Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PARADIGMA PENDIDIKAN TERPADU; Strategi Penguatan Pendidikan Agama di Sekolah Siswanto, Siswanto
JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) Vol 19, No 1 (2011): Islam, Budaya dan Pendidikan
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe dichotomy of religious science and general science has become serious problem that haunts the education system among Muslims.  It implies the development of religious education that seperates the life and after-life matters. One of the sollutions is by placing the unification of the epistimology and theory of educational system into a system. This is to find out the synthesis of educational system by stressing the balance aspect and must be developed thriugh the use of human natura pillars that is covered by religious teaching. The focus of the target would be on integrative and multi-dimensional aspects of students---cognitice, psychomotoric, and affective. It means that an integrative education is not only a matter of one way educational process but also the multi-dimensional education process. It goes around physical and psychological processes, intellectual, behavior, and social.  On the context of religious education systematic and organism models are built upon the components of cooperation, living togetehr, integratively. These models point certain objectives---the realization of religious life, and inspired with religious teaching and values. Kata-kata kunciPendidikan Terpadu, Pendidikan Agama, Sekolah
ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan Siswanto, Siswanto
JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) Vol 14, No 2 (2008): MADUROLOGI 4
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstracFrom theological view, human must be able to appreciate the environment. Religious ethics toward nature takes mankind to be responsible so that they can avoid the damage. In other words, to trash the environments means to destroy the human themselves. On the basis of this context, religious-education institution is expected to prove the graduates with a standard commitment to conserve the ecology . Establishing “Green Madrasah” becomes one of efforts that must be obtained. It is an education model that can transform religious-moral values into each aspect of socio-economic development. This has also been a mode of education which functionalize human as leader, ruler, and maintainer of nature and environmentKata-kata kunciIslam, pendidikan agama, lingkungan hidup, khalifah, madrasah hijau
PRAKSIS MODEL STUDI ISLAM DALAM KOMUNITAS PESANTREN (Menuju Humanisasi Kitab Kuning) Siswanto, Siswanto
JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) Vol 10, No 2 (2006): Model-Model Pendekatan Studi Islam
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

(Asisten dosen pada Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan dan Alumni Program Magister pada IAIN Sunan Ampel Surabaya)       Abstrak:: Pesantren memiliki tradisi keilmuan yang mewarisi khazanah intelektual Islam tradisional serta berporos pada teologi, fiqh dan tasawuf dengan berbagai varian aksentuasi pembidangan yang merupakan wilayah sekaligus media pelestarian tradisi Islam. Kajian keislaman yang dikembangkan didominasi oleh hal-hal normatif, ritualistik dan eskatologis, dengan fokus kajian dominan adalah fiqh (jurisprudence), sebagai referensi otoritatif yang dianggap selalu relevan sepanjang waktu dan di segala ruang, dengan tekanan berlebih pada aspek formalisme sebagai imbas dari kecenderungan tekstualisme, sehingga mengundang timbulnya penafsiran-penafsiran keagamaan yang keras dan rigid, bahkan memungkinkan terjadinya intellectual suicide atau taqdîs al-afkâr al-dînî. Melihat fenomena ini, humanisasi kitab kuning menjadi niscaya sebagai upaya mencoba meletakkan produk intelektual itu dalam kaitan organik dengan skema penafsiran yang diproduksi manusia. Atau paling tidak, klaim-klaim kebenaran (truth claim) yang bersifat a priori dan dahulunya bersifat taken for granted perlu ditelaah ulang, termasuk konsep keagamaan yang hanya dibangun di atas landasan normativitas wahyu dan lebih-lebih lagi oleh konsepsi pemikiran ortodoksi keagamaan yang bersifat eksklusif. Kata Kunci: Studi Islam, Pesantren, Humanisasi Kitab Kuning
MENGEMBANGKAN MUTU MADRASAH MENUJU MADRASAH BERTARAF INTERNASIONAL Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Ada dua tantangan yang dihadapi madrasah baik bersifat internal maupun eksternal. Dari segi internal, menyangkut rendahnya mutu pendi­di­kan dan mutu pendidik, belum memenuhi standar isi dan standar kompe­tensi lulusan minimal, pengelolaan yang belum profesional, dan sebagainya. Secara eksternal, menyangkut persepsi masyarakat dan pemerintah yang cenderung diskriminatif, bahkan ada yang menganggap sebagai pendidikan “kelas dua” setelah seko­lah. Untuk itu, madrasah harus melakukan reaktu­a­li­sasi guna meningkatkan kuantitas dan kualitas  lulusan, mencapai dan/­atau se­cara bertahap mampu melampaui delapan standar nasional pen­di­dikan, dan mengembangkan program unggulan untuk mening­katkan citra madrasah di kalangan masyarakat maupun pemerintah. Salah satu langkah yang diambil adalah mendorong pendirian madrasah bertaraf internasional.
MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Learning of Islamic Education (PAI), as a lesson containing of Islamic teachings and foundations of Islamic life, needs to be pursued through developing models for its teaching that can affect the choices, decisions, and development of the learners life. Developing PAI model includes: a) dichotomous model; causing dualism in the education system, namely non-religious and religious education. b) mechanism model; viewing life consists of various aspects, and education is seen as an investment and development of a set of values of life, each moves and runs according to its function. c) organism model; viewing the educational activityies as a system consisting of live together and work together in an integrated manner towards a specific goal for establishment of a religious life or inspired life by religious values.
REORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 5, No 1 (2010)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: There are two principal reasons for the need to reorient an islamic education in Indonesia to strengthen civil society discourse. The first, the concept of an islamic education and practices are deemed too narrow, too much emphasis on the interests of the here­after. The second, institutions of islamic education  has not been able, or less, to meet the needs of the muslims to face the challenges  in the modern world. Therefore, educational reform efforts can be direc­ted steadily, if only based on some strategies and steps: reorien­t­a­­tion of the basic philosophical and theoretical framework of educa­tion, vision and mission of islamic education, islamic educational stra­tegies, islamic educational goals, islamic educational curriculum, isla­mic educational methodologies, and  management and resources of  islamic education.
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM (Menimbang Pemikiran Muhammad Abduh) Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 4, No 1 (2009)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: As modernist theologian, Abduh states that science and Islam are not contradiction; religion and scientific thought colla­borate in diffrerent level. It provides new ideas in two crucial points; first of all, it generally emphasis on the role of logic in Islam. Secondly, it restates the basic ideas of Islam as opening for growing new ideas and seeking modern knowledge. Therefore, reconstruction is focused on to establish education system pro­ducing educated persons who possess both vigorous religion beliefs or become modern islamic scholars and functional edu­cati­on including universal education for all people, either male or female.
PROGRAM SERTIFIKASI GURU (Antara Tuntutan Kesejahteraan dan Kualitas) Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 3, No 2 (2008)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Guru adalah profesi yang memegang peran sentral dalam menentukan generasi penerus bangsa. Guru dituntut memiliki keterampilan yang memungkinkan untuk mengorganisasikan materi serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Profesi guru harus dipersiapkan untuk mengenal ilmu pengetahuan yang luas agar memiliki kemampuan dan kompetensi. Kompetensi guru bersifat kompleks dan merupakan kesatuan yang utuh yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan melalui tindakan dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik. Sertifikasi guru yang dilaksanakan pemerintah merupakan upaya peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Muara akhir yang diharapkan adalah meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan adalah upaya pemberian insentif tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik.
KEBANGKITAN MADRASAH DI DUNIA ISLAM (Kajian Sosio-Historis tentang Madrasah Nizhamiyah) Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 3, No 1 (2008)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Dengan menggunakan pendekatan sosio-historis, tulisan ini akan mencoba menelusuri kelahiran madrasah yang terfokus pada Nizhamiyah dalam perkembangan pendidikan Islam yang dilatari oleh multi motivasi, seperti motivasi agama (baca: madzhab), ekonomi, dan motivasi politik. Dengan dewan gurunya yang bermadzhab Syafii, Madrasah Nizhamiyah dipandang sebagai perwujudan kejayaan gerakan teologis-dogmatik yang bergandengan dengan madzhab Sunni untuk mengimbangi dominasi dan perkembangan paham Mu’tazilah dan posisi Hambali, serta dominasi Syi’ah. Sehingga trade mark mata kajian yang ditempuh bercorak pemahaman Asy’ariyyah dan fiqh oriented. Ranah "intelektualisme" hilang dalam proses pendidikan madrasah ini. Namun demikian, Nizhamiyah tetap dipahami sebagai lembaga terpenting dan menjadi model (prototype) dalam sejarah pendidikan Islam, yakni sebagai lembaga pendidikan Islam yang pertama sekali didirikan di dunia Islam Timur di mana bangunan dan orientasi  lembaga pendidikan ini menjadi a function of state dalam skala luas.
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Siswanto, Siswanto
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globalisasi selain membuka peluang bagi Perguruan TinggiAgama Islam Negeri (PTAIN) untuk mengembangkan potensinyajuga merupakan tantangan agar bisa eksis di tengah perubahan. Padaperkembangan selanjutnya, terdapat kecenderungan baru untukmerespon berbagai tuntutan dan tantangan tersebut, antara lainmenyangkut: pertama, tuntutan akan studi keislaman yang mengarahpada pendekatan non-madzhabi, sehingga menghasilkan pemudaransektarianisme. Kedua, menyangkut pergeseran dari studi keislamanyang bersifat normatif ke arah yang lebih historis, sosiologis danempiris. Ketiga, menyangkut orientasi keilmuan yang lebih luas. Makadari itu, PTAIN perlu dikembangkan di atas pilar pengembanganfungsionalitas-etik-akademik, dan pengembangan fungsionalitas-etikteknologik.