Johannes Parlindungan Siregar
Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Keberagaman Pengguna Ruang Publik Permukiman Di Atas Air Berkepadatan Tinggi Hendri Fauzi; Johannes Parlindungan Siregar; Dian Kusuma Wardhani
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2033.056 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.01.6

Abstract

Tarakan City is the most developed region in northern Borneo with great potential that has a fascination for outsiders to enter Tarakan City. It has potential as a region with a high density, so it will be difficult to provide a public space with a common interest due to the limited space. Activities undertaken communities are able to support social activities and behaviors with some activity. Capable of forming a social space that is used together are categorized as public spaces that accommodate the specific activity of the community either individually or in groups, by age and gender. The purpose of this study is to identification the diversity of the user based on the typology of space and activity patterns of public space were observed. Assessment of the diversity of users using the Simpsons Diversity Index with data from observations. This study suggested that the high density conditions with the type of settlement that is in the water it was found that users of public space in the sub- blocks of different studies have diversity in each sub- tract.Keywords: Public Space, simpsons diversity index, diversity of users, typology of space
THE MULTI-LAYERED IDENTITY OF A CITY: ARTICULATING CITIZENS’ AND PLACE IDENTITIES IN YOGYAKARTA AS THE CITY OF PHILOSOPHY Johannes Parlindungan Siregar
TATALOKA Vol 21, No 4 (2019): Volume 21 No 4, November 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.21.4.746-754

Abstract

Identity demonstrates the intrinsic values of a subject or object that can be used to recognise a territory. Through this study, the city of Yogyakarta expresses a complexity of identity making through the implementation of heritage conservation. In practice, the creation of city identity represents government’s effort to promote the city on behalf of local economic development. This paper aims to explaining how the identity connects with the constructed identity in local society. In this sense, the residents or local community contribute to the construction of tradition that is in the central of tourism promotion. The investigation uses one cycle coding analysis to investigate governmental document associated with cultural heritage and placemaking, and interview transcripts. As the result, this paper demonstrates that the identity of Yogyakarta has three layers, i.e. city identity, place identity and citizen’s identity. The three identities express an association between the implementation of heritage conservation policy and the constructed heritage meaning in local society. This article bridges heritage conservation and placemaking, and the creation of identity.
Kearifan Ekosistem Budaya pada Tata Ruang Lanskap Budaya Jawa Kuno di DAS Kali Brantas Chairul Maulidi; Johannes Parlindungan Siregar
TATALOKA Vol 23, No 2 (2021): Volume 23 No. 2, May 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.23.2.225-238

Abstract

The protections for culture, natural environment and aesthetic are widely recognised as a part of sustainability. The cultural landscape were characterised by the traditional norms of the society and physical civilisation manifested in local wisdoms creating the traditional landscape and architecture. This study aimed to reconstruct the use of landscape as part of local culture representing the ancient Javanese civilization (9th to 15th century) in the Brantas River Basin. This study found how the Javanese cosmology was applied on a regional scale of space. According to the character of spatial use as well as its physical and social materials, the space of the ancient Javanese region consisted of three zones, namely: the Lower, Central and the Upper Zones. This findings was a model of local wisdom in the regional scale, as a counterpart of the contemporary notion of urban development that conceives the lanscape as a capital asset.
Representasi dari Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Tempat pada Kampung Kemasan, Gresik Johannes Parlindungan Siregar; Kartika Eka Sari; Ismi Mariami
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 18, No 1 (2022): JPWK Volume 18 No. 1 March 2022
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v18i1.35881

Abstract

Cagar budaya merupakan aset terpenting masyarakat perkotaan yang tidak hanya berguna sebagai penegas keunikan sejarah dan budaya, tetapi juga sebagai potensi wisata. Cagar budaya dalam konteks lingkungan kampung memiliki kompleksitas yang berbeda dimana lingkungan bersejarah beririsan dengan lingkungan huni warganya. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan pembentukan identitas Kampung Kemasan sebagai kawasan bersejarah dan hunian penduduk. Kajian ini dilakukan dalam dua tahap, antara lain tahap analisis faktor untuk menentukan faktor-faktor pembentuk identitas tempat dan tahap analisis kualitatif untuk mengidentifikasi representasi dari faktor-faktor pembentuk identitas tersebut. Kajian ini menemukan lima faktor pembentuk identitas, antara lain interaksi individu dengan lingkungan kampung, karakter dan keunikan kampung, motivasi tinggal di kampung, keterikatan individu terhadap daya tarik kampung dan hubungan sosial. Faktor-faktor ini memiliki beberapa representasi, antara lain bangunan kuno dan narasi sejarah, kekerabatan, interaksi dalam kegiatan sosial budaya, pariwisata, kunjungan, kampung sebagai tempat tinggal dan kampung sebagai bagian dari kota modern. Kontribusi ilmiah dari kajian ini adalah temuan yang kontekstual dengan lingkungan sosial budaya pada Kampung Kemasan dan penerapan pendekatan analisis yang mixed antara analisis kuantitatif dan analisa kualitatif.
Keberhasilan Taman Kelurahan Sebagai Ruang Publik di Kota Depok Meidyana Visi Chairunnisa; Wulan Dwi Purnamasari; Johannes Parlindungan
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 2 (2023): JPWK Volume 19 No. 2 June 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i2.42284

Abstract

Taman sebagai salah satu bentuk dari RTH publik mulai dibangun oleh Pemerintah Kota Depok sebagai upaya peningkatan jumlah RTH. Pembangunan taman-taman di setiap kelurahan untuk menyediakan ruang publik yang aktif menuai sejumlah respon positif maupun negatif terkait kualitasnya sehingga diperlukan studi evaluatif keberhasilan taman di kelurahan sebagai ruang publik untuk menilai fungsi sosial dari taman di kelurahan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari inklusivitas, keamanan, kenyamanan, kesenangan dan aktivitas bermakna. Peneliti menggunakan teknik analisa MCA (Multi-criteria Analysis) sebagai teknik analisa utama. Dalam proses pengolahan teknik analisa MCA, terdapat input skor dan bobot yang didapatkan dari berbagai teknik analisa pendukung seperti teknik analisa AHP (Analytical Hierarchy Process) dan Public Space Index. Penilaian dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik fisik taman melalui observasi secara langsung, persepsi pengguna taman dan persepsi bobot prioritas yang diperoleh berdasarkan ahli/stakeholders dalam penyediaan taman berkualitas. Hasilnya, sebanyak 22 taman kelurahan di Kota Depok telah berada dalam kategori berhasil  dan memiliki karakter utama sebagai fungsi rekreasi. Sedangkan untuk aspek inklusivitas (0,91) memperoleh nilai akhir keberhasilan tertinggi di setiap taman-taman di kelurahan sedangkan kesenangan (0,18) merupakan aspek keberhasilan terendah. Manfaat temuan ini adalah menjadi referensi dalam pengembangan taman terhadap indikator yang dirasa dapat menciptakan efektivitas ruang publik yang berada di dalam lingkungan permukiman 
FAKTOR DAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PENGELOLAAN AIR BERSIH Irma Nafiana; Johannes Parlindungan; I Nyoman Suluh Wijaya
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2024.016.01.9

Abstract

Kebutuhan manusia sehari-hari meliputi kebutuhan air untuk minum, memasak, membersihkan, dan mandi. Karena air bersih dan sanitasi saling terkait erat, akses terhadap air bersih sangat penting untuk menjaga gaya hidup sehat. Tujuan SDG yang ke-6 adalah menjamin ketersediaan, pengelolaan, dan keberlanjutan sistem air bersih dan sanitasi. Tentunya harus berpegang pada prinsip pengelolaan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kondisi higienis. Hal ini karena pencapaian tujuan memerlukan pengelolaan untuk menjamin bahwa setiap orang di masyarakat memiliki akses terhadap air bersih.. Contoh praktik penyediaan air bersih di Desa Guyangan Kabupaten Bojonegoro, penelitian ini berupaya mengetahui derajat keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan air bersih dan mengembangkan karakteristik yang meningkatkan tingkat partisipasi tersebut. Hubungan antara variabel-variabel yang meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pengelolaan air bersih dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan cross-tab. Sumber primer pengumpulan data meliputi observasi yang dilakukan oleh peneliti; sumber sekunder mencakup materi dari situs web atau penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keterlibatan masyarakat Desa Guyangan dalam penyediaan air bersih rata-rata sebesar 369,67, berada di bawah tingkat partisipasi “Theraphy”. Pada tingkat ini diharapkan masyarakat secara aktif terlibat dan berkontribusi dalam usaha untuk mencapai pemulihan dan penyembuhan masalah atau situasi yang sedang dihadapi.