Tri Hidayati
mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum pada Universitas Lambung Mangkurat UNLAM) Banjarmasin Kalimantan Selatan dan mengabdi sebagai PNS di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. Alamat: Jl. G.Obos 9 Palangka Raya, Kode Pos 73111,

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TANAH WAKAF TERLANTAR (PERSPEKTIF PP NOMOR 11 TAHUN 2010) Hidayati, Tri
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

The existence of Government Regulation number 11 of 2010 about the Control and the Utilization of Neglected Land is a reformation step of agrarian to implement the Constitution of 1945 in article 33: verses 3. The objects of the regulation include the land that has been given by the government such the proprietary rights (Hak Milik), building rights (Hak Guna Bangunan) and enterprise rights (Hak Guna Usaha), use (Hak Pakai) and management rights (Hak Pengelolaan) or land that is not used appropriately or utilized effectively. The phenomena related to waqf land are so apprehensive. The numbers of the waqf lands reaches 2, 7 M2 (data from BWI or Indonesian Waqf Board in 2009). However, related to the status of the waqf  lands which are permanent as in the article 40 of Waqaf Regulation, the neglected waqf  lands cannot be utilized as waqf  land as the objects of the control to be taken over by the government. To over the problem, ideally, the function of the waqf land should be productive in line with the article 44 of Waqf Law jonctu article 48 of Government Regulation nomor 42 of 2006 about the Implementation of Waqf Law and  it is of course,  all depend on nazhir (waqf land administrators). 
TANAH WAKAF TERLANTAR (PERSPEKTIF PP NOMOR 11 TAHUN 2010) Hidayati, tri
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 8, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

The existence of Government Regulation number 11 of 2010 about the Control and the Utilization of Neglected Land is a reformation step of agrarian to implement the Constitution of 1945 in article 33: verses 3. The objects of the regulation include the land that has been given by the government such the proprietary rights (Hak Milik), building rights (Hak Guna Bangunan) and enterprise rights (Hak Guna Usaha), use (Hak Pakai) and management rights (Hak Pengelolaan) or land that is not used appropriately or utilized effectively. The phenomena related to waqf land are so apprehensive. The numbers of the waqf lands reaches 2, 7 M2 (data from BWI or Indonesian Waqf Board in 2009). However, related to the status of the waqf  lands which are permanent as in the article 40 of Waqaf Regulation, the neglected waqf  lands cannot be utilized as waqf  land as the objects of the control to be taken over by the government. To over the problem, ideally, the function of the waqf land should be productive in line with the article 44 of Waqf Law jonctu article 48 of Government Regulation nomor 42 of 2006 about the Implementation of Waqf Law and  it is of course,  all depend on nazhir (waqf land administrators). 
STATISTIKA DASAR Hidayati, Tri; Handayani, Ita; Ikasari, Ines Heidiani
Jurnal Ilmiah Humanika 2020: DUNIA BUKU PERSADA
Publisher : CV. Pena Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.515 KB)

Abstract

Buku ini merupakan sebuah pengantar bagi mahasiswa untuk memahami konsepkonsep dalam statistika. Buku ini menyajikan statistika deskriptif dan inferensial, Selain itu, buku ini memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang konsep probabilitas dan penggunaanya. Berbagai tema tersebut diharapkan bisa digunakan untuk mengembangkan keilmuan dan sebagai dasar dalam mendalami disiplin ilmu yang terkait statistika. Buku ini menyajikan materi secara singkat dan jelas, sehingga mahasiswa bisa menangkap inti dari konsep yang dipelajari dengan mudah. Selain itu, buku ini menyajikan latihan soal agar mereka bisa melakukan refleksi dan evaluasi atas pemahaman yang telah mereka pelajari. Tugas evaluatif juga diberikan sehingga mempermudah dosen pengampu untuk melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dan mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa
SANKSI PIDANA KENAKALAN ANAK SEBAGAI PELAKU BULLIYING MENURUT UU NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANAN ANAK Siagian, Amrizal; Kurniawan, Wiwit; Hidayati, Tri
Jurnal Ilmiah Humanika Vol 3 No 3 (2020): Jurnal Ilmiah Humanika
Publisher : CV. Pena Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku bulliying. pertanggunjawaban pidana itu diatur dalam undang-undang perlindungan anak dan sistem peradilan pidana anak, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidanan Anak. Dasar hukum pertanggungjawaban pemerintah terhadap kejahatan anak termasuk tindakan bulliying disebutkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu mengatur bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Menurut undang-undang ini, pelaku bulliying dapat dikenakan sanksi pidana, meskipun pelakunya kategori anak-anak. Anak-anak yang dimaksud adalah anak yang berhadapan hukum belum mencapai usia 18 tahun dan dipastikan tetap mendapat perlindungan secara hukum dalam proses pemidanaannya. Untuk mencapai perlindungan terhadap hak anak, diperlukan model penghukuman yang berkeadilan dan berkeseimbangan (restorative justice) antara pelaku dan korban. Dalam upaya melaksanakan proses tata cara pengadilannya pun harus transparan, yaitu proses hukum benar dan adil (due pocces) baik pada proses penyelidikan maupun penyidikannya harus terbuka agar tidak dikategorikan melanggar prinsip due process of law. Dan untuk mewujudkan perlindungan terhadap anak, semua pihak memiliki tanggungjawab, baik pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Pemerintah dapat berperan dengan memberikan kesejahteraan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat serta tumbuh kembangnya anak-anak dengan menerbitkan model-model inovasi, diantaranya menerbitkan undang-undang perlindungan anak dan sistem peradilan pidana anak. Dan pemerintah pun secara khusus mendirikan lembaga KPAI, yang secara independen turut mengurusi hak anak. Keikut sertaan masyarakat memainkan peran kunci mencarikan solusi dengan melakukan pencegahan secara kolektif dan melakukan kontrol terhadap terpenuhinya perlindungan anak. Disamping itu, penguatan fungsi keluarga, terlebih orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang dan rasa aman terhadap anak-anaknya menjadi titik awal untuk menanamkan nilai-nilai positif terhadap karakter diri pribadi anak agar selalu menghargai hak nya dan hak orang lain. Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan lebih cenderung menggali bahan yang pada awalnya dari bahan data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan terhadap data primer baik di lapangan maupun di masyarakat. Dan tekniknya pun menggunakan studi kepustakaan (library research), yang merupakan suatu teknik (prosedur) pengumpulan atau penggalian data kepustakaan. Dalam mengurai kandungan norma-norma hukum itu maka disusun secara sistematis dengan mengaitkan satu data dengan data lain yang saling terkait.