Gunung api Gamalama terletak di Pulau Ternate Propinsi Maluku Utara. Letusan pertama Gunung api Gamalama yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1530. Tahun 2011 dan 2012 terjadi bencana lahar dingin di Kecamatan Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Utara yang menimbulkan korban jiwa serta kerusakan sarana dan prasarana. Tujuan penelitian ini yaitu mengurangi tingkat resiko bencana lahar dingin (mengurangi ancaman, kerentanan dan meningkatkan kemampuan masyarakat) dan meningkatkan ketahanan masyarakat dalam memberikan rasa aman dan mengurangi jumlah korban jiwa akibat bencana aliran lahar dingin (menentukan tipologi bencana dan pola ruang). Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Ternate Tengah dan Ternate Utara di Kota Ternate. Metode analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah yaitu analisis resiko bencana yang dilakukan dengan pembobotan, pengskoran dan overlay yang menggabungkan antara peta ancaman, peta kerentanan dan peta kemampuan. Analisis kemampuan menggunakan teknik crostabbulation yang didapat dari 100 responden. Hasil analisis resiko tersebut kemudian digunakan sebagai informasi dalam menentukan tipologi kawasan bencana lahar dingin dan penentuan pola ruang dalam penataan kawasan bencana lahar dingin. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh resiko tinggi di Kecamatan Ternate Tengah yaitu di Kelurahan Kalumpang, Moya, Mrikurubu, Kampung Pisang, dan Kota Baru. Sedangkan resiko sedang di Kecamatan Ternate Utara yaitu di Kelurahan Dufa-Dufa, Tubo, Akehuda, dan Tafure. Penataan kawasan bencana di fokuskan bagi kelurahan yang aman dan memilki resiko rendah sedangkan untuk resiko sedang dan tinggi akan dilindungi. Kata kunci: Bencana lahar dingin, Jalur Gunungapi Pasifik, Penataan kawasan bencana, Eesiko bencana