Dieta Nurrika
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Ketahanan Hidup Lima Tahun Penderita Kanker Ovarium Epithelial di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Indang Trihandini; Dieta Nurrika
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5 No. 3 Desember 2010
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.42 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v5i3.147

Abstract

Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita. Dalam kasus kanker, jumlah serum albumin adalah indikator prognostik bertahan hidup yang penting, sementara probabilitas global pasien kanker ovarium dengan serum albumin ³ 3,6 g/dL dan ² 3,5 g/dL untuk bertahanhidup lima tahun masing-masing 23% and 10%. Namun di Indonesia, ketahanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial belum diteliti secara intensif. Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan untuk menentukan probabilitasketahanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial menurut tingkat serum albumin tertentu. Dengan menggunakan rancangan studi kohort retrospektif dan analisis ketahanan hidup, 48 orang pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta diamati sejak pertama kali mereka didiagnosis kanker ovarium epithelial sampai sembuh, meninggal atau tidak dapat ditindaklanjuti lagi. Ditemukan bahwa selama tahun 1996-2004, secara umum probabilitas pasien dengan bertahan hidup lima tahun adalah 26,2%.Secara spesifik, probabilitas pasien dengan serum albumin ³ 3,6 mg/dL dan < 3,6 mg/dL untuk bertahan hidup lima tahun masing-masing 36,1% dan 15,7%. Jika dikontrol dengan stadium kanker, kadar asite dan hemoglobin, risiko mati pasien karena kanker ovarium epithelial dengan kadar serum albumin < 3,6 mg/dL ternyata 2,077 kali lipat daripada pasien dengan serum albumin ³ 3,6 mg/dL. Disimpulkan bahwa di Indonesia ketahanan hidup lima tahun pasien-pasien kanker ovarium epithelial lebih tinggi daripadatingkat global. Kata kunci: Kanker ovarium epithelial, albumin, ketahanan hidupAbstractOvarian cancer is one of the largest causes of death in women. In cancer, albumin serum level is an important prognostic indicator of survival, whereas globally the probability of ovarian cancer patient with serum albumin ³ 3,6 g/dL and ² 3,5 g/dL to survive for five years is 23% and 10%, respectively. In Indonesia, however, the survival of epithelial ovarian cancer patient with respect to serum albumin level has not been investigated intensively. The present study was to determine the probability of epithelial ovarian cancer patients to survive for five years at particular level of serum albumin.Using retrospective cohort design with survival analysis, 48 patients of the Dharmais Cancer Hospital Jakarta were observed from the time when the epithelial ovarian cancer was first diagnosed until they were cured, death, or lost to follow up. The results showed that during 1996-2004 the overallprobability of five-year survival was 26,2%. Specifically, the probability of patients to survive for five years at serum albumin level ³ 3,6 mg/dL and < 3,6 mg/dL was 36,1% and 15,7%, respectively. When the cancer stages, ascites, and hemoglobin level were controlled, risk of death from epithelialovarian cancer of the patients with an albumin level of < 3,6 mg/dL was 2,077 fold higher than those with an albumin level of ³ 3,6 mg/dL. It is concluded that in Indonesia the five-year survival probability of epithelial ovarian cancer patients is higher than that the global rate.Key words: Epithelial ovarian cancer, albumin, survival
SELF MANAGEMENT DAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH TANGERANG TAHUN 2021 Ela Susilawati; Dieta Nurrika; Juniar Haryati; Dian Puspitasari Effendi
Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v14i1.358

Abstract

Penderita diabetes harus memiliki manajemen diri yang baik untuk meminimalkan komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes dengan mengatur pola makan, melakukan aktivitas fisik, dan mengontrol kadar gula darah secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan self-management dengan perubahan kadar gula darah. Sampel berjumlah 101 orang yang memenuhi kriteria inklusi dimana sampel diambil secara quota sampling dengan menggunakan metode analitik dan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah DSMQ-R, pengumpulan data dilakukan dengan mengisi link kuesioner. Pengukuran kadar gula berdasarkan hasil perubahan kadar gula dilakukan 2 bulan sebelumnya dan pengukuran terakhir. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan α=0,05 (95%). Responden yang memiliki manajemen diri kurang baik sebanyak 89,1% dan 10,9% yang mengelola diri dengan baik. Responden yang mengalami perubahan kadar gula darah buruk sebesar 50,5% dan perubahan kadar gula darah baik 49,5%. Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value = 0,35 artinya tidak ada hubungan antara self management dengan perubahan kadar gula darah. Penderita diabetes sudah memahami beberapa tindakan manajemen diri namun masih belum banyak penderita diabetes melitus yang menerapkan manajemen diri dalam kehidupan sehari-hari, hal ini juga mempengaruhi perubahan kadar gula darah.Kata kunci: Diabetes Mellitus (DM); Manajemen diri; Perubahan Kadar Gula DarahAbstract Diabetics must have good self-management to minimize complications that can affect people with diabetes quality of life by adjusting their diet, doing physical activity, and controlling blood sugar levels regularly. This study aims to analyze the relationship of self-management with changes in blood sugar levels. The sample was 101 people who met the inclusion criteria where the sample was taken by quota sampling using analytical methods and cross-sectional approaches. The research instrument used was DSMQ-R, data collection was done by filling out a questionnaire link. Measurement of sugar content based on changes in the results of sugar content carried out 2 months earlier and the last measurement. Data were analyzed using chi-square statistical test with a confidence level of α=0.05 (95%). Respondents who have poor self-management as many as 89.1% and 10.9% who manage self-management well. Respondents who experienced changes in bad blood sugar levels were 50.5% and 49.5% changes in good blood sugar levels. The results showed that the p-value = 0.35 means that there is no relationship between self-management and changes in blood sugar levels. Diabetics have understood some self-management actions but still not many people with diabetes mellitus apply self-management in daily life, this also affects changes in blood sugar levels.Keywords: Diabetes Mellitus (DM); Self-Management; Changes in Blood Sugar Levels   
Pengaruh Edukasi Digital Tentang Perawatan Kaki Terhadap Niat Perilaku Pencegahan Luka Kaki Pasien Diabetes Melitus Ela Susilawati; Yulia Puja Lestari; Dieta Nurrika; Dian Puspitasari E
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v8i1.3585

Abstract

Pasien diabetes melitus memilki risiko terkena luka kaki jika tidak dirawat akan semakin parah dan menjadi ulkus kaki yang berisiko amputasi. Melakukan perawatan kaki rutin dapat mencegah terjadinya luka kaki pada pasien diabetes melitus. Pendidikan kesehatan menggunakan media digital berupa video dapat memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan sikap penderita diabetes mellitus melakukan perawatan kaki secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan niat perilaku pencegahan luka kaki pasien diabetes melitus pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan sesudah kelompok intervensi diberikan edukasi digital tentang perawatan kaki. Metode penelitian menggunakan Quasi Eksperimental design dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Sampel berjumlah 48 responden dengan pembagian 24 responden kelompok kontrol dan 24 responden kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability Sampling dengan pendekatan Quota Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji MC.Nemar. Hasil penelitian kelompok kontrol yaitu p = 1,000 artinya tidak ada perbedaan niat perilaku pencegahan luka kaki pasien diabetes melitus dan kelompok intervensi yaitu p = 0,000 artinya ada perbedaan niat perilaku pencegahan luka kaki pasien diabetes melitus. Edukasi perawatan kaki melalui media digital berkontribusi secara positif dalam menambah pengetahuan dan wawasan dalam merawat kaki sebagai tindakan pencegahan luka kaki pasien diabetes melitus. Kata kunci: diabetes melitus, edukasi digital, perawatan kaki