Firdaus Firdaus
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

METHODOLOGY OF INTERPRETATION OF MUHAMMAD AMIN AL-SYINQITI Sri Sunantri; Achmad Abubakar; Kamaluddin Abu Nawas; Firdaus Firdaus
Jurnal Adabiyah: Humanities and Islamic Studies Vol 20 No 2 (2020): Islamic Studies
Publisher : Faculty of Adab and Humanities - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jad.v20i2a5

Abstract

Interpretations of the modern period are very diverse in terms of methodology. One of them is a work of interpretation from Muhammad Amin al-Syinqiti with his monumental work Adwa’ Al-Bayan fi Idah al-Qur'an bi Al-Qur'an. Al-Syinqiti is a Maliki scholar active in the field of education and teaching, preacher and a judge. The interpretation aims to find the meanings, wisdom and laws contained in the Qur'an, and invite Muslims to return to the Qur'an in living their lives. This study describes the methodology of its interpretation which includes the general systematic interpretation, the methods used in interpreting the Qur'an include the methods of tahlili, Muqarin, and ijmali. The analysis of tahlili and muqa>rin on ayat al-ahkam, while the ijmali method in eschatological verses and verses of nature, other than ayat al-ahkam. The form of interpretation is bi al-ma’sur and bi al-ra’yi. The form of interpretation is inseparable from the sources it uses, namely originating in the Qur'an, hadith, qaul sahabah, ulama convention, poetry, and qira'at sab'ah. The interpretation of the Qur'an with the Qur'an (verse by verse) becomes dominant in its interpretation. While the interpretation style is fiqh and languages style.تختلف التفسيرات الحديثة بشكل كبير من وجهة نظر منهجية. واحد منهم هو عمل تفسير لمحمد عامي> ن Al-Syinqiti مع عمله الضخم Adwa 'al-Bayan fi Idah al-Qur'anbi al - القرع> ن. محمد عامي> n al-Syinqiti عالم من المذهب المالكي ناشط في مجالات التربية والتعليم وخطيب وقاضي. ويهدف التفسير إلى معرفة المعاني والحكمة والأحكام الواردة في القرآن ، ودعوة المسلمين للعودة إلى القرآن في عيش حياتهم. تصف هذه الدراسة منهجية التفسير الخاصة بها والتي تشمل المنهجيات العامة لتفسيره ، والطرق التي يستخدمها في تفسير القرآن ، بما في ذلك طرق التحلي ، والمقاء ، والإجماع. تحليل tahlili و muqa rin in ayat al-ahkam ، بينما طريقة ijma li في الآيات الأخروية وآيات الطبيعة ، بخلاف ayat al-ahkam. وشكل التفسير هو بالألم والرائع. لا يمكن فصل شكل التفسير عن المصادر التي يستخدمها ، والتي يتم الحصول عليها من القرآن ، والحديث ، وقلصحة ، وإجتهاد العلماء ، وسير ، وقيرة في الصباح. إن تفسير القرآن بالقرآن هو السائد في تفسيره. وفي الوقت نفسه ، يعتمد التفسير على الفقه واللغة.Penafsiran masa modern sangat beragam dari segi metodologi. Salah satunya adalah sebuah karya penafsiran dari Muhammad Amin al-Syinqiti dengan karya monumentalnya Adwa’ al-Bayan fi Idah al-Qur’an bi al-Qur’an. Muhammad Amin al-Syinqiti adalah seorang ulama bermazhab Maliki yang aktif pada bidang pendidikan dan pengajaran, pendakwah dan seorang hakim. Penafsirannya bertujuan untuk menemukan makna-makna, hikmah dan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an, dan mengajak umat Islam kembali pada al-Qur’an dalam menjalani hidup. Kajian ini mendeskripsikan metodologi tafsirnya yang mencakup sistematika umum penafsirannya, metode yang digunakannya dalam menafsirkan al-Qur’an diantaranya metode tahlili, Muqarin, dan ijmali. Analisis tahlili dan muqarin pada ayat al-ahkam, sedangkan metode ijmali pada ayat eskatologis dan ayat-ayat sifat, selain ayat al-ahkam. Bentuk tafsirnya adalah bi al-ma’sur dan bi al-ra’yi. Bentuk penafsirannya tidak lepas dari sumber yang digunakannya, yakni bersumber pada al-Qur’an, hadis, qaul sahabah, ijtihad ulama, syair, dan qira’at sab’ah. Penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat) menjadi dominan dalam penafsirannya. Sedangkan corak penafsirannya adalah corak fikih dan corak bahasa.
Wawasan Al-Qur’an Tentang Kesetaraan Gender Vera Ayu Oktoviasari; Achmad Abubakar; Firdaus Firdaus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8362

Abstract

Pembahasan mengenai gender semakin meluas, sementara kesalah pahaman mengenai makna gender masih terus terjadi, khususnya dalam perspektif Islam. Perdebatan mengenai pro dan kontra kesetaraan gender masih sangat diperdebatkan. Tidak sedikit yang menganggap kesetaraan gender dalam Islam dilarang padahal Islam juga menempatkan perempuan pada posisi terbaik. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji bagaimana wawasan Al-Qur'an mengenai kesetaraan gender. Tujuan penelitian ini untuk menghilangkan segala bentuk deskriminasi yang sering terjadi pada Wanita dalam lingkungan rumah tangga maupun lingkungan kerja, karena Wanita berhak memperoleh hak yang sama dalam aspek Pendidikan. Allah tidak membedakan kedudukan antara Perempuan dan laki-laki dalam meraih kemuliaan di sisi Nya (Qs. Al Hujarat:13). Melalui pendekatan metode kualitatif, peneliti mencoba mengkaji melalui Al-Qur’an dan tafsir permasalahan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui ayat-ayat Al-Qur’an tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek. Hal ini terlihat dari berbagai pernyataan Al-Qur’an yang selalu menyetarakan kedudukan laki-laki dan perempuan, kaitannya dengan fitrah kemanusiaannya. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanya sebatas perbedaan sifat manusia saja. Al-Quran menggunakan beberapa term untuk menunjuk makna gender, yakni al- Rijal dan al-Nisa', al-Dzakar dan al-Untsa serta al-Mar'ah/al-Imru dan al-Mar'ah/al- Imra'ah. Prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan jender dalam tafsir al-Maraghi antara lain memposisikan sama kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai hamba Tuhan dan sebagai wakil Tuhan di bumi (khalifah fiy al-ardh), laki-laki dan perempuan diciptakan dari unsur yang sama, ketika Adam dan Hawa sama-sama bersalah yang menyebabkannya jatuh ke bumi. Keduanya bersama- sama berpotensi meraih prestasi di bumi, dan sama-sama berpotensi untuk mencapai ridha Tuhan, di dunia dan di akhirat.