Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : BioCONCETTA

ISOLASI BAKTERIPENGHASIL ANTIBIOTIKA DARI CAIRAN KANTUNG TUMBUHAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.) CAGAR ALAM LEMBAH HARAU SUMATERA BARAT Hidayat, yosmed
Jurnal Bioconcetta Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.59 KB) | DOI: 10.22202/bc.2015.v1i1.1523

Abstract

Eksplorasi mikro organisme penghasil antibiotika terus dilakukan untuk mendapatkan isolat penghasil antibiotika yang baik. Banyak substansi penghasil antibiotika yang telah diisolasi, namun sebagian kecil diantaranya yang terbukti bermanfaat dengan baik terutama dalam bidang kesehatan. Beberapa mikroorganisme penghasil antibiotika ditemukan pada tempat dengan kondisi yang beragam salah satunya adalah cairan kantong semar atau Nephentesspp. Cairan pada kantung tumbuhan Nepenthes mengandung senyawa-senyawa kimia, bersifat asam dan mampu mencerna serangga-serangga yang masuk ke dalamkantung. Kondisi ini tentunya mempengaruhi cairan kantung sebagai media tumbuh bagi bakteri. Beberapa bakteri mampu menghasilkan antibiotika tertentu sesuai dengan kebutuhan bakteri untuk bertahan dari kondisi yang tidak menguntungkan. Cagar Alam Lembah Harau merupakan salah satu habitat tempat tumbuh Nepenthes di Sumatera Barat. Namun belum ada penelitian yang membahas keberadaan bakteri penghasil antibiotika dalam cairan kantung di daerah ini. Pengambilan sampel cairan kantung Nepenthes spp.,dilakukan dengan metoda purposive sampling. Pengujian antibiotika isolate hasil isolasi dilakukan dengan metode kertas cakram. Dari hasil isolasi bakteri diperoleh 137 isolat bakteri yang tersebar dalam 4 jenis cairan kantung Nepenthes diantaranya N. ampullaria, N. gracilis, N eustacya dan N. albomarginata. Pengujian antibiotika 10 isolat yang diisolasi dari cairan kantung Nepenthes spp., secara umum menunjukkan  kemampuan antibiotika terhadap bakteri uji E. coli dan S.aureus. Isolat KS.4-3 memiliki antibiotika terbaik terhadap E. coli dengan diameter zona hambat mencapai 29,5 mm dan isolat KS. 1-7 terhadap bakteri S. aureus dengan diameter zona hambat mencapai 26,3 mm. 
ANALISIS JUMLAH BAKTERI CAIRAN KANTUNG TUMBUHAN Nepenthes ampullaria YANG TERDAPAT DI HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU SUMATERA BARAT hidayat, yosmed
Jurnal Bioconcetta Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.962 KB) | DOI: 10.22202/bc.2016.v2i2.1534

Abstract

Beberapa kelompok mikroba yang hidup dalam cairan kantung tumbuhan Nepenthes dapat memberikan peranan penting bagi tumbuhan Nepenthes dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Beberapa bakteri bersimbiosis dengan tumbuhan Nepenthes dalam memperoleh nutrisi untuk kebutuhan hidup. Keberadaan bakteri pada suatu medium dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, begitu juga dengan bakteri yang terdapat dalam cairan kantung. Nepenthes ampullariamerupakan salah satu jenis Nepenthes yang hidup di daerah    beberapa daerah di Sumatera Barat. Namun belum ada laporan yang menjelaskan tentang kondisi isolat bakteri yang terdapat dalam cairannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah isolat bakteri yang terdapat pada beberapa cairan kantung N. ampullaria. Cairan kantung N. ampularia dikoleksi pada daerah Bukik Rangkak Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. Cairan kantung diperoleh melalui survey lansung ke hutan Bukik Rangkak. Proses isolasi bakteri pada cairan kantung dilakukan dengan metoda spear plate. Pengamatan koloni dilakukan untuk tiap isolat bakteri yang tumbuh dari masing-masing biakan dan dilajutkan dengan proses pemurnian. Berdasarkan hasil isolasi bakteri pada cairan kantung N. ampullaria didapatkan 36 isolat bakteri yang tersebar pada cairan kantung dengan kondisi berbeda. Jumlah bakteri yang terdapat dalam cairan kantung tumbuhan Nepenthes ampullaria tidak jauh berbeda untuk tiap kantungnya. Hasil ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah isolat yang signifikan meskipun cairan berasal dari kantung dengan kondisi yang berbeda-beda.
ANALISIS CEMARAN BAKTERIOLOGIS DAN LOGAM BERAT DAGING LANGKITANG (Faunus ater) Hidayat, Yosmed
Jurnal Bioconcetta Vol 6, No 1 (2020): Sinta 4
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bc.2020.v6i2.4198

Abstract

As a popular food ingredient, meat langkitang consumed must be protected from contamination of pathogenic microbes and heavy metals that can interfere with and endanger human health. This study aims to determine the level of bacteriological contamination and heavy metal meat langkitang (Faunus ater). meat Langkitang was taken as many as 15 samples randomly, obtained from traders around the coast of Padang, West Sumatra. Examination of microbial contamination in meat used a method (serial dilution) Most Probable Number (MPN) consisting of the presumptive test, confirmed test and completed test. Measurement of Lead Heavy Metal (Pb) content was carried out by measuring the absorption value of the meat used a Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The results of bacteriological analysis showed that all samples of tested meat tested positive contained contaminating bacteria. Test of heavy metals shows that contamination of meat from meat langkitang (Faunus ater) has exceeded the threshold. This study concludes that bacteriological and heavy metal analysis shows that contamination of microbial and Lead metal (Pb) in langkitang meat that has exceeded the health threshold so that proper processing is needed before meat is consumed.
KEBERADAAN ULA PUCUAK (Trimeresurus barati) PADA BEBERAPA DAERAH DI SUMATERA BARAT Reza, Fachrul; Hidayat, Yosmed
Jurnal Bioconcetta Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.142 KB) | DOI: 10.22202/bc.2015.v1i2.1509

Abstract

Sumatera adalah pulau terbesar ketiga di Indonesia dengan iklim tropis dan keanekaragaman ular yang tinggi. 127 jenis ular telah tercatat di Sumatra. Informasi taksonomi dan distribusi ular masih sedikit terutama di provinsi Sumatera Barat. Salah satu ular endemik yang terdapat di Sumatera Barat adalah Trimeresurus barati. Tidak ada informasi yang jelas entang keberadaan ular ini. Informasi tersebut dibutuhkan untuk mengenali keberadaan herpetofauna khususnya Trimeresurus barati yang merupakan hewan endemik Sumatera Barat, dimana selanjutnya bertujuan untuk upaya konservasi. Penelitian telah dilakukan pada bulan Februari 2015 hingga Agustus 2015 dengan menggunakan metode survei, termasuk koleksi langsung pada beberapa daerah di Sumatera Barat, pengumpulan informasi dari masyarakat dan identifikasi spesimen yang telah ada di Laboratorium Zoologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Berdasarkan penelitian ini, telah ditemukan T.barati dibeberapa tempat yaitu di daerah Paninjauan sebanyak 4 spesimen, Balingka sebanyak 3 spesimen, Matur sebanyak satu spesimen, Batipuh sebanyak 2 spesimen, Sabu sebanyak 1 spesimen, Andalehsebanyak 1 spesimen, CA Lembah Anai sebanyak 5 spesimen, Tambangan sebanyak 4 spesimen dan Alahan Panjang sebanyak 3 spesimen. Umumnya T.barati  ditemukan  pada  daerah  berketinggian  600-1000mdpl  dengan  suhu berkisar 12C-28C