Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PLPBK (PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS) DI RW 04, KELURAHAN POLEHAN, KOTA MALANG Haryani, Efma; Rukmi, Wara Indira; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2019.011.01.1

Abstract

Pemerintah Kota Malang menetapkan RW 04 sebagai salah satu kawasan prioritas dalam penanganan permukiman kumuh di Kota Malang. Penetapan RW 04 sebagai kawasan prioritas tersebut disebabkan oleh kondisi lingkungan permukimannya yang tidak layak huni dan cukup padat sehingga membuat Pemerintah Kota Malang melakukan berbagai upaya pengentasan dan penanganan kawasan tersebut yang juga sebagai bagian dari strategi pemenuhan capaian Program 100-0-100. Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah Program PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas). Pelaksanaan PLBPK ini pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat melalui BKM dan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) serta masyarakat umum. Namun partisipasi masyarakat hanya terfokus pada pembangunan fisik sehingga menjadikan masyarakat cenderung untuk mengandalkan KSM apabila terjadi kerusakan fisik pada saat tahap pasca pelaksanaan program. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam PLPBK di RW 04 dengan analisis SNA (social network analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat hanya mengikuti 1-2 kegiatan dari total 22 kegiatan. Keterlibatan tersebut menggambarkan kerapatan rendah disebabkan kurang terhubung atau tidak bertemunya antar aktor pada kegiatan yang sama sehingga perlu aktor sentral sebagai jembatan antar aktor yang akan berdampak pada perpindahan informasi yang berpindah secara lambat sehingga masyarakat cenderung mengandalkan KSM. Hasil tersebut menggambarkan belum adanya keberlanjutan dalam Program PLPBK di RW 04.
Rencana Aksi Pengembangan Industri Kreatif Kuliner Berbasis Media Online Di Kota Malang Yusadi, Rofifah; Waluyo, Budi Sugiarto; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2018.010.02.4

Abstract

Creative economy is a new sector in the Indonesian economy. Based on Presidential Instruction (Inpres) Number 6 Year 2009 on Creative Economy Development, the government has supported creative economy policy through creative industry. One of the creative industries sub-sector in Malang is culinary culinary that reach 160.000 users in 2013. However, the existence of online culinary has not been recorded by the government and there has been no study of local product development in RPJMD. Therefore, this research is needed related to the identification of online culinary characteristics and the preparation of action plans of its development. Based on stakeholders analsis, Industrial and Trading Department become the executant of strategic planning. Based on the results of research on 96 units of online culinary, there are 3 factors of value shift which is changes in production, distribution, and marketing processes that can be used as the basis for action plans based on value proposition that is operational excellence. This research comes out into 1 vision, 3 missions with 10 different strategies and 22 action plans for the development of online culinary creative industry in Malang City.Keywords: Creative Industry, Online Culinary, Strategic Palnning, Operational Excellence
HUBUNGAN TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT DENGAN TINGKAT LIVABILITY PERMUKIMAN KAMPUNG DERET PETOGOGAN DAN KAMPUNG DERET KAPUK Cahyani, Bella Prita; Setyono, Deni Agus; Purnamasari, Wulan Dwi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2019.011.01.2

Abstract

Program Kampung Deret merupakan salah satu upaya penanganan permukiman kumuh yang dilakukan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta melalui kebijakan Peraturan Gubernur Nomor 64 Tahun 2013 yang berisi Bantuan Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh Melalui Penataan Kampung. Terdapat dua kawasan permukiman yang keduanya mendapat program Kampung Deret dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta namun dengan kondisi fisik lingkungan yang berbeda yaitu Kampung Deret Petogogan dan Kampung Deret Kapuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat penerimaan masyarakat terhadap program Kampung Deret dengan tingkat livability permukiman Kampung Deret Petogogan dan Kampung Deret Kapuk. Analisis yang digunakan adalah analisis tingkat penerimaan masyarakat dan analisis tingkat livability. Secara keseluruhan tingkat penerimaan di Kampung Deret Petogogan memperoleh klasifikasi setuju dan Kampung Deret Kapuk memperoleh klasifikasi sangat setuju dan setuju. Analisis tingkat livability melibatkan teknik skoring dan AHP. Bobot tertinggi yang didapatkan dari AHP adalah ketersediaan air bersih. Penilaian tingkat livability didapatkan dari perkalian skoring kesesuaian lingkungan dengan bobot AHP, secara keseluruhan klasifikasi tingkat livability untuk kedua kampung adalah tinggi. Hasil dari analisis chi square ditemukan adanya hubungan yang lemah antara tingkat penerimaan masyarakat dengan tingkat livability di Kampung Deret Petogogan dan tidak ditemukan adanya hubungan di Kampung Deret Kapuk.
IDENTIFIKASI BENTUK STRUKTUR RUANG KOTA BATU Setyono, Deni Agus; Hariyani, Septiana; Surya Haryani, Bunga Adelia
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2019.011.02.5

Abstract

Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Batu terus meningkat sebesar 0,83% atau sekitar 1.678 pada tahun 2016 ke 2017. Peningkatan ini menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang yang dibuktikan dalam Kota Batu Data dengan adanya perubahan fungsi guna lahan dari yang semula lahan pertanian menjadi lahan non pertanian seperti perumahan dan sarana guna memenuhi kebutuhan penduduk sebesar 10.169 Ha berdasarkan data Kota Batu Dalam Angka Tahun 2017. Adanya perubahan jumlah penduduk dan perubahan penggunaan lahan dapat menyebabkan perubahan bentuk struktur ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk struktur ruang Kota Batu. Analisis yang digunakan dalam penelitian dalam identifikasi bentuk struktur ruang adalah kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, kepadatan jaringan jalan, indeks sentralitas, indeks beta, indeks entropi, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Sedangkan analisis untuk identifikasi pola pergerakan adalah analisis MAT yang digambarkan melalui gambar desire line. Hasil identifikasi bentuk struktur ruang Kota Batu merupakan bentuk monosentris dengan 1 pusat pelayanan di Zona 1, 2 sub pusat di zona 3 dan 9, serta zona lain merupakan sub-sub pusat.
TENEMENT KAMPUNG DI KOTA MALANG TAHUN 1914 - 1940 Wijaya, I Nyoman Suluh; Hariyanto, Annisa Dira; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkampungan dianggap sebagai lingkungan tradisional khas Indonesia yang telah ada sejak masa KolonialismeBelanda (Nababan & Kustiwan, 2015), perkampungan yang telah berkembang pada masa kolonial Belandadisebut sebagai Tenement kampung (Barros & Prawoto dalam Widjaja, 2013). Kampung kota pada umumnyamemiliki permasalahan seperti kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi, perumahan dibangun secara tidakformal, kurang sarana dan prasarana, sehingga kesehatan masyarakat merupakan masalah utama. Namun, adanyapermasalahan-permasalahan lingkungan tersebut tidak membuat penghuni berkeinginan untuk pindah. KotaMalang adalah kota yang tumbuh serta berkembang dengan pesat sejak masa Kolonial Belanda di Tahun 1914 -1940 dan perkampungan pada saat itu berkembang menjadi permukiman penduduk pribumi dan mengalamidegradasi lingkungan. Tenement kampung di Kota Malang merupakan perkampungan lama yang telah dihunisecara turun temurun dengan berbagai macam permasalahan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuanpenelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persebaran Tenement kampung di Kota Malang. Tenement kampungakan dibedakan menjadi pusat kota dan pinggiran kota, dikarenakan adanya perbedaan karakter permukiman danpenghuni. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis identifikasi kampung kota denganmenggunakan teknik analisis overlay. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya 40 RW yangdikategorikan sebagai Tenement kampung pusat kota dan 7 RW Tenement kampung pinggiran kota.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Dalam Menggunakan Moda Mass Rapid Transit (MRT) Kota Jakarta Sembada, Mochamad Trias; Hariyani, Septiana; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.02.1

Abstract

DKI Jakarta selain merupakan Ibukota Negara Indonesia juga menjadi pusat bisnis dan pemerintahan dengan jumlah penduduk mencapai 10.374.235 jiwa dan kepadatan penduduk mencapai 15.663 orang per . Dinamika kota-kota besar dengan karakter pertumbuhan penduduk dan kepadatan lalu lintas yang tinggi membuat kebutuhan terhadap pengembangan sistem transportasi terutama transportasi massal cepat (Mass Rapid Transportation-MRT) menjadi cukup besar. Selain itu, pengembangan sistem transportasi ini juga untuk mengimbangi pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus mengalami peningkatan sedangkan sistem moda shares angkutan umum cenderung mengalami penurunan hingga 3% sejak tahun 2002. Saat ini, terdapat upaya pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan dan berbasis rel berdasarkan RTRW DKI Jakarta 2010-2030. Berkaitan dengan kondisi tersebut perlu adanya kajian terhadap penilaian pelayanan transportasi umum guna menarik masyarakat dalam menggunakannya agar permasalahan lalu lintas yang ada dapat terselesaikan. Tujuan penelitian ini antara lain adalah mengetahui karakteristik masyarakat yang memiliki preferensi dalam menggunakan moda MRT dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan moda MRT. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistic deskriptif dan analisis faktor. Berdasarkan hasil analisa diketahui masyarakat yang memiliki preferensi untuk menggunakan moda MRT sebesar 98% dengan karakter sebagian besar berjenis kelamin Laki-laki, rentang usia 25-35 Tahun, jenis pekerjaan pegawai swasta, dan tingkat penghasilan ≥Rp.4.000.000. Tujuan perjalanan menuju perkantoran, dan memiliki keperluan perjalanan untuk bekerja. Selanjutnya dari analisis faktor dihasilkan 17 kelompok faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan moda MRT, dengan kelompok faktor nomor 1 yang memiliki tingkat variasi eigen value tertinggi.  Kata kunci: Preferensi, Analisis Faktor, Mass Rapid Transit
Rekomendasi Penyediaan RTH Publik Aktif di Kecamatan Kepanjen Berdasarkan Persepsi Masyarakat Shakia, Nisrina F; Sasongko, Wisnu; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.02.2

Abstract

Kecamatan Kepanjen merupakan satu dari tiga puluh tiga kecamatan di Kabupaten Malang yang hanya memiliki lima RTH publik aktif dengan total luas sekitar 3,00 ha. Maka dari itu, Kecamatan Kepanjen belum dapat memenuhi persentase minimal penyediaan RTH publik pada kawasan perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan rekomendasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen berdasar persepsi masyarakat. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil analisis kebutuhan RTH publik aktif mengidentifikasi bahwa Kecamatan Kepanjen hanya memiliki dua desa yang telah memenuhi persentase minimal penyediaan RTH publik aktif, yaitu Desa Ngadilangkung dan Desa Kedungpedaringan. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Kepanjen memilih faktor kenyamanan sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan RTH publik aktif. Hasil analisis AHP juga menunjukkan bahwa kenyamanan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen. Berdasar hasil dari kedua analisis tersebut, selanjutnya disusun rekomendasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen, yaitu perlu adanya penyediaan fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan masyarakat ketika berkunjung ke RTH publik aktif. Fasilitas tersebut dapat berupa tempat duduk di dekat ruang bermain anak, sehingga pengunjung dapat menemani anak mereka bermain sembari bersantai. Kata Kunci : Ruang-Terbuka-Hijau, RTH-Publik-Aktif, Analisis-Hierarki-Proses, Kecamatan-Kepanjen
Pola Spasial Harga Lahan Permukiman Akibat Pembangunan Stasiun LRT Harjamukti, Depok Nurhana, Adhania; Hasyim, Abdul Wahid; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intensitas mobilitas dari suburban menuju pusat kota terus meningkat setiap tahunnya. Pergerakan yang terjadi bervariasi menggunakan berbagai moda, baik pribadi maupun umum. Namun, pergerakan dengan kendaraan pribadi memperburuk kemacetan, sedangkan fasilitas kendaraan umum masih memiliki banyak permasalahan, salah satunya overcapacity, ketidapastian waktu tunggu, dan belum adanya integrasi antar moda. Pemerintah menyelenggarakan kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) sebagai solusi permasalahan transportasi tersebut dengan mengadakan sistem transportasi massal dalam Kawasan Metropolitan Jabodebek dengan Stasiun LRT Harjamukti, Depok sebagai stasiun akhir dari segmen Cawang-Cibubur. Pembangunan Stasiun LRT Harjamukti, Depok menyebabkan peningkatan aksesibilitas wilayah di area sekitar pembangunan, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan lahan di area sekitar proyek pembangunan. Namun, keterbatasan lahan yang tersedia menimbulkan terjadinya kelangkaan terhadap lahan di kawasan tersebut, sehingga terjadi peningkatan nilai ekonomi lahan yang kemudian terefleksi dalam pembentukan harga lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga lahan, menyusun peta pola distribusi spasial harga lahan permukiman, serta menyusun peta spasial dan model harga lahan permukiman di area sekitar proyek Stasiun LRT Harjamukti, Depok. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis karakteristik harga lahan, analisis regresi linear berganda, dan metode interpolasi cokriging. Dengan menggunakan data hasil kuesioner, observasi, wawancara, serta tinjauan terhadap data sekunder, penelitian ini memperoleh model harga lahan akhir berupa Y = 7.375.584,160 + 177.232,579X2.2 – 61.060,826X2.4 + 25.075,015X2.5 + 93.258,006X4.1 + 293.584,789X5.1. Berdasarkan analisis regresi linear berganda yang dilakukan, diperoleh subvariabel luas lahan, jenis dan kualitas permukaan jalan, waktu tempuh menuju pusat kota, lebar jalan, kualitas jaringan persampahan, dan status kepemilikan lahan sebagai subvariabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan harga lahan di area permukiman sekitar proyek pembangunan Stasiun LRT Harjamukti, Depok.