Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Pemenuhan Hak Dasar Anak Pada Program “Kota Layak Anak” Di Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu Ika Pasca Himawati; Heni Nopianti; Sri Hartati; Sri Handayani Hanum
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.652 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v5i1.1928

Abstract

The purpose of this research is to find and to analyzes the fulfillment of the basic rights on child based on the regulation of the state minister for women empowerment and child protection of the republic of Indonesia No. 12 of 2011 on indicators district of a city worthy of child. The research was done in 2 areas which is located in Gading Cempaka Subdistrict, they are in Cempaka Permai and Lingkar Baratvillage. Research conducted with qualitative approach and data was collected  throughout observation, interview , FGD and study document . The result is a). In the both of areas have not had children forum which can directly accommodate the aspirations of children and do not involve children (age category of teenagers) on the activities and deliberations or work programs that exist in the environment RT or RW. b). In the both of areas has not been in the region of the unavailability of two consulting agencies for parents/family and child welfare agencies. c). In the both of areas has not been in an optimum manner use of leisure time and cultural activities it was found problems yet the number of program activity level of RT and RW aimed at maximizing the potential of children, as well as the unavailability of Green Open Space (RTH) as playing area that is safe and comfortable for children. Tujuan penelitian ini ialah menemukenali serta menganalisis pemenuhan hak dasar pada anak yang didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten Kota Layak Anak. Penelitian dilakukan di 2 kawasan yang berada di Kecamatan Gading Cempaka, yakni Kelurahan Cempaka Permai dan Kelurahan Lingkar Barat. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan informan melalui purposive dan snowball sampling. Adapun teknik pengambilan data dilakukan  melalui observasi, wawancara, FGD dan studi dokumen. Temua penelitian menunjukkan bahwa a). Kedua wilayah penelitian belum memiliki forum anak yang dapat mengakomodir aspirasi anak secara langsung serta belum melibatkan anak khususnya anak kategori usia remaja pada kegiatan dan musyawarah ataupun program kerja yang ada di lingkungan RT/RW maupun kelurahan, b). Di dua kawasan tersebut belum tersedia lembaga konsultasi bagi orang tua/keluarga dan lembaga kesejahteraan anak. c). Belum banyaknya program kegiatan di tingkat RT dan RW yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi anak serta belum tersedianya kawasan Ruang terbuka Hijau (RTH) sebagai kawasan bermain yang amandan nyaman bagi anak.
Upaya Gugus Tugas Kota Layak Anak Dalam Pemenuhan Hak Perlindungan Khusus Pada Anak di Kota Bengkulu Ika Pasca Himawati; Yetty Isna Wahyuseptiani; Muh. Marwan Arwani
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 8, No 1 (2019): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v8i1.35565

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami upaya yang dilakukan oleh gugus tugas kota layak anak selaku lembaga koordinatif program Kota Layak Anak yang tengah di kembangkan di Kota Bengkulu dalam memenuhi hak perlindungan khusus bagi anak. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Adapun upaya yang dilakukan oleh gugus tugas kota layak anak dalam memenuhi hak perlindungan pada anak diantaranya adalah sebagai berikut : melakukan koordinasi kepada seluruh SKPD untuk membuat program yang responsif pada anak guna memenuhi hak kebutuhan anak di bidang perlindungan anak, melakukan sosialisasi melalui penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan Perlindungan hak anak sebagai upaya mendistribusikan pengetahuan mengenai hak perlindungan anak kepada seluruh elemen masyarakat, mengadvokasi anak korban kekerasan dan bermasalah terhadap hukum melalui upaya preventif seperti restorative justice dengan tujuan agar anak tetap mendapatkan perlindungan secara hukum
KONFLIK SOSIAL PADA PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus: Di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi) Muhammad Taufik; Muhammad Marwan Arwani; Ika Pasca Himawati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.566 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.53-63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya konflik dan upaya penyelesaian konflik tambang emas yang terjadi antara masyarakat penambangan lokal dan pemerintah setempat di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya konflik serta upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sosiologis yang didasarkan pada teori konflik yang diungkapkan oleh Ralf Dahrendorf. Hasil temuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) faktor yang menyebabkan terjadinya konflik karena adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah, proses sosialisasi tidak berjalan dengan baik, kebijakan pemerintah dianggap merugikan masyarakat, dan penambangan emas illegal menyebabkan kerusakan lingkungan; 2)Upaya untuk menyelesaikan konflik penambangan emas ilegal adalah dengan proses demonstrasi, konsiliasi dan negosiasi yang dapat mengarah pada kesepakatan dari kedua belah pihak bahwa konflik dapat diselesaikan dengan baik dengan menempuh jalur hukum atau dengan menggunakan hukum adat. Kata Kunci: Konflik Sosial, Penambang Emas, Tradisional
STUDENT SATISFACTION WITH EDUCATIONAL SERVICES DEPARTMENT OF SOCIOLOGY Diyas Widiyarti; Heni Nopianti; Ika Pasca Himawati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.7.2.311-330

Abstract

Fokus penelitian ini adalah pengkajian mengenai kepuasan mahasiswa terhadap layanan pendidikan dan kemahasiswaan Jurusan Sosiologi. Penelitian ditujukan kepada mahasiswa Sosiologi aktif. Mereka diminta untuk menilai bagaimana layanan pendidikan Jurusan Sosiologi baik pada dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola jurusan yang meliputi : keandalan, daya tanggap, kepastian/jaminan, empati dan kecukupan fasilitas serta aksesibilitas. Pendekatan yang digunakan dalam  penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi seluruh mahasiswa aktif angkatan 2012-2019 yang berkuliah di Jurusan Sosiologi Universitas  Bengkulu yang berjumlah 336 Mahasiswa. Berdasarkan jumlah populasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini jika ditentukan berdasarkan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% adalah sebesar 172 sampel. Hasil hitung nilai rata-rata variabel aspek terkait layanan pendidikan Jurusan Sosiologi kepada pengguna (mahasiswa) pada kategori bagus. Aspek –aspek tersebut adalah : Keandalan, meliputi : Kemampuan dosen sebagai pengajar, nilai mean 6,56 = bagus), Kemampuan dosen sebagai pembimbing akademik, nilai mean 6,27 = bagus), Kemampuan dosen sebagai pembimbing penyusunan skripsi, nilai mean 6,26 = bagus) Keandalan staf, nilai mean 6,62 = bagus Keandalan pengelola jurusan, nilai mean = 6,96 Daya tanggap, nilai mean 6,80 = bagus. Kepastian, nilai mean 6,65 = bagus Empati, nilai mean 7,12 = bagus. Tangible, nilai mean 6,70 = bagus. Berdasarkan hasil hitung nilai rata-rata variabel pada poin 1 yang keseluruhannya pada kategori penilaian bagus serta  penilaian responden yang mayoritas sangat baik terhadap semua pernyataan yang berkaitan dengan kepuasan pengguna terhadap layanan yang diberikan institusi, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merasa puas dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh Jurusan SosiologiKata Kunci: Kepuasan Mahasiswa, Layanan, Pendidikan                  
Analisis Penyebab Anak Putus Sekolah Di Desa Kungkai Baru, Kabupaten Seluma, Bengkulu Ika Pasca Himawati
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 8, No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v8i4.22137

Abstract

The research aims to determine the causes of children dropping out of school in Kungkai Baru Village, Seluma, Bengkulu. This study uses a qualitative approach with data collection techniques in the form of interviews, observations, and documentation. The technique of determining the informants in the study was carried out by purposive sampling. Data analysis was carried out by reducing data, presenting data, and drawing conclusions. In the results, it was concluded that there were still problems with children dropping out of school caused by internal factors and external factors. The internal factors are due to motivation and interest in children. While external factors include: the economic condition of parents, inadequate road infrastructure, limited information and knowledge related to the importance of education for children and parents as well as the influence of the environment and relationships on childrenKeywords : Children; Educational Problems; Drop Out AbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyebab anak putus sekolah di Desa Kungkai Baru, Seluma, Bengkulu. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa: wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teknik penentuan informan pada penelitian dilakukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pada hasil diperoleh kesimpulan bahwa masih terdapat persoalan anak putus sekolah yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal karena motivasi dan minat pada anak. Sedangkan faktor eksternal diantaranya : kondisi ekonomi orang tua, infrastruktur jalan yang belum memadai, keterbatasan pengetahuan dan informasi terkait pentingnya pendidikan pada anak dan orang tua serta pengaruh lingkungan dan pergaulan pada anak.Kata Kunci : Anak; Masalah Pendidikan; Putus Sekolah
Kearifan lokal dalam pengelolaan Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Lampung Nana Oktarina; Heni Nopianti; Ika Pasca Himawati
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i1.19609

Abstract

Kearifan lokal merupakan komponen terpenting dalam kebudayaan  termasuk halnya dalam pengelolaan Repong Damar yang terdapat di Pekon Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kearifan lokal pengelolaan Repong Damar di Pekon Pahmungan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kearifan lokal dalam pengelolaan Repong Damar di Pekon Pahmungan sebagai berikut. Nilai-nilai adat pewarisan Repong Damar kepada anak tertua laki-laki.  Hal ini dikarenakan anak tertua laki-laki dianggap mempunyai tanggung jawab penuh untuk keluarganya. Dalam pembukaan lahan harus mengikuti proses pengelolaan Repong Damar melalui tiga fase, yaitu fase darak, yaitu pembukaan lahan; fase kebun, yakni penanaman bibit pohon produktif (damar, duku, durian, jengkol); fase repong, yakni proses terakhir dalam pembukaan lahan yang sudah berbentuk kebun yang menyerupai hutan alami yang ditumbuhi berbagai tanaman produktif baik kayu, damar, duku, jengkol yang harus menunggu usia pohon damar berumur di atas 15 tahun untuk siap disadap. Apabila tidak mengikuti ketiga fase tersebut maka akan menyebabkan bala bencana (kualat) seperti hasil getah damar menyusut dan tidak menghasilkan getah damar unggul (damar mata kucing). Selain itu terdapat hukum adat yang mengatur kegiatan pengelolaan petani Repong Damar bahwa penebangan pohon damar harus sesuai dengan ketentuan umur pohon yakni usia pohon damar di atas 15 tahun, apabila tidak mematuhi maka akan diberikan sanksi berupa penanaman bibit pohon damar kembali di lahan yang sama. Berdasarkan realita di lapangan berbagai hal yang dilakukan petani merupakan tradisi leluhur yang diwariskan antargenerasi.   Local wisdom is the most critical component in culture, including the management of Repong Damar. This study aims to find out the local wisdom in managing Repong Damar in Pekon Pahmungan. Data collection techniques use qualitative description. This study concluded that local wisdom in the management of Repong Damar in Pekon pahmungan as follow. Traditional values of inheritance of Repong Damar to the eldest son. This is because the eldest son is considered entirely responsible for his family. Inland clearing must follow the management process of Repong Damar through three phases, namely darak phase, namely land clearing; kebun phase, planting productive tree seedlings namely (resin, duku, durian, jengkol); repong phase is the last process in land clearing that has been in the form of a garden that resembles a natural forest that is overgrown with various productive plants both wood, resin, Duku, jengkol who have to wait for the age of resin trees over 15 years to be ready to be tapped, if they do not follow the three phases it will cause disaster (kualat) such as the results of resin shrinking and not produce superior resin sap (cat's eye damar). In addition, there is a customary law that regulates the management activities of Repong Damar farmers that the felling of damar trees must comply with the provisions of the age of the tree, namely the age of the damar tree is above 15 years, if it does not comply, it will be given a sanction in the form of planting damar tree seedlings again on the same land. Based on the reality, the actions taken by Repong Damar farmers are a form of the traditional auction because the management of Repong Damar has become a tradition that is carried out from generation to generation from the ancestors.
Analisis Pengembangan Desa Wisata di Desa Sumber Urip, Rejang Lebong, Bengkulu Dayu Silviana; Marwan Arwani; Ika Pasca Himawati
Jurnal Sosiologi Andalas Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsa.7.1.41-53.2021

Abstract

This study aims to explain the stretching of the tourism village development in terms of the form of community participation. Research uses qualitative descriptive approach, the analysis is carried out using the exchange theory. The research results show the form of participation by the community can be seen from the construction of tourist facilities. Pokdarwis involvement as a tourism manager is carried out by taking four stages of participation: namely, participation in planning through the activity of conveying ideas in the form of criticism and suggestions at the planning meeting for tourism village development activities. Furthermore, the implementation stage is manifested in the form of personnel participating in the form of mutual assistance activities to improve the condition of tourist facilities, environmental maintenance by cleaning up trash on the hiking trail and becoming parking guards. On the other hand, the form of skill participation carried out by the community is manifested through activities of making tourist souvenirs and promotion on social media. Meanwhile, the utilization stage is carried out through efforts to open business opportunities and opportunities for youth who do not have a job. Finally, the evaluation stage is carried out by taking a comparative study activity to other Tourism Villages as a comparison to see the success of the Bukit Kaba Tourism Village.
Penyuluhan Mengenai Pendidikan Politik Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Bagi Pemilih Pemula di Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Kota Bengkulu Ika Pasca Himawati; Marwan Arwani
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 4 NOMOR 2 SEPTEMBER 2020 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.192 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v4i2.7337

Abstract

Pemilu menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan system demokrasi di Indonesia. Kehadiran pemilu merupakan upaya bagi warga Negara dalam menyalurkan hak suara dalam memilih para wakil rakyat. Remaja yang telah memasuki usia 17 tahun merupakam kalangan pemilih pemula yang juga memiliki andil dalam memberikan hak suaranya. Oleh karena itu, pendidikan politik daam menumbuhkan kesadaran poitik bagi pemula menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan pengetahuan secara substantif dan komprehensif. Serta membangun kapasitas berpikir dan kemampuan teknis dalam memilih parawakil rakyat pada saat pemilu berlangsung. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah para pelajar yang akan menjadi pemilih pemula di Sekolah amenengah atas dan kejuruan yang ada di Kota Bengkulu. Sekolah Menengah Atas dan kejuruan yang dimaksu dadalah SMAN 6 dan SMKN 3 Kota Bengkulu. Metode kegiatan dilakukan melalui ceramah dan diskusi secara interaktif. Efektifitas kegiatan dilakukan dengan pemberian pre test dan post test. Adapun hasil yang diperoleh di SMAN 6 ialah bahwa data rata-rata pengetahuan siswa mengenai pendidikan politik mengalami kenaikan mencapai 26,77 % setelah mendapatkan materi yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat. Kenaikan pengetahuan juga terjadi di SMKN 3 Kota Bengkulu yang merupakan sekolah kejuruan, dimana kenaikan pengetahuan siswa yang diukur melalui post test setelah mendapatkan materi dari narasumber mencapai  37,5 %. Hal ini menujukkan adanya tingkat kenaikan pengetahuan yang terjadi pasca kegiatan berlangsung,
Upaya Penyelesaian Konflik Pembangkit Listrik Tenaga Uap Di Teluk Sepang Andina Pratama; Sulistya Wardaya; Ika Pasca Himawati
Jurnal Community Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i1.3263

Abstract

Kendati dinilai memberikan pasokan listrik namun keberadan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan sumber energi Batubara di Teluk Sepang memiliki dampak yang justru menghasilkan konflik. Adapun konflik terjadi antara PT Tenaga Listrik sebagai perusahaan yang mengelola PLTU dengan masyarakat setempat yang bergabung dalam Koalisi Langit Biru. Selain dampak keberadaan PLTU, kajian dalam penelitian ini ialah mengkaji mengenai upaya penyelesaian atas konflik yang terjadi antara kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi non partisipan dan dokumentasi tertulis yang relevan dengan penelitian. Informan ditentukan  melalui teknik purposive sampling, yakni penentuan informan yang bertujuan untuk menggali data langsung dari informan kunci. Setelah dilakukan analisis data yang melalui tahapan reduksi data, penyajian data maka diperoleh kesimpulan bahwa selain adanya dampak pencemaran lingkungan, keberadaan PLTU Batu bara disisi lain menambah solidaritas in-group pada kelompok Koalisasi Langit Biru guna memperjuangkan penutupan PLTU batu bara di Teluk Sepang. Meskipun dalam prosesnya ada pertentangan yang menyebabkan goyahnya persatuan di dalam masyarakat pada saat memperjuangkan penutupan PLTU batu bara. Adapun resolusi konflik yang dilakukan meliputi tahapan negosiasi, konsiliasi serta arbitrasi yang bertujuan menyelesaikan konflik antara kedua belah pihak.
Upaya Peningkatan Produktivitas Usaha Unggulan Desa Ika Pasca Himawati; Heni Nopianti; Diyas Widiyarti
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i2.5475

Abstract

Latar belakang: Desa merupakan kawasan srategis yang memiliki potensi yang besar. Serta memiliki peranan dalam mendukung pembangunan. Salah satunya dapat diamati dari penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang merupakan institusi yang diharapkan mampu mengoptimalkan berbagai usaha unggulan yang dimiliki oleh desa agar desa dapat menjadi desa yang mandiri dan berdaya guna bagi masyarakat. Salah satunya adalah Desa Kungkai Baru yang terletak di Kecamatan Air Periukan, Seluma. Kawasan ini secara mandiri telah memiliki usaha yang terbentuk dalam kelompok usaha kecil yang tengah dikembangkan, khususnya dalam pengolahan pangan yang berasal dari sumberdaya laut. Disamping itu, desa ini tengah berupaya mengembangkan wisata bahari menuju desa yang mandiri. Langkah dan penguatan kapasitas pengetahuan terkait hal tersebut menjadi aspek yang penting untuk dimiliki oleh kelompok usaha, perangkat desa serta masyarakat . Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan sekaligus wawasan mengenai desa mandiri serta upaya membangun jiwa entepreneurship dari kelompok usaha yang telah dirintis sehingga dapat memiliki inovasi dan tata kelola yang lebih baik. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat dilangsungkan dengan menggunakan metode penyuluhan interaktif dan diskusi secara aktif. Hasil: Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, wawasan serta penguatan kapasitas diri dalam rangka mengoptimalkan produktivitas usaha unggulan yang dimiliki oleh Desa Kungkai Baru.