Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Communication Strategies of Warning in Novel Jane Eyre by Charlotte Bronte Fadlul Rahman; Santi Kurniati
JURNAL ARBITRER Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.8.1.51-58.2021

Abstract

Jane Eyre’s novel was published in 1847 written by (Charlotte, 1983), in the early years of the Victorian period. This research sample is all of the communication strategies of warning that find in the novel Jane Eyre. It can be informed of dialogue between characters or inform of phrases and words related to politeness and communication strategies (Brown & Levinson, 1987). The results show that each character of Jane Eyre can be different from one to another in delivering a warning statement. They tend to give greetings before warning their addressee to respect the addressee, give information or advice toward the addressee, or impose the addressee with a threatening word. Based on basis finding data from 65 forms of speech acts of warning, it is concluded that Brown and Levinson’s communication strategies exist in the way of characters’ communication in warning their hearer. The strategies are classified into four strategies; bald on the record appear 8 times or 12,3%, positive politeness appears 32 times or 46,2%, negative politeness appears 18 times or 28,6%, and off the record appear 7 times 10,7%. Positive politeness strategy is the most frequent strategy used by characters with the elaboration of several sub-strategies. The sub- strategy most often used is to give reason 7 times or 10.7%.
ANALISIS ABSOLUTE DAN OBLIQUE DALAM BAHASA KERINCI ISOLEK PULAU TENGAH Nova Rina; Fadlul Rahman
JURNAL ARBITRER Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.3.2.152-165.2016

Abstract

This research study in phonological field, aims of this research to discribe rhyme alternation on form of absolute and oblique in Kerinci language isolect pulau tengah. The purpose of this research are 1) to documenting Kerinci language isolect Pulau Tengah that threatened by Indonesian standart, Jakarta Indonesia, Minangkabau language, and most seriously threathened by Kerinci koine 2) the result of this research about description of Kerinci language isolect Pulau Tengah will be useful for other Malayic language researcher especially in remote areas of Sumatera and 3) give langauge contribution significantly for Kerinci society especially for Pulau Tengah society. This research found 19 rhyme alternation in G-words, 20 rhyme alternation in K-words, 16 vocal sequences, 28 consonant clusters, 12 consonant sequences, and base on silable phonotactic rules in Kerinci language isolect Pulau Tengah, it found six rules; V, VC, CV, CVC, CCV, and CCVC.
Ibhas: Ludling bahasa Minangkabau dialek pesisir selatan Fadlul Rahman; Novarina; Santi Kurniati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16979

Abstract

Ludling dikenal sebagai bahasa rahasia, atau bahasa terbalik adalah pengucapan khusus yang melibatkan manipulasi fonologis dari bahasa aslinya. Bahasa Minangkabau sebagai bagian dari rumpun bahasa Melayu kaya akan variasi ludling namun penelitian mengenai ludling ini masih sangat sedikit sekali. Sumber data dari penelitian ini adalah ludling yang digunakan oleh penutur bahasa Minangkabau dialek Pesisir Selatan yang lahir pada tahun 1980an sampai awal 1990an. Istilah ibhas digunakan untuk ludling yang dihasilkan dari daerah ini, \ibhas\ adalah ludling dari \bahaso\ yang digunakan oleh para penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan ibhas ludling serta menggambarkan fenomena aturan yang ada pada ibhas ludling dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik wawancara. Data ditranskripsi dan dianalisa menggunakan program elan dan toolbox, sehingga terkumpul korpus ibhas. Dari hasil penelitian ditemukan pembentukan ludling berdasarkan kata dasar dengan silabel, kata berafiks, dan kata depan. Dalam pembentukan ibhas ludling terjadi penambahan segmen [i] pada kata dua silabel dengan awal bunyi K dan segmen [si] pada awal bunyi V dan terjadi penghilangan K, V, atau KV pada silabel kedua. Penyisipan segmen [i] setelah silabel pertama terjadi pada kata dengan tiga silabel dan penghilangan separuh bunyi atau penuh pada silabel ketiga. Aturan yang didapat dalam ludling ini adalah: KVKV(K)(V)à[i]-KVK; KVVKà[i]-KVV; VK(K)VKà [si]-VK; KVKVKVàKV-[i]-KVK. Sebagaimana bahasa yang terus berkembang ludling pun ikut berkembang dengan pesat. Ludling tidak hanya dapat dilihat dari sisi internalnya tetapi dapat juga dari segi eksternal seperti dari segi sejarah, sosial budaya, dan lainnya.
VARIASI BUNYI BAHASA KERINCI ISOLEK RAWANG SOUND VARIATIONS IN KERINCI LANGUAGE OF RAWANG ISOLECT Fadlul Rahman; Yandri Yandri; Maulid Hariri Gani
Krinok:Jurnal Linguistik Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.676 KB) | DOI: 10.36355/krinok.v4i1.336

Abstract

Bahasa Kerinci isolek Rawang merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang terletak di Provinsi Jambi. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Malayik. Bahasa Kerinci memiliki ragam fonologis pada setiap isolek.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bunyi-bunyi dan fonem bahasa Kerinci isolek Rawang serta variasi bunyi dalam bahasa Kerinci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang mendeskripsikan bunyi, fonem, dan variasi bunyi bahasa Kerinci isolek Rawang. Dalam pengumpulan data penelitian, metode yang digunakan ialah metode cakap dengan menggunakan teknik pancing, teknik lanjut cakap semuka, teknik catat, dan teknik rekam.Untuk analisis data digunakan metode agih dengan teknik lanjutan teknik oposisi pasangan minimal, teknik distribusi komplementer, dan teknik variasi bebas.Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 400 kata. Hasil penelitian dalam bahasa Kerinci isolek Rawang ditemukan 6 fonem vokal, 18 fonem konsonan, dan 10 fonem diftong serta 27 variasi bunyi pada silabel akhir.Kata kunci: bahasa Kerinci, isolek Rawang, bunyi, fonem, variasi bunyi
HUBUNGAN KEKERABATAN PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT DAN MUKOMUKO BENGKULU (DALAM PERSPEKTIF BUDAYA BAHASA) Fadlul Rahman; Maulid Hariri Gani; Santi Kurniati
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i2.56790

Abstract

Pesisir Selatan Sumatera Barat dan Mukomuko Bengkulu secara politik dan administratif terletak pada wilayah yang berbeda tetapi secara sejarah dan budaya mempunyai kedekatan karena terletak pada perbatasan dua provinsi. Penelitian ini melihat sejauh mana hubungan kekerabatan kedua wilayah ini dalam perspektif bahasa budaya. Dengan terus berkembangnya teknologi maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan untuk menjaga pelestarian bahasa dan budaya karena pada saat ini telah terjadi pergeseran bahasa dan budaya yang cukup signifikan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan dengan pendekatan leksikostatistik. Tiga titik pengamatan diambil dalam penelitian ini yaitu daerah Surantiah dengan bahasa Minangkabau isolek Surantiah (BMS), Inderapuro dengan Bahasa Minangkabau isolek Inderapuro (BMI), dan Mukomuko dengan Bahasa Mukomuko Bengkulu (BMB). Secara bahasa dan budaya ditemukan tingkat kekerabatan antara BMS dan BMB sebesar 86,69% serta BMI dan BMB 91,28%. Dilihat dari dua hasil persentase ini dapat diklasifikasikan BMS dan BMB serta BMI dan BMB masuk dalam katagori dialek bahasa (dialeck of language). Dengan kata lain hubungan kekerabatan bahasa Minakabau Pesisir Selatan dan Bengkulu Mukomuko sangat lah dekat atau masuk dalam klasifikasi satu bahasa dengan ragam dialek.
VARIASI ISOLEK KERINCI: PENDEKATAN AUTOMATED SIMILARITY JUDGEMENT PROGRAM (ASJP) DATABASE Aryoni Ananta; Fadlul Rahman; Santi Kurniati
Kajian Linguistik dan Sastra Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/kls.v8i1.19604

Abstract

Kerinci is located in Jambi Province and is bordered by the West Sumatra Province. The language used by the people of Kerinci, in general, is the Kerinci language with very diverse isolect variants. This research was conducted in three areas of Kerinci, namely, Tanah Kampung, located in Sungai Penuh City, Kemantan Raya, and Dusun Baru, located in Kerinci Regency. The fundamental reason for conducting this research is to document the variation of isolects in Kerinci from the Automated Similarity Judgment Program (ASJP) Database. This is very important to do considering that so many indigenous languages have shifted or become extinct due to the current technological revolution. The method used is a descriptive method with a dialectological approach, and the technique used is the technique of recording and interviewing using the ASJP database. From the research that has been done, it can be seen that these three observation areas have very diverse phonological variations phonologically. However, when viewed from a lexical point of view, only 11.66% of lexical variations and 88.33% of lexical were found to be the same or similar.Keywords: ASJP, Isolect, Kerinci, Sound Variations