Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS SPASI LUBANG BOR UNTUK MENGEVALUASI SUMBERDAYA TIMAH ALUVIAL DAN MINERAL IKUTANNYA DI PULAU BANGKA DENGAN GLOBAL ESTIMATION VARIANCE Raymond Kosher Sianturi; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 30, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2020.v30.1115

Abstract

Pulau Bangka merupakan daerah yang kaya akan mineralisasi timah yang dibawa oleh batuan granit. Selain kaya akan mineralisasi timah, ilmenite, rutile, anatase, zircon, monazite, dan xenotime juga hadir dalam batuan granit sebagai mineral aksesoris. Mineral-mineral ini juga terdapat dalam endapan sekunder timah aluvial dan disebut mineral ikutan timah (MIT). Optimasi spasi bor antara timah dan mineral ikutan timah dibutuhkan agar spasi tersebut dapat mewakili timah dan mineral ikutan timah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan geostatistik melalui metode Global Estimation Variance (GEV) untuk menghitung nilai relative error. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa timah lebih homogen daripada mineral ikutan timah. Spasi optimum yang mewakili Sn (timah) dan mineral ikutan timah berdasarkan pada 8 (delapan) daerah di Pulau Bangka adalah 20 - 25 m untuk measured, 30 - 40 m untuk indicated, dan 40 - 50 m untuk inferred. ABSTRACT – Drill Hole Spacing Analysis for Evaluation of Tin and Associated Minerals Resources in Bangka Island Using Global Estimation Variance. Bangka Island is an area rich in granite rocks bearing tin mineralization. Besides that, ilmenite, rutile, anatase, zircon, monazite, and xenotime are also present in granite as mineral accessories. These minerals are also present in alluvial tin deposits and called as tin associated minerals. Optimization of drill hole spacing between tin and its associated minerals is indispensable so that these spacing can represent the spatial distribution of tin and its associated minerals. Global Estimation Variance (GEV) is used to calculate the relative error. This study showed that tin is more homogeneous than its associated minerals. The optimum spacings representing Sn (tin) and its associated minerals based on the case studies of eight sites at Bangka Islandare20–25m,30–40m,and40–50mfor obtaining the measured, indicated, and inferred resources, respectively.
Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah dan Batuan yang Mengandung Mineral Pembawa Unsur Tanah Jarang dan Radioaktif Arie Naftali Hawu Hede; Muhammad Anugrah Firdaus; Yogi La Ode Prianata; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal; Heri Syaeful; Ichwan Azwardi Lubis
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.137 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5644

Abstract

ABSTRAKSpektroskopi reflektansi merupakan salah satu metode nondestruktif untuk identifikasi mineral dan sebagai dasar dalam analisis pengindraan jauh (indraja) sensor optik. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian penerapan spektroskopi reflektansi pada panjang gelombang 350–2.500 nm untuk sampel tanah dan batuan pembawa unsur tanah jarang (rare earth element-REE) dan radioaktif. Sampel diambil dari beberapa lokasi di Bangka Selatan dan Mamuju yang sebelumnya telah diidentifikasi memiliki potensi REE dan unsur radioaktif. Kurva reflektansi hasil analisis sampel dari Bangka Selatan menunjukan adanya kenampakan absorpsi yang menjadi karakteristik untuk kehadiran REE, dalam bentuk mineral monasit, zirkon, dan xenotime khususnya pada sampel yang berasal dari material tailing dan konsentrat bijih timah. Panjang gelombang yang menjadi kunci khususnya berada pada rentang visible-near infrared (VNIR; 400–1.300 nm). Sedangkan untuk sampel yang berasal dari Mamuju, yang merupakan daerah prospeksi mineral radioaktif, karakteristik spektral memperlihatkan beberapa panjang gelombang kunci terutama pada rentang shortwave infrared (1.300–2.500 nm). Hasil interpretasi menunjukkan mineral mayor berupa mineral lempung, sulfat, spesies NH4, dan mineral yang mengandung Al-OH lainnya, sedangkan untuk beberapa sampel pada panjang gelombang VNIR diidentifikasi mengandung mineral besi oksida/hidroksida. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pemetaan eksplorasi REE dan radioaktif dengan menggunakan metode indraja.ABSTRACTReflectance spectroscopy is one of the nondestructive methods of mineral identification and is one of the basic principles in the remote sensing analysis using optical sensors. This research aimed at applying reflectance spectroscopy at 350–2,500 nm wavelength range for samples containing rare earth elements (REE) and radioactive minerals. Samples were taken from several locations in South Bangka and Mamuju that had previously been identified as potential location of REE and radioactive-bearing minerals. Reflectance data shows that there are absorption characteristics for REE-bearing minerals; monazite, zircon, and xenotime minerals especially from tailings and tin ore concentrate for the samples from South Bangka. The key wavelengths are specifically in the visible-near infrared range (VNIR; 400–1300 nm). For the samples from Mamuju, which is known as radioactive mineral prospecting areas, spectral characteristics provide information that there are spectral signatures in the shortwave infrared range (1,300–2,500 nm). The results of major mineral interpretations include clay minerals, sulfates, NH4 species, and other minerals containing Al-OH. However, some samples at the VNIR wavelength identified as iron oxide/hydroxide minerals. It is hoped that these results can be useful for REE and radioactive exploration mapping using remote sensing methods.
STUDI DISTRIBUSI MINERAL IKUTAN TIMAH (MIT) UNTUK MENDUKUNG METODA PENANGANAN SAMPEL PADA KEGIATAN EKSPLORASI Syafrizal Syafrizal; Andika Satria Pradana; Ichwan Azwardi; Satyogroho Dian Amertho; Mohamad Nur Heriawan; Arie Naftali Hawu Hede
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.121

Abstract

ABSTRAK PT. Timah Tbk merupakan perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) logam timah yang berencana menjadikan komoditas logam tanah jarang sebagai by-product dari ekstraksi logam timah sebagai komoditas utama. Telah diteliti bahwa Mineral Ikutan Timah (MIT) pembawa Rare Earth Elements (REEs) yang jumlahnya cukup dominan pada setiap sampel pemboran yang sudah dilakukan PT Timah Tbk diantaranya adalah ilmenite, rutile, zircon, monazite, xenotime, dan anatase. Eksplorasi terhadap logam timah terus dilakukan oleh PT Timah Tbk. Namun, eksplorasi khusus untuk setiap Mineral Ikutan Timah (MIT) pembawa Rare Earth Elements (REEs) hanya sebatas pada dokumentasi kadar mineral-mineral pembawa REEs pada sampel pemboran saja. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, peneliti bertujuan untuk melakukan studi dan analisis distribusi mineral pembawa REEs untuk mencari aspek-aspek penting yang harus diperhatikan oleh PT Timah Tbk dalam merancang SOP (Standar Operasi Prosedur) preparasi hasil sampling eksplorasi yang tepat untuk ekstraksi mineral cassiterite tanpa mengabaikan kehadiran mineral pembawa REEs yang prospek untuk ditambang. Data-data yang digunakan peneliti berasal dari sampel-sampel primer, aluvial, konsentrat, dan tailing yang ada pada setiap daerah yang kemudian dilakukan kuantifikasi kadar mineral-mineral pembawa REEs dengan metode grain counting. Tahap selanjutnya adalah rekapitulasi, pengolahan data, dan penyajian data menggunakan metode-metode statistik. Lalu, akan dilakukan pembahasan, analisis, serta penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang menjawab rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Kata kunci :   Mineral Ikutan Timah (MIT), Rare Earth Elements (REEs), Grain Counting, Standar Operasi Prosedur, Sampling Eksplorasi.  ABSTRACT PT Timah Tbk is a state-owned company that has tin metal Mining Business License or well known as Izin Usaha Pertambangan (IUP) which plans to make rare earth metal commodities as a by-product of tin metal extraction as the main commodity. Based on research,  REEs (Rare Earth Elements)-bearing minerals quite dominant in each drilling sample by PT Timah Tbk which are ilmenite, rutile, zircon, monazite, xenotime, dan anatase. Exploration of tin metal still continues by PT Timah Tbk. Nevertheless, the exploration of Rare Earth Metal (REM) is limited to the REEs-bearing minerals grade documentation in the drilling sample only. Therefore, on this occasion, writer aims to study and analyze the distribution of REEs-bearing minerals to look for important aspects that must be considered by PT Timah Tbk in designing the right SOP (Standard Operating Procedure) of exploration sample handling result for cassiterite mineral extraction without ignoring the presence of REEs-bearing minerals that are prospects to be mined. The data which used by the writer originated from primary, alluvial, concentrate, and tailing samples that exist in each region which then quantified the grade of  REEs-bearing minerals using grain counting method. The next step is recapitulation, processing data, and presenting data using statistical methods. Then, discussion, analysis, and conclusions will be conducted based on results of data processing that answer the problem formulation and the purpose of this study.  Keyword    : By-product of tin metal extraction, Rare Earth Elements (REEs), Grain Counting, Standard Operating Procedure, exploration sample handling. 
Karakteristik Mineralisasi Endapan Epitermal Pada Prospek Arinem Di Kabupaten Garut, Jawa Barat Arif Arif; Syafrizal Syafrizal; Teti Indriati
Jurnal Geomine Vol 8, No 3 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v8i3.614

Abstract

Daerah Arinem berada dalam wilayah Kabupaten Garut. Termasuk dalam endapan epitermal karena berada pada daerah busur kepulauan Sunda (Sunda Arc) yang terletak di kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundaland dan lempeng Eurasia. Dalam kegiatan eksplorasi endapan mineral bijih, penting adanya pemahaman tentang mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik mineralisasi endapan epitermal prospek Arinem berupa tekstur, morfologi, ukuran dan kehadiran mineral bijih yang nantinya dapat membantu untuk interpretasi paragenesanya. Studi dilakukan dengan mengamati 16 sampel hand speciment yang ditemukan dipermukaan serta 12 sampel yang berasal dari 1 lubang bor level 170-210 meter. Sampel-sampel tersebut diamati menggunakan mikroskop polarisasi refraksi-refleksi. Sementara 4 sampel terpilih digerus menjadi fraksi berukuran lempung dan dianalisis dengan menggunakan metode X-ray Diffraction (XRD) untuk mendeteksi mineral-mineral lempung dan asosiasi mineral ubahan lainnya. Tekstur kuarsa yang hadir pada lokasi penelitian berdasarkan pengamatan megaskopis, umumnya didominasi oleh tekstur saccharoidal, colloform, comb, zoned crystal, lattice bladed, banded, dan massif. Mineral bijih yang teridentifikasi umumnya didominasi oleh mineral base metal dengan paragenesa secara berurutan adalah pirit, sfalerit, kalkopirit, galena, limonit, jarosit dan malasit. Alterasi pada pada lokasi penelitian dicirikan oleh keberadaan kuarsa-kaolinit-illit, serta kuarsa-kaolinit-klorit-kalsit yang mencirikan zona propilitik. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tipe mineralisasi pada prospek Arinem merupakan tipe epitermal sulfidasi rendah.
PERBANDINGAN TIGA PENDEKATAN GEOSTATISTIK UNTUK MEMODELKAN KETIDAKPASTIAN DALAM ESTIMASI SUMBERDAYA TIMAH DAN MINERAL IKUTAN TIMAH PADA ENDAPAN ALUVIAL Raymond Kosher Sianturi; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal; Cahyo Okta Ardian; Satyogroho Dian Amertho; Ichwan Azwardi Lubis
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v2i2.34

Abstract

Blok C merupakan salah satu blok endapan aluvial di Pulau Bangka yang memiliki prospek timah dan mineral ikutan timah seperti ilmenite, rutile, anatase, zircon, dan monazite. Endapan aluvial umumnya memiliki variabilitas yang tinggi sehingga faktor ketidakpastian akan sumberdaya timah dan mineral ikutan timah juga tinggi. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara 3 (tiga) pendekatan geostatistik untuk memodelkan ketidakpastian sumberdaya dengan studi kasus pada endapan aluvial di Blok C di Pulau Bangka. Untuk mengetahui variabilitas global di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Global Estimation Variance (GEV), sedangkan untuk mengetahui variabilitas lokal dilakukan menggunakan Sequential Gaussian Simulation (SGS) dan Discrete Gaussian Model (DGM). Hasil dari metode GEV dibandingkan dengan metode SGS dan hasil dari metode SGS juga akan dibandingkan dengan metode DGM. Dari hasil perbandingan GEV dan SGS menunjukkan bahwa hasil GEV cenderung less confidence jika dibandingkan dengan hasil SGS. Less confidence pada hasil GEV disebabkan oleh efek proporsional di daerah penelitian. Hasil perbandingan SGS dan DGM menunjukkan pola yang hampir sama untuk Sn (timah) dan ilmenite+rutile+anatase serta pola yang cukup berbeda untuk zircon. Perbedaan ini disebabkan oleh pemusatan data yang merupakan bagian dari metode DGM. Selain itu, mayoritas nilai minimum hasil DGM lebih besar daripada nilai minimum hasil SGS dan nilai maksimum hasil DGM lebih kecil daripada nilai maksimum hasil SGS. Hal ini disebabkan oleh change of support coefficient (r) yang mempengaruhi fungsi dari transformasi
Mineralogi dan Pengayaan REE Tipe Ion-Adsorption pada Profil Lapukan Granitoid di Sulawesi Barat; Implikasi terhadap Eksplorasi Andi Febby Alvionita; Syafrizal Syafrizal; Andy Yahya Al Hakim
Geosapta Vol 9, No 2 (2023): JULI 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v9i2.15924

Abstract

Unsur Tanah Jarang (Rare Earth Elements-REE) merupakan golongan unsur lantanida+Y+Sc yang saat ini dibutuhkan dalam dunia industri dan bahan baku pembuatan teknologi canggih dan modern. Seiring bertambahnya kebutuhan REE, kegiatan eksplorasi REE juga semakin meningkat, oleh karena itu penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan yang bertujuan mengetahui karakteristik REE tipe ion adsorption yang ada di Sulawesi Barat menggunakan petrografi mineral optik, X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), dan inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS). Pengamatan mineral optik menunjukkan bahwa batuan induk di Polewali adalah kuarsa monsonit, sedangkan di Mamasa adalah granodiorit. Mineral pembawa REE yang terlihat pada petrografi mineral optik adalah zirkon, apatit, alanit dan monasit. Mineral lempung yang berhasil dideteksi sebagai mineral yang mengikat REE pada zona lapukan berupa kaolinit, halloisit, monmorillonit dan nontronit. Pengayaan REE pada horizon A pada kedua profil menunjukkan bahwa persentase mineral lempung juga mempengaruhi jumlah TREE, hal ini dibuktikan dengan total persentase kandungan mineral lempung pada horizon A di Polewali berkisar 32,7% dan Mamasa 16%, lebih banyak dibanding pada horizon yang lainnya. Anomali positif Ce pada sampel lapukan menunjukkan bahwa kedua profil lapukan merupakan zona pelindian kecuali pada horizon A di Mamasa. Anomali Negatif Eu juga menunjukkan bahwa terjadi pelepasan plagioklas pada saat proses diferensiasi magma ketika batuan terbentuk. Faktor yang mempengaruhi distribusi dan akumulasi REE adalah jenis batuan induk dan tingkat pelapukan.