Muhammad Erfan
FKIP, Universitas Mataram

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSTRUKSI SKEMA KOMUNIKASI MATEMATIS BERDASARKAN GAYA BERPIKIR TEORITIS Mohammad Archi Maulyda; Vivi Rachmatul Hidayati; Muhammad Erfan
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.29 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.4074

Abstract

Komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh anak untuk belajar matematika dengan baik. Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu standar yang diakui oleh NCTM sebagai organisasi guru matematika Internasional. Kemampuan komunikasi setiap orang berbeda-beda, salah satu yang membuatnya berbeda adalah gaya berpikir orang tersebut. Salah satu gaya berpikir yang ada adalah gaya berpikir teoritis. Karena itu peneliti bertujuan untuk memberikan skema komunikasi matematis mahasiswa berdasarkan gaya berpikir teoritis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif-deskriptif. Peneliti memberikan soal kepada 35 mahasiswa sebagai calon subjek penelitian. Selanjutnya peneliti memilih mahasiswa yang memiliki gaya berpikir teoritis menggunakan indikator Honey-Mumford. Setelah itu hasil pekerjaan subjek di analisis menggunakan indikator komunikasi matematis. Hasil penelitian menunjukkan subjek menyelesaikan masalah yang diberikan secara runtut dan urut. Skema komunikasi matematis yang terbentuk cenderung sesuai dengan tahapan pemecahan masalah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa akurasi jawaban mahasiswa yang memiliki gaya berpikir teoritis lebih baik dibandingkan gaya berpikir pragmatis dan reflektif
LEVEL BERPIKIR METAKOGNISI MAHASISWA SELAMA PERKULIAHAN ONLINE DI MASA PANDEMI Mohammad Archi Maulyda; Anton Budiharjo; Muhammad Erfan; R Radha
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol 3, No 6 (2020): JPMI
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v3i6.p%p

Abstract

The ability to reflect on yourself or think metacognition is very important for students. Because with this ability students can learn to analyze their mistakes or weaknesses to be corrected and developed in the future. During the pandemic, lectures were carried out online, this resulted in a tendency for students to not seriously attend lectures. The absence of direct supervision from lecturers is one of the reasons this can happen. Thus, researchers assume that the level of metacognition of students who carry out lectures online will also decrease. Therefore, the purpose of this study is to analyze the level of student metacognition during online lectures that have been implemented. Researchers used a qualitative descriptive research approach with a survey method. The research subjects were 120 students who had attended online courses at least 8 meetings or 2 months. The results showed that 83 students were at the lowest level of metacognition (Tacit Use). Meanwhile, students who are at the highest metacognition level are 2 students (Reflective Use). Thus, researchers can conclude that the level of student metacognition during online lectures is still very low.
Student Representation in Solving Story Problems Using Polya Steps Mohammad Archi Maulyda; Sukoriyanto Sukoriyanto; Vivi Rachmatul Hidayati; Muhammad Erfan; Umar Umar
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA Vol 10, No 1 (2020): Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/formatif.v10i1.4629

Abstract

The purpose of this descriptive qualitative study is to look at the representation of students in solving problems about stories. Subjects were selected based on the results of the pretest questions and short interviews conducted on 28 students in 1 class. Of the 28 students who were the subjects of the study, 2 students were chosen representing 2 categories of answers that appeared in 1 class. Each category, namely the category of students who answered correctly and students who answered incorrectly, were randomly assigned to one student for further analysis. The research location was Malang Saladin Middle School. Subjects will be given test questions and will be interviewed to gather information regarding the results of their work. The results of this study indicate that there are still students who have difficulty in solving mathematical problems in the form of story problems. This research also shows that repressance plays an important role in the success of students in solving story problems.
EKSPLORASI PROSES KONEKSI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED PADA SISWA SEKOLAH DASAR Mohammad Archi Maulyda; Umar Umar; Awal Nur Kholifatur Rosyidah; Muhammad Erfan; Vivi Rachmatul Hidayati
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/th.v7i2.4373

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses koneksi matematis dalam menyelesaikan masalah open-ended. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 26 Ampenan sebanyak tiga orang. Peneliti memberikan tes berupa masalah open-ended kepada siswa berkaitan dengan materi segiempat. Siswa diminta untuk mengerjakan tes secara individu, dan diminta untuk menceritakan proses berpikirnya melalui wawancara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berjenis deskriptif-eksploratif. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada lembar jawaban dan hasil wawancara yang dilakukan pada saat penelitian, diperoleh tiga siswa yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Ketiga subjek tersebut mengalami proses koneksi yang meliputi menduga, menafsirkan, membandingkan, menghitung, dan menggeneralisasikan. Kemudian strategi penyelesaian masalah dari ketiga subjek tersebut juga berbeda-beda sesuai dengan kriteria jawaban yang diinginkan (karena masalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa masalah open-ended yang memiliki lebih dari satu strategi penyelesaian benar). Kemudian peneliti melanjutkan untuk menganalisis data dari ketiga subjek tersebut. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada lembar jawaban dan hasil wawancara yang dilakukan pada saat penelitian, diperoleh tiga siswa yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Ketiga subjek tersebut mengalami proses koneksi yang meliputi menduga, menafsirkan, membandingkan, menghitung, dan menggeneralisasikan. Kemudian strategi penyelesaian masalah dari ketiga subjek tersebut juga berbeda-beda sesuai dengan kriteria jawaban yang diinginkan (karena masalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa masalah open-ended yang memiliki lebih dari satu strategi penyelesaian benar). Kemudian peneliti melanjutkan untuk menganalisis data dari ketiga subjek tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koneksi yang dibuat oleh siswa dapat digolongkan menjadi dua kriteria koneksi, yaitu koneksi berkembang, dan koneksi parsial. Siswa dikatakan menghasilkan “koneksi berkembang”, ketika siswa mampu bernalar secara logis dalam mengembangkan koneksi baru melalui masalah yang sama dengan konteks masalah yang diberikan. Siswa dikatakan menghasilkan “koneksi parsial”, ketika siswa menghasilkan koneksi hanya sebagian saja, yakni berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.