Alfend Rudyawan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEDIMENTARY FACIES AND HYDROCARBON RESERVOIR POTENTIAL OF SAND FLAT IN THE UPPER PART OF TAPAK FORMATION IN BANYUMAS AREA, CENTRAL JAVA Yan Rizal; Wahyu Dwijo Santoso; Alfend Rudyawan; Ricky Adrian Tampubolon; Affan Arif Nurfarhan
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 28, No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2392.507 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2018.v28.835

Abstract

The upper part of Tapak Formation in Kali Cimande consists of alternating sandstones, siltstone and mudstone. The alternating sequence showed a fining and thinning upward bedding pattern. The facies association of the alternation built up by sand flat facies, which characterized by medium sandstone, moderate sorted, with cross-lamination sedimentary structures and mostly on the top of sandstone layer found a bioturbation trace fossils (Skolithos). Mixed flat facies, which is characterized by an alternation of thin layered sandstones with mudstone and siltstone, with lenticular, wavy, and flaser sedimentary structures, contained many forms of bioturbation, such Planolites, Thallasinoides, Lockeia, and Ophiomorpha. Mud flat facies association, is characterized by a repeated of claystone with thin sandstone intercalation, where the ratio of clay content more than 95 % of the total layers, contained abundantly with trace fossil Lockeia. Upper Tapak Formation plays as moderate reservoir potential. The thick sandstone in sand flat facies with moderate to poorly sorted and moderate porosity is required to provide hydrocarbon flows in Banyumas Basin.Bagian atas Formasi Tapak di Kali Cimande terdiri dari perselingan batupasir-batulanau dan mudstone. Sekuen perselingan menunjukkan pola perlapisan menghalus dan menipis ke atas. Asosiasi fasies tersebut terdiri dari fasies sand flat, yang dicirikan oleh batu pasir sedang, pemilahan sedang, struktur sedimen silang-siur serta fosil jejak bioturbasi (Skolithos) pada bagian puncak kebanyakan lapisan batu pasir. Fasies mixed flat, dicirikan oleh perselingan batupasir berlapis tipis dengan mudstone dan batulanau, serta struktur sedimen lentikular, perlapisan bergelombang, dan flaser, mengandung banyak bioturbasi, seperti Planolites, Thallasinoides, Lockeia, serta Ophiomorpha. Asosiasi Fasies sand flat, dicirikan oleh perulangan batulempung dengan sisipan batupasir tipis, dengan kandungan lempung lebih dari 95% total lapisan, serta fosil jejak Lockeia yang melimpah. Formasi Tapak Atas berperan sebagai reservoir potensial sedang. Bagian batupasir tebal di fasies sand flat dengan pemilahan sedang hingga buruk dan porositas sedang diperlukan untuk menyediakan aliran hidrokarbon di Cekungan Banyumas.  
Geology of the Eastern Part of the Volcanic-Kendeng Zone of East Java: Stratigraphy, Structures and Sedimentation Review from Besuki and Situbondo Areas Agus Handoyo Harsolumakso; Dardji Noeradi; Alfend Rudyawan; Dadan Amiarsa; Satryo Wicaksono; Affan A Nurfarhan
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 20 No. 3 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v20i3.465

Abstract

The Tertiary stratigraphy of Situbondo was constructed by a series of volcanoclastic-carbonate turbidite facies of Menuran Formation with Pacalan limestone Member, and Leprak Formation. These formations formed a regional east-west trending circular anticlinorium. The Tertiary formations were covered by Quaternary volcano-clastic Ringgit Formation and subsequent younger Bagor volcanic products. The oldest Tertiary rock units are the Late Miocene-Pliocene Menuran Formation, with Pacalan Limestone Member. Formation is mainly composed of foram-rich marls and calcareous, sometimes tuffaceous sandstones, with conglomerate intercalations. Sedimentation of this formation is interpreted as to be a mixing, from proximal to distal turbidite, involving volcaniclastic and carbonate sources, in  a bathyal open marine environment. The Early Pliocene Leprak Formation overlies conformably the Menuran Formation, which consists of alternating calcareous sandstones and tuff sandstones deposited in a bathyal open marine environment with proximal turbidite mechanism suggesting that basin depocenter was located to the east. Up to Late Pliocene, the region was dominated by developments proximal turbidite volcanoclastic sedimentation of The Leprak Formation, contemporaneous with increasing volcanic activity in the south. Deformation of Plio-Pleistocene in Java is believed to be the last major tectonic period, which forms the west-east trending structures. In Situbondo area, folding structures in this direction involves the Neogene Menuran Formation, Pacalan Member and Leprak Formation. Volcanic activity persists, and increases, with the activity of Ringgit-Beser volcano in Pleistocene. These late events of magmatism, volcanism and uplift were contributed to the last structural configuration of the area.Keyword : Situbondo, structural geology, volcanic-kendeng zone, stratigraphy
DESKRIPSI LITOLOGI BATUAN DASAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK RESERVOIR REKAHAN ALAMI DI BLOK OGAN KOMERING, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN Bayu Sapta Fitriana; Benyamin Sapiie; Alfend Rudyawan
Bulletin of Geology Vol 7 No 3 (2023): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan hidrokarbon pada reservoir batuan dasar (basement) di Blok Ogan Komering (OK), Sumatra Selatan, telah terbukti sejak tahun 1992 sejak penemuan hidrokarbon pertama pada sumur ASD-1 dengan laju alir 1.890 BOPD. Pada Tahun 2014, hidrokarbon pada batuan dasar kembali ditemukan dari pemboran sumur BDA-1 dengan laju alir 3,4 MMSCFD. Temuan-temuan hidrokarbon pada batuan dasar ini memberikan indikasi yang penting untuk menemukan kembali potensi-potensi hidrokarbon dari reservoir batuan dasar di daerah ini. Fokus penelitian ini memuat aspek litologi, umur batuan, dan karakteristik rekahan alami berdasarkan data sumur, seismik, petrografi dan data pentarikhan umur batuan (age dating) yang memberikan wawasan tentang litologi batuan dasar, serta hubungannya dengan karakteristik rekahan alami dan kualitas reservoir di Blok OK, Cekungan Sumatra Selatan. Penemuan hidrokarbon di reservoir Batuan dasar pra-Tersier di area Blok OK sebelumnya didefinisikan terakumulasi pada batuan dasar granitik. Berbagai litologi yang terdapat di batuan dasar menunjukkan kompleksitas dari sejarah tektonik di Cekungan Sumatera Selatan. Studi petrografi lebih rinci menunjukkan komposisi litologi yang lebih kompleks. Litologi batuan dasar pra-Tersier terdiri dari granodiorit, diorit, marmer, andesit, serpih, filit dan sekis. Pentarikhan K-Ar pada batuan dasar andesit menghasilkan interval umur antara 61-131 juta tahun yang lalu, setara dengan Kapur Awal-Akhir. Secara lebih detail, batuan beku di daerah ini telah mengalami proses alterasi hidrotermal, yang ditunjukkan dengan kehadiran mineral-mineral alterasi dalam komposisi batuannya. Log gambar pada interval batuan dasar menunjukkan perkembangan rekahan alami yang baik pada interval batuan dasar. Perkembangan rekahan alami memiliki korelasi dengan jenis litologi. Rekahan alami berkembang dengan baik pada litologi granodiorit, diorit, marmer, dan kuarsit. Batas satuan antar litologi yang beragam ini diinterpretasikan sebagai kontak sesar. Kontak sesar yang disertai dengan zona hancuran antara litologi yang berbeda menguntungkan untuk pengembangan rekahan dan berkorelasi dengan indikasi hidrokarbon.