This Author published in this journals
All Journal Sosioinforma
Rukmini Dahlan
Peneliti pada Balatbangsos, Departemen Sosial, Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROFIL KEHIDUPAN EKS-PENDERITA TUBERKULOSIS PARU - KASUS DI KOTA PALEMBANG Suyanto Suyanto; Rukmini Dahlan
Sosio Informa Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v7i1.900

Abstract

Penyakit Tuberkulosis Paru memiliki dua permasalahan utama, yaitu: masalah kese hatan dan masalah sosial. Masalah kesehatan meliputi yang bersal dari penyakit, penyebab penyakit dan obat - obatan. Sedangkan masalah sosial merupakan hambatan yang penting, karena dapat menyebabkan kegagalan pengobatan Tuberkulosis Paru. Masalah sosial ini antara lain meliputi pendidikan yang rendah, pengetahuan yang rendah, higiene yang buruk, pengaruh sosial budaya di masyarakat, kemiskinan, keterlambatan mendeteksi penyakit dan faktor dari pihak petugas.Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga eks penderita Tuberkulosis Paru di lokasi penelitian sangat memprihatinkan, sebab mereka merupakan permasalahan sosial yang seharusnya ditangani oleh Pemerintah Daerah Kota Palembang khususnya Dinas Sosial setempat. Dari hasil pengumpulan data diperoleh gambaran bahwa sebagian besar (70%) responden memiliki pendidikan di bawah SLTA; hanya ada 30% responden yang pernah duduk di bangku SLTA. Sedangkan jika dilihat dari peker jaan dan penghasilan mereka, hampir semua responden memiliki mata pencaharian di sek tor informal atau sebagai pekerja kasar dengan penghasilan per bulan masih di bawah Rp600,000. Jika penghasilan mereka dihubungkan dengan kebutuhan minimum dari ukuran Sajogyo, yaitu 360 kg akan tetapi kurang dari 480 kg per kapita per tahun, maka sebagian besar (75%) responden dapat dikatakan hidup masih di bawah garis kemiskinan. Jika penghasilan para keluarga responden dihubungkan dengan tanggungan keluarga yang jumlahnya mencapai 4-5 orang per keluarga dan penghasilan tersebut dibelikan beras yang harganya mencapai Rp3,000 per kg pada saat penelitian, maka sebagian besar 75% respon den tersebut tidak mungkin mendapatkan beras.