Istiana Hermawati
BP2P3KS Kementerian Sosial RI

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDAMPINGAN PEKERJA SOSIAL DALAM REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) IN SOCIAL WORKING ASSISTANCESOCIAL REHABILITATION OF PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS (PLWHA) tursilarini, Tateki Yoga; Hermawati, Istiana; Hermawati, Istiana
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3005.271 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v18i2.1805

Abstract

abstractHIV-infected individuals, mostly showing changes in their psychosocial character such as living in stress, depression, feeling lack of social support. It takes someone who can accept the condition of PLWHA, for example medical personnel, social workers, social volunteers or institutions / institutions that care about PLWHA. PLWHA need social rehabilitation to restore and strengthen so that they can grow confidence in facing their suffering. This study aims to describe the qualifications of social workers; Describe the services of social workers in the social rehabilitation of PLWHA. Data sources are social workers, beneficiaries of PLHIV, social rehabilitation departments. Technique of collecting interview and observation data, qualitative descriptive data analysis.The research findings were educational qualifications for social workers at the Wasana Bahagia Ternate PLHIV Rehabsos Hall for six people who were majoring in Social Welfare, three non-Social Welfare people, and one high school social work. Social Workers have the duty and function to assist PLWHA from the initial process (assessment) to the end (termination). Social workers carry out networking; assessment; medication compliance; psychosocial assistance; mentoring social rehabilitation intervention processes: re-preparing families and communities. Recommendations, 1) Social Workers need to increase and add insight into knowledge about PLWHA; 2) Need to improve the mentoring techniques for PLWHA because knowledge develops very quickly; 3) Community education activities continue to be proclaimed about a healthy lifestyle and anti-discrimination against PLWHA awareness for the community about the dangers of contracting the HIVAIDS virus. At the lowest level at the RT / RW level, families, schools, communities, religious leaders need 2) Family alignments and the community towards PLWHA, so that they do not feel alone in living their future.Keywords: Mentoring, Social Workers, Social Rehabilitation, PLWHAabstrakIndividu yang terinfeksi HIV, sebagianbesar menunjukkan perubahan dalam karakter psikososialnya seperti hidup dalam stres, depresi,merasa kurang adanya dukungan sosial. Dibutuhkan seseorang yang dapat menerima kondisi ODHA, misalnya tenaga medis, pekerja sosial, relawan sosial ataupun lembaga/institusi yang peduli terhadap ODHA.ODHA membutuhkan rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan memperkuat agar mereka dapat tumbuh kepercayaan diri dalam menghadapi penderitaannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualifikasi pekerja sosial dan mendeskripsikan pelayanan pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial ODHA.Sumber data adalah pekerja sosial, penerima manfaat ODHA, dan Kabid Rehabilitasi Sosial. Teknik pengumpulan data wawancara dan observasi, analisis data deskriptif kualitatif. Temuan penelitian adalah kualifikasi pendidikan pekerja sosial di Balai Rehabsos ODHA Wasana Bahagia Ternate enam orang pendidikan jurusan Kesejahteraan Sosial, tiga orang non Kesejahteraan Sosial, dan satu orang Sekolah Menengah Atas Pekerjaan Sosial. Pekerja Sosial memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pendampingan ODHA dari proses awal (assesmen) sampai akhir (terminasi). Pekerja sosial melaksanakan jejaring kerja; assesmen; kepatuhan minum obat; pendampingan psikososial; pendampingan proses intervensi rehabilitasi sosial: penyiapan kembali keluarga dan masyarakat.Rekomendasi, 1) Bagi Pekerja Sosial perlu peningkatan serta tambahan wawasan pengetahuan tentang ODHA; 2) Perlu peningkatan tentang teknik-teknik pendampingan terhadap ODHA karena pengetahuan berkembang dengan sangat cepat; dan 3) Kegiatan edukasi kepada masyarakat terus dicanangkan tentang pola hidup sehat dan anti diskriminasi terhadap ODHA penyadaran bagi masyarakat akan bahaya terjangkit virus HIVAIDS. Sampai di level paling bawah tingkat RT/RW, keluarga, sekolah, masyarakat, tokoh agama perlu 4) Keberpihakan keluarga dan masyarakat terhadap ODHA, agar mereka tidak merasa sendirian menjalani masa depannya.Kata kunci: Pendampingan, Pekerja Sosial, Rehabilitasi Sosial, ODHA 
PENDAMPINGAN PEKERJA SOSIAL DALAM REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) IN SOCIAL WORKING ASSISTANCESOCIAL REHABILITATION OF PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS (PLWHA) tursilarini, Tateki Yoga; Hermawati, Istiana; Hermawati, Istiana
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3005.271 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v18i2.1805

Abstract

abstractHIV-infected individuals, mostly showing changes in their psychosocial character such as living in stress, depression, feeling lack of social support. It takes someone who can accept the condition of PLWHA, for example medical personnel, social workers, social volunteers or institutions / institutions that care about PLWHA. PLWHA need social rehabilitation to restore and strengthen so that they can grow confidence in facing their suffering. This study aims to describe the qualifications of social workers; Describe the services of social workers in the social rehabilitation of PLWHA. Data sources are social workers, beneficiaries of PLHIV, social rehabilitation departments. Technique of collecting interview and observation data, qualitative descriptive data analysis.The research findings were educational qualifications for social workers at the Wasana Bahagia Ternate PLHIV Rehabsos Hall for six people who were majoring in Social Welfare, three non-Social Welfare people, and one high school social work. Social Workers have the duty and function to assist PLWHA from the initial process (assessment) to the end (termination). Social workers carry out networking; assessment; medication compliance; psychosocial assistance; mentoring social rehabilitation intervention processes: re-preparing families and communities. Recommendations, 1) Social Workers need to increase and add insight into knowledge about PLWHA; 2) Need to improve the mentoring techniques for PLWHA because knowledge develops very quickly; 3) Community education activities continue to be proclaimed about a healthy lifestyle and anti-discrimination against PLWHA awareness for the community about the dangers of contracting the HIVAIDS virus. At the lowest level at the RT / RW level, families, schools, communities, religious leaders need 2) Family alignments and the community towards PLWHA, so that they do not feel alone in living their future.Keywords: Mentoring, Social Workers, Social Rehabilitation, PLWHAabstrakIndividu yang terinfeksi HIV, sebagianbesar menunjukkan perubahan dalam karakter psikososialnya seperti hidup dalam stres, depresi,merasa kurang adanya dukungan sosial. Dibutuhkan seseorang yang dapat menerima kondisi ODHA, misalnya tenaga medis, pekerja sosial, relawan sosial ataupun lembaga/institusi yang peduli terhadap ODHA.ODHA membutuhkan rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan memperkuat agar mereka dapat tumbuh kepercayaan diri dalam menghadapi penderitaannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualifikasi pekerja sosial dan mendeskripsikan pelayanan pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial ODHA.Sumber data adalah pekerja sosial, penerima manfaat ODHA, dan Kabid Rehabilitasi Sosial. Teknik pengumpulan data wawancara dan observasi, analisis data deskriptif kualitatif. Temuan penelitian adalah kualifikasi pendidikan pekerja sosial di Balai Rehabsos ODHA Wasana Bahagia Ternate enam orang pendidikan jurusan Kesejahteraan Sosial, tiga orang non Kesejahteraan Sosial, dan satu orang Sekolah Menengah Atas Pekerjaan Sosial. Pekerja Sosial memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pendampingan ODHA dari proses awal (assesmen) sampai akhir (terminasi). Pekerja sosial melaksanakan jejaring kerja; assesmen; kepatuhan minum obat; pendampingan psikososial; pendampingan proses intervensi rehabilitasi sosial: penyiapan kembali keluarga dan masyarakat.Rekomendasi, 1) Bagi Pekerja Sosial perlu peningkatan serta tambahan wawasan pengetahuan tentang ODHA; 2) Perlu peningkatan tentang teknik-teknik pendampingan terhadap ODHA karena pengetahuan berkembang dengan sangat cepat; dan 3) Kegiatan edukasi kepada masyarakat terus dicanangkan tentang pola hidup sehat dan anti diskriminasi terhadap ODHA penyadaran bagi masyarakat akan bahaya terjangkit virus HIVAIDS. Sampai di level paling bawah tingkat RT/RW, keluarga, sekolah, masyarakat, tokoh agama perlu 4) Keberpihakan keluarga dan masyarakat terhadap ODHA, agar mereka tidak merasa sendirian menjalani masa depannya.Kata kunci: Pendampingan, Pekerja Sosial, Rehabilitasi Sosial, ODHA 
PERSEPSI KELUARGA PENERIMA MANFAAT TENTANG PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Hermawati, Istiana; Winarno, Endro
Sosio Konsepsia Vol 9, No 3 (2020): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v9i3.1982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan tingkat kepuasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terhadap Program Pengentasan Kemiskinan, khususnya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Makanan Sosial, yaitu Bantuan Makanan Non Tunai (BPNT)) dan Bantuan Pangan Sosial Padi Sejahtera (Rastra). Penelitian ini mendukung metode kuantitatif sebagai metode utama dengan metode kualitatif sebagai metode pendukung (metode campuran). Penelitian ini melibatkan 770 responden yang dipilih secara acak, yang terdiri dari: program penyelenggara, program fasilitator, dan KPM dari 77 desa / kelurahan di 11 provinsi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Multistage Random Sampling.Pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan, wawancara, dan Diskusi Kelompok Fokus. Data kuantitatif dianalisis secara manual dan inferensial menggunakan analisis faktor konfirmatori (CFA), sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1994). Mayoritas responden adalah perempuan, berpartisipasi di atas 26 tahun, menikah, lulus sekolah dasar, bekerja sebagai buruh tani dan petani dengan pendapatan keluarga rata-rata Rp. 905.430, / bulan - dan rata-rata kunjungan keluarga sebesar Rp. 1.110.372, - / bulan. Analisis memilih sebagian besar KPM yang disetujui tentang Program Penanggulangan Kemiskinan yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Indonesia.Persepsi KPM lebih dipengaruhi oleh persepsi objek (λ = 0.91), dibandingkan dengan faktor persepsi (λ = 0.81) dan faktor faktor persepsi (λ = 0.86). Ini menunjukkan bahwa Pemahaman KPM hanya terbatas pada bantuan yang akan diterima, bukan pemahaman tentang sifat program secara keseluruhan. Tingkat kepuasan KPM dengan Program Manajemen Kemiskinan adalah 73,44%. Studi ini membahas: memperkuat pendidikan dan penjangkauan tentang tujuan, manfaat, prinsip-prinsip utama, dan program implementasi untuk alokasi kapasitas, kemandirian, dan fungsi sosial KPM dan kesiapan mereka untuk mencari kelulusan;Memperbaiki koordinasi, baik di antara Tim Pengendali, Tim Koordinasi, Kepala Desa / Lurah, Distributor (Himbara, Bulog, e-Warong, dan Agen), Program Bantuan, dan KPM untuk mendukung program peningkatan dan bantuan pelaksanaan;Kata kunci: Persepsi; Tingkat Kepuasan; Keluarga Penerima Manfaat; Program Pengentasan Kemiskinan.
Assessment Bantuan Sosial Pada Masa Pandemi COVID-19 Bagi Keluarga Miskin dan Rentan di Daerah Istimewa Yogyakarta Hermawati, Istiana; Risambessy, Johanis
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 20 No. 3 (2021): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v21i3.2961

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan asesmen tentang jumlah, nilai, dan kualitas bantuan sosial bagi keluargamiskin dan rentan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini mengombinasikanpendekatan kuantitatif dan kualitatif, melibatkan 150 responden yang diambil secara purposive sampling. Datadikumpulkan dua kali yakni pada masa awal pandemi Covid-19 (April-Juni 2020) dan saat pandemi Covid-19 melanda(Desember 2020) dengan menggunakan angket dan wawancara. Data dianalisis secara statistik deskriptif, disajikandalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada awal pandemi Covid-19 (Mei), persentaseresponden yang dapat mengakes bantuan sosial hanya 48% sedangkan pada bulan Desember 2020 persentase respondendalam mengakses bantuan sosial meningkat menjadi 100%. Bantuan sosial tersebut bersumber dari dana APBN, APBD,dan dana desa. Besaran bantuan sosial yang diterima responden sesuai dengan ketentuan dan berkualitas baik sehinggamemiliki nilai kemanfaatan yang besar dalam membantu pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi bagi respondendan keluarganya. Ini menunjukkan kesungguhan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait di DIY dalam menanganibantuan sosial bagi keluarga miskin dan terdampak pandemi Covid-19. Penelitian ini merekomendasikan perlunya: (1)pelaksanaan verifikasi dan validasi data secara periodik dan sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)sehingga data penerima bantuan sosial valid; (2) upaya sinergitas lintas program dan lintas sektoral agar pemberianlayanan dan penyaluran bantuan sosial tidak tumpang tindih, (3) pengembangan model pemberdayaan berbasis komunitasuntuk menopang ketahanan sosial keluarga dan menguatkan kapital sosial di masyarakat.