Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Buletin Al-Turas

Stereotip Dunia Ketiga dalam Film Bride and Prejudice Inayatul Chusna
Buletin Al-Turas Vol 22, No 1 (2016): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.06 KB) | DOI: 10.15408/bat.v22i1.3013

Abstract

Abstract The focus of this research is to expose the representation of the Third World (India) in a transnational film, Bride and Prejudice. By using the theory of representation and some concepts in postcolonial studies, the representation of the Third World are revealed through the characters of the First and Third World and their relationship. The representation of the Third World that creates center and peripheral, and the image of Center as everything confirm the stereotypical representation of the Third World. The love story of the film between the First and Third World characters actually creates prejudices which once again reflecting the First and Third World stereotypes. The genre of the film, the transnational genre, expected to give space for the Third World to be visualized equal cannot remove the stereotypical representation. Bride and Prejudice becomes a transnational film that presents colonial voices. Keywords: Postcolonialism, Representation, First and Third World, Stereotype.  ------- Abstrak Fokus penelitian ini menjelaskan tentang representasi dunia ketiga (India) dalam sebuah film transnasional, Bride dan Prejudice. Dengan menggunakan teori representasi dan beberapa konsep kajian poskolonial, representasi dunia ketiga digambarkan melalui hubungan dunia pertama dan ketiga para tokoh film tersebut. Representasi dunia ketiga yang menyebabkan terjadinya pusat dan pinggiran, dan penggambaran pusat sebagai pengokohan stereotip representasi dunia ketiga. Cerita cinta dalam film tersebut, antara para tokoh dunia pertama dan ketigapada dasarnya menimbulkan praduga yang menggambarkan stereotipe dunia pertama dan ketiga. Genre film ini, genre transnasional, diharapkan dapat memberikan ruang bagi dunia ketiga mengenai kesetaraan tidak dapat menghapus stereotip terhadapnya. Bride dan Prejudice menjadi sebuah film transnasional yang merepresentasikan suara-suara kolonial. Katakunci: poskolonial, representasi, dunia pertama dan ketiga, stereotip.
Mitos dan Kritik Lingkungan dalam Film Aquaman (2018) Okti Ayu Lestari; Reynatania Meydiana Sahara; Zulfa Azza Ardhini; Inayatul Chusna
Buletin Al-Turas Vol 26, No 1 (2020): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.31 KB) | DOI: 10.15408/bat.v26i1.14452

Abstract

Aquaman is a superhero movie that presents the environmental issue through the conflict between human and nature in the middle of the dispute for the throne as the ocean master. The movie also myth related to ocean. This article aims to describe how the movie presents the human-nature relationship. Besides, it also aims to analyze how the myth plays role in improving human-nature relationship. This research uses descriptive qualitative method, ecocriticism approach, and Sonny Keraf’s environmental ethical perspective. The result shows the relationship between human and natures that presented in the movie are not harmonious. This unharmonious relationship is shown through the conflict betwen the character of Arthur and Orm, whose each is the representation of human and nature. The research also finds that the myth about the trident influences the formation of environmental ethical perspective. Thus, myth plays an important role in improving the human-nature relationship in order to create an ecological balance.  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara lingkungan dengan manusia yang dihadirkan di dalam film Aquaman. Aquaman adalah film superhero yang menghadirkan hubungan problematik antara manusia dan lingkungan di tengah kisah perebutan tahta kerajaan laut. Film ini juga menyajikan mitos yang berhubungan dengan laut sebagai bagian dalam hubungan manusia dan lingkungan. Penelitian ini juga mengkaji bagaimana mitos berperan memperbaiki ketidakharmonisan hubungan antara manusia dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan ekokritik dan perspektif etika lingkungan Sony Keraf. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara alam dengan manusia di dalam film digambarkan tidak harmonis. Hubungan tidak harmonis hadir melalui konflik yang terjadi antara tokoh Arthur dan Orm, yang masing-masing mewakili manusia dan alam. Penelitian ini juga menemukan bahwa mitos mengenai trisula berperan penting dalam membentuk perspektif etik lingkungan yang dihadirkan melalui tokoh Arthur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mitos sangat berperan di dalam memperbaiki hubungan antara alam dan manusia demi menciptakan adanya keseimbangan lingkungan. تهدف هذه الدراسة إلى الكشف عن العلاقة بين البيئة والبشر في فيلم .Aquaman Aquaman هو فيلم خارق يقدم علاقة إشكالية بين البشر والبيئة في منتصف الصراع على عرش مملكة البحر. و يعرض الفيلم أيضًا الأساطير المتعلقة بالبحر كجزء من العلاقات الإنسانية والبيئة. و تتناول هذه الدراسة كيف تساهم الأساطير في تحسين تنافر العلاقة بين البشرو البيئة أيضا. هذه الدراسة تستخدم طريقة وصفية نوعية مع المدخل إيكوكريتيك (Ekokritik) و على ضوء الأخلاق البيئية لسوني كراف (Sony Keraf). و تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن العلاقة بين الطبيعة والبشر في الفيلم توصف بأنها غير متناغمة. و العلاقات المتناغمة موجودة من خلال النزاعات التي تحدث بين شخصيات آرثر(Arthur)  وأورم (Orm)،كلاهما يمثلان البشر و الطبيعة. و للأسطور حول تريسولا (trislua) دور مهم في تشكيل الأخلاقي البيئي الذي قدمه آرثر(Arthur). لذلك، استنتج الباحث أن للأسطور دورًا مهمًا في تحسين العلاقات بين الطبيعية و البشر من أجل التوازن البيئي.