Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MENCARI JATI DIRI? (Relasi antara Nasionalisme dengan Pendidikan) Husain Haikal
Khazanah Pendidikan Vol I No 1 September 2008
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jkp.v1i1.634

Abstract

This paper tries to give a closer look at the relationship between nationalism and education during the Dutch colonization which had born the national leaders. They were leaders who had found their true identity as leaders. They are our founding fathers who never thought of anything other than the national interest. Among them are: HOS Tjokroaminoto, dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantara, and Soekarno (the Indonesian Proclamator) Key words: self identity, the founding fathers
REMAJA, MASA YANG MAKIN "MEMBENGKAK" Husain Haikal
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 2,1983,TH.III
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v2i2.7553

Abstract

Masa remaja merupakan masa yang selalu menarik untuk dibicarakan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja, karena sifat-sifat khas dan peranan yang dimiliki remaja yang sangat menentukan pada masa datang. Dalam tulisan ini akan disajikan apa yang dikenal sebagai masa remaja. Pada masa sekarang ini masa remaja cenderung untuk "membengka" dan terus "membengkak". Pembengkakan ini terjadi karena lahirnya perubahan-perubahan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat, hingga menimbulkan berbagai kegoyahan, baik dalam sendi-sendi kehidupan keluarga, sendi-sendi kehidupan sekolah, dan sendi-sendi kehidupan masyarakat, dan terus pula meningkatkan masalah seks, dan masalah gang atau klik. Tapi ini tidak berarti masalah-masalah lain tidak begitu penting, seperti masalah alkohol yang makin menjuadi kegemaran para remaja (lihat umpamanya, "Survey tentang Remaja dan Alkohol", Sinar Harapan Minggu, 16 November 1982, p.ix); demikian pula masalah drop out, masalah kenakalan remaja serta hal-hal sejenis. Hanya terbatasnya halaman yang tersedia menyebabkan penulis hanya memilih dua masalah tadi. Sebagai penutup tulisani ini, diketengahkan beberapa saran yang masih bersifat umum untuk mengatasi masalah-masalah remaja yang lahir.
RESENSI BUKU REFORMASI PENDIDIKAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH Husain Haikal
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,2001,TH.XX
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8788

Abstract

Bidang pendidikan, selain terabaikan,juga sangat meminggirkan wong cilik, walaupunsebagian anak-anak merekamernpunyai inner motivation yang cukuptinggi untuk belajar dm maju. Hal ini sempatdirekarn dalam salah satu perjalanan seorangcendekiawan serta pendidik, JalaluddkRakhrnat, yang produktif dengan berbagaikarya bermutu dalam beragam topik kajian,sernpat menuliskan:. . . aku terkejut ketika kaca mobillcu diketukoleh jari-jari kCcil. Di luar hujan deras. Lewatka~ay ang remang-remang aku melihat anakkecil yang menggigil kedinginan. Tubuhnyabasah kuyup. Arlojiku menunjukkan pukuldua dinihari. "Pak, ini tauco seribu tiga. Beli,pak, buat bayar uang sekolah, suaranya(1998: 182).Realita ini mengungkap berbagaiketimpangan yang berlaku sejak zaman orla,serta makin bertambah parah pada masa orba.Untuk lebih jelasnya tolong dikaji karya RevrisondBaswir el. al. (1999). Semua ini akandicoba diselesaikan melalui kajian reformasidalam konteks otonomi daerah seperti yangdisajikan Fasli Jalal dm Dedi Supriadi..Dengan berbagai keterbatasan yang ada,tulisan ini akan mencoba menyajikan berbagaiproblema yang berkaitan dengan reformasipendidikan dalarn konteks otonomi daerahyang disajikan Fasli Jal J dan Dedi Suprijadi.Untuk mengatasi hal itu kunci utarnanyaadalah perbaikan pendidikan yang sejakmereka terbaikan. Paling mudah hal ini tercermindengan minimnya dana pendidikan yangdisediakan. Sedangkan sejak diletakkan fondasiorba, telah dibuat TAP MPRS No.XXVIII 1966 yang menetapkan anggaranpendidikan sebesar 25%. Hanya anggaranpendidikan Indonesia tidak pernah melampaui7% sepanjang masa orba (A. SyafiiMaarif, 2001 : 1 )Nampaknya para petinggi pendidikanasyik dengan berbagai proyek. Atau merekayang berwewenang dalam bidang pendidikan,hanya sibuk bergulat dengan kurikulurn ataumengganti nama sekoiah, SMP menjadi SLTPserta sejenisnya. Sernentara mutu pendidikanmakin merosot, dan penghasilan guru ataudosen makin melorot. Indonesia seakan-akanberlari di tempat, sementara negara jiran, atautetangga seperti Malaysia, makin berkernbangserta bermutu dunia pendidikannya. AkibatnyaIndonesia makin kekurangan SDM yangbermutu dm kekurangan ini diisi orang asingsehmgga mereka berjumlah sekitar 7000 orang.Menariknya semua mereka mernpunyai gajilebih tinggi dibandingkan gaji 4 juta PNS?Tinjauan kritis pendidikan masa orla dan orbaperlu lebih disajikan lagi secara kritis danobjektif sehingga pemecahan yang lebihbermakna
WAHYU, ILMU, dan LAKU Husain Haikal
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 1 (2003): CAKRAWALA PENDIDIKAN EDISI FEBRUARI 2003, TH. XXII, NO. 1
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.525 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8679

Abstract

Pesan-pesan pendidikan yang disajikan Aa Gym, atau Aa,panggilan akrab dai dambaan umat, dalam buku yang diresensiini terasa bermakna. Benar-benar lebih bermakna saat bangsa inidilanda krisis multi dimensi. Krisis semakin mengakar dan melebartanpa ada tanda-tanda akan berakhir sekalipun telah menginjak tahunkeenam. Sementara itu, keadaan semakin bertambah memprihatin­kan karena perilaku para elit semakin gegabah, sedangkan merekayang tergolongwong alit, orang keeil, sesemakin ditimpa berbagaibeban yang berupa kenaikan listrik dan berkurangnya subsidiminyak, sementara para penguasa dapat berpesta pora dengan berbagai penghasilan tarnbahan yang tak terhitung jumlahnya, baiksebagai pelindung, penanggung jawab dan sejenisnya. Tak terhitunglagi beragarn musibah yang silih berganti datang menimpa, sepertitanah longsordi berbagai daerah, kebakarandi Kalijodo, Manggarai,dan Tanah Abang serta berbagai penggusuran. Sebagian musibahtadi sesemakin terasa berbau rekayasanya karena sikap kritis rakyatdan semakin bermaknanya peran mass media. Benar prosentasemereka yang miskin semakin 'berkurang', tetetapi mereka bukanbertambah sejahtera, justrusebaliknyamef.eka 'semakin terpuruksebab mereka hidup di bawahgaris kemiskinan. Dengan berdasarkan wahyu, Aa mencoba melakukan beberapatero bosan dalam ilmu, khususnya lagi dalam bidang pendidikan. Daiini tidak terpaku pada berbagai bingkai yang telah menjebak parapemain utama dunia pendidikan sehingga sebagian mereka semakinbeku. Mereka merasa mantap dan tenggelarn dalarn berbagairutinitas yangada. Setelah melakukan berbagai penyesuaian dalammengatasi berbagai kendala, tarnpak berbagai hasil yang meng­gembirakan dari jerih payahAa. Semua ini diwujudkan dalamberbagai aktivitasdi Pesantren Darut Tauhid, atau DT, sepertibroadcasting, penyelenggaraan haji, pelayanan jasa, koperasi, media,manufaktur, perdagangan, penerbitan, serta sejenisnya. Semuanyarelatif berjalan lancar, sekalipun awalnya agak tertatih-tatih karenabelum terdidiknya SDM yang terlibat. Sebagian SDM yang tersediaberasal dari masyarakat sekeliling. Umumnya mereka adalahtergolong kurang mampu, baik dari segi finansial, ilmu, atauberbagai ketrarnpilan lainnya. Melihat'dinarnika pesantren ini, wa­jarlah apabila Pesantren Daarut Tauhid disebut sebagai sejenisCommunity Development
Sekitar Sejarah IPS Husain Haikal
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 2,1982,TH.II
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v2i2.7396

Abstract

Asal mula kata sejarah diambilkan dari bahasa Arab, yaitu kata "sajarah", yang berarti pohon. Dalam bahasa Indonesia kata ini mengalami perkembangan arti. Kata ini mempunyai pengertian yang ganda, kadang-kadang berarti daftar silsilah, riwayat, abad, tambo, serta yang sejenis. Sedang lidah Inonesia mengadakan sejenis penyesuaian dalam pengucapan kata "sajarah". Kata "sajarah" diucapkan menjadi "sejarah" (Gajazabla, 1996, p.1).Dalam arti silsilah, semula sejarah berarti daftar asal usul atau daftar keturunan. Seperti pohon yang dibalik, daftar silsilah mempunyai batang, cabang, ranting, dan daun-daunan (Nugroho Notosusanto, 1968, hal. 8). Hal ini akan jelas bila seseorang sempat melihat daftar silsilah para ningrat, yang dengan mudah dapat dilihat bila sesorang sempat berkunjung ke Kraton yogyakarta, misalnya.Dalam berbagai bahasa asing sejarah disebut sebagai history (Inggris), histoire (Perancis), geeschiohte (Jerman), dan geschiedenis (Belanda). Sejarah justur dalam bahasa Arab dikenal sebagai tarikh dan bukan "sajarah". 
Segi Kultural relijius Perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta Sarmino Sarmino; Husain Haikal
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 3, No 4 (2001)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v3i4.2081

Abstract

Keraton dapat diartikan sebagai bangunan fisik juga sebagai entitas sosial. Sebagai bangunan fisik, keraton tidak hanya berkedudukan sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan, tetapi juga pusat magis kerajaan. Raja, menurut konsepsi orang Jawa berkewajiban membuat kehidupan masyarakatnya sejahtera lahir batin. Oleh rakyatnya raja dianggap sakral dan magis. Demikian pula benda-benda yang dimilikinya. Sebagai entitas sosial, berupa masyarakat dan komunitas yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, baik secara individual maupun kolektif. Penelitian ini meliputi keraton sebagai bangunan fisik yang berkedudukan sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan, juga segi kultural relijius perpindahan keraton Kartasura ke Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode historis atau sejarah. Segi kultural relijius perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta merupakan peristiwa besar bagi kerajaan Mataram karena perpindahan keraton tersebut menyangkut kelangsungan Kerajaan Mataram, baik pada bidang politik, ekonomi, kebudayaan maupun kerajaan sebagai pusat magis. Kata kunci: kultural; relijius; perpindahan; keraton.
MODAL SOSIAL PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SOCIAL CAPITAL OF BOARDING SCHOOL EDUCATION La Rudi; Husain Haikal
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol 1, No 1 (2014): March
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.392 KB) | DOI: 10.21831/hsjpi.v1i1.2426

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan modal sosial dalam pendidikan Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid Baubau dan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, persamaan dan perbedaan modal sosialnya dalam rangka mengetahui lebih jauh tentang keunggulan modal sosial dari masing-masing pesantren tersebut. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan subjeknya kiai, ustadz, dan santri. Sedangkan objeknya adalah modal sosial yang menunjang pendidikan Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid dengan ciri khas materi ajarnya yaitu pendidikan kemasyarakatan dan pengajaran bahasa Arab dan Inggris, sedangkan Ali Maksum Krapyak yaitu pada Hifzul Qur’an. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data yang dianalisis dilakukan dengan cara mereduksi, mengklasifikasikan, mentafsirkan dan memverifikasi data yang diperoleh dari lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: modal sosial yang dimiliki di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid Baubau dan Ali Maksum Yogyakarta berupa kepercayaan, kerjasama, dan nilai-nilai. Kepercayaan dibangun berdasarkan tanggung jawab dan perhatian. Kepercayaan itu kemudian dilaksanakan dengan baik berdasarkan keikhlasan dengan mengharapkan ridha dari Allah Swt. Kerjasama dibangun berdasarkan komunikasi, keterlibatan, dan koordinasi. Inti dari kerjasama adalah untuk meningkatkan mutu pondok. Nilai-nilai yang ada di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid Baubau meliputi keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan, dan nilai yang ada di Ponpes Ali Maksum Yogyakarta meliputi disiplin, kerja keras, kebersamaan, kesederhanaan, kesabaran, dan toleransi. Adapun nilai-nilai yang dimiliki Ponpes Ali Maksum Yogyakarta telah mendapat perhatian yang besar sebagai penguat dalam membangun kebersamaan. Kata kunci: modal sosial, pondok pesantren.
Otonomi dan Desentralisasi Berteraskan Ilmu dan Wahyu Husain Haikal
Millah: Journal of Religious Studies Vol. I, No. 1, Agustus 2001
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol1.iss1.art2

Abstract

Entering the third millenium, the Indonesian government is carrying out autonomy and decentralization programs. The aim of these sudden programs is creating more realistic and just situation. However, the situations are getting worse as ethnic cleansing, misused of power, and separatist movements are becoming daily realities. This is due to the fact that since the fifties the Indonesian central government gradually pays little attention to the education and health programs. Moreover, the central government has no serious attempts to create the real middle class and private sectors in addition to carrying the rule of the law. Through this limited available space, this article tries to highlight the first core for the successful autonomy and decentralization by providing good education, based upon science and revelation, for the Indonesians as a whole, especially for the young generation.
Korupsi Sumber Kehancuran Husain Haikal
Millah: Journal of Religious Studies Vol. V, No. 2, Februari 2006 Pemberantasan Korupsi dan Dekonstruksi Budaya
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol5.iss2.art12

Abstract

-
Harmony With Enviroment Secret of The Succes Story? Husain Haikal
Millah: Journal of Religious Studies Vol. VI, No. 2, Februari 2007 Ekologi Perspekstif Agama
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol6.iss2.art10

Abstract

This autobiography is a part of history, as many parts of its content reveal dynamic aspects of life in West Sumatera. Its author provides the importance of living in harmony with the environment.