainkan oleh orang-orang etnis non-Tionghoa. Fenomena ini menarik minat peneliti untuk menulis penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Menggunakan kajian pustaka yang meliputi kajian mengenai barongsai, akulturasi budaya, dan pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan setempat. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa alasan para informan memainkan barongsai karena ajakan teman, hobi, dan menambah pengalaman. Dampak keikutsertaan etnis non-Tionghoa menjadi pemain barongsai adalah memiliki teman-teman etnis Tionghoa, menghasilkan uang, dan mengembangkan pribadi mereka.改革开放之前的几十年,华人不能欣赏与展示中国文化,但新秩序统治时期结束后,以前在印尼消失的中国文化,其中之一是舞狮,现在我们却可以在许多中国传统节日中看到舞狮的演出。由于存在这两种不同的印尼政治措施,,出现了许多非华人的舞狮表演者。这种现象激发笔者研究有关泗水非华裔舞狮表演者。研究方法采用了定性描述法。相关文献包括舞狮之相关文献、文化适应与外来文化对当地文化之影响。从分析结果可以得知,受访者们表演舞狮的原因因为朋友的约请,发泄爱好以及增加经验。表演舞狮对非华裔舞狮表演者的影响使得能够交上华人朋友,赚到钱和改善自己。
Etos Kerja Pegawai Etnis Tionghoa di Lima Perusahaan Keuangan Kota Surabaya 泗水五家金融机构华人职员的工作态度现况调查 Stephanie Yvonne; Ong Mia Farao Karsono; Setefanus Suprajitno
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.593 KB) | DOI: 10.9744/century.1.2.29-43

Abstract

Pandangan umum mengatakan bahwa masyarakat etnis Tionghoa sejak dahulu mempunyai jiwa sebagai pedagang, namun sekarang kita bisa melihat tidak sedikit masyarakat etnis Tionghoa yang bekerja sebagai pegawai. Fenomena  ini mendorong penulis untuk meneliti tentang bagaimana etos kerja para karyawan etnis Tionghoa di lima perusahaan keuangan kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini digunakan untuk menganalisa tujuan, etos, sikap dan budaya kerja mereka. Didapati sepuluh orang informan yang telah sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Kategori informan meliputi informan yang bekerja sebagai pegawai staff di bawah manager, etnis Tionghoa, umur berkisar antara 20-35 tahun, lama bekerja di bawah 5 tahun, bekerja pada perusahaan yang bergerak di bank dan saham, berlokasi di Surabaya. Hasil analisis menemukan bahwa  para informan etnis Tionghoa penelitian ini memiliki budaya suka belajar, watak gigih dan mudah beradaptasi. Mereka juga mempunyai keinginan untuk menjadi bos, oleh karena itu mereka mempunyai budaya suka menabung untuk mengumpulkan modal usaha, ulet/rajin/tekun  bekerja/selalu menjunjung tinggi reputasi.社会人们总把华人当作生意人,但现今我们可以看到不少华人并不是自己营业反而在其他公司当职员,由此激发笔者研究关于泗水五家金融机构华人职员的工作态度的现况。使用的研究方法是定性描述研究方法。用此研究方法为分析受访者们的工作目的、工作伦理、工作态度和工作文化。发现有十位受访者最适合研究对象的规定的类别。研究的对象是按照笔者规定的类别来选择。这种类别是经理以下的职员、泗水华人、年龄在二十岁至三十五岁、工作时长五年以下、在泗水银行和股票公司工作。分析结果发现本文的受访者都具有善于学习、劳碌和变通的性格、能当企业家、善于储蓄、看重名誉。
Packaging Consumption: Stylistic Devices and Persuasive Functions of American and Indonesian Advertising Slogans Gabriella Tiara Utomo; Setefanus Suprajitno
kata Vol 20 No 1 (2018): JUNE 2018
Publisher : The English Department, Faculty of Humanities & Creative Industries, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.052 KB) | DOI: 10.9744/kata.20.1.36-44

Abstract

This study discusses the significance of style in creating indelible and iconic slogans that endures time. In this study, by using qualitative content analysis, I examine the stylistic devices of the ten American and Indonesian food and beverages slogans in order to find out their persuasive functions. In my analysis, I utilize three levels of stylistic analysis: phonological, lexical, and grammatical. My findings show that the most significantly used devices are the devices at the lexical level, then followed by those at grammatical and phonological level. My findings also show five recurring usages of the stylistic devices that help invoke the buying motives within the customers, namely idioms and proverbs, personification, humor, emotional appeal, and imagery. The usages serve a persuasive function by aided in influencing customers into purchasing the goods offered by the brand.
Chinese as a Cultural Capital: The Case Study of Chinese Heritage Language Learners Budi Kurniawan; Setefanus Suprajitno
kata Vol 21 No 1 (2019): JUNE 2019
Publisher : The English Department, Faculty of Humanities & Creative Industries, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.294 KB) | DOI: 10.9744/kata.21.1.1-9

Abstract

Chinese language education in Indonesia is closely related to the social, political, and cultural dimensions of the country. The change of power in the country in 1998 affected the development of Chinese language. Since the ban imposed on Chinese language and culture since 1965 was lifted, there have been an increasing number of Chinese language schools. Under the theoretical frameworks of Gardner’s motivational orientations and Bourdieu’s cultural capital, this study explored varied motivations of Chinese Indonesians to learn Chinese, and how their perception of China influenced their efforts in learning the language. Data were obtained through focus group discussions and interviews. The findings showed that integrative and instrumental orientations were found among participants, but due to the learners’ social milieu, instrumentality of Chinese dominated their orientations. The instrumentality of Chinese and the positive perception of China worked together to make Chinese language as a cultural capital for these CHL learners.