Ima Kurrotun Ainin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF (PENELTIAN PADA GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEKOLAH DASAR INKLUSIF KOTA SURABAYA) Ima Kurrotun Ainin,
Ordik Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Ordik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ancaman kesehatan akibat pola hidup kurang garak meningkat terhadap orang dengan kebutuhan khusus, kebutuhan khusus meningkatkan resiko dalam penurunan kapasitas gerak dan otonomi seseorang. pendidikan jasmani adaptif merupakan alternatif solusi dalam menangani permasalahan penurunan fungsi fisik akibat kurangnya gerak bagi ABK. Mayoritas siswa ABK memiliki kapasitas mobilisasi yang rendah, dan performa fisik yang kurang, Abdoellah (1996:4-5) oleh karenanya ABK memiliki kebutuhan yang lebih besar akan gerak, seharusnya pendidikan jasmani menjadi program utama dari program pendidikan bagi siswa, karena menjadi dasar bagi peningkatan fungsi tubuh yang sangat diperlukan oleh semua siswa. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan sumbangsih keberhasilan pendidkan inklusi melalui bidang pendidikan jasmani adaptif. Guru olahraga di sekolah inklusif sebagai praktisi pendidikan jasmani adaptif memegang peranan sentral dalam keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, oleh karenanya guru olahraga menjadi sumber data utama untuk mendapatkan gambaran kompleks tentang pelaksanaan pembelajaran penjas adaptif di sekolah inklusif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan menggunakan metode wawancara dan kuesioner Penentuan subjek dengan teknik purposive sampling, Keabsahan data dengan kompetensi subjek riset dan analisis trianggulasi model trianggulasi metode. *) Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa Hasil temuan penelitian: (1)identitas: jenis kelamin, usia, background pendidikan tidak berkaitan dengan pandangan positif guru terhadap ABK; pengalaman mengajar guru melibatkan ABK berkaitan dengan pandangan positif guru tehadap ABK, guru mendapatkan pemahaman tentang karakteristik dari intensitas interaksi; (2) pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembukaan, sumber materi pembelajaran berasal dari buku umum, tidak ada buku tentang panjas adaptif, permasalahan yang dihadapi guru terkait partisipasi siswa, kesulitan penanganan, komunikasi, sarana prasarana, evaluasi dan minimnya pengetahuan guru terhadap ABK. (3) strategi pembelajaran yang diterapkan melakukan pendekatan psikologi dan individual dengan memperhatikan kebutuhan khusus siswa. (4) modifikasi yang dilaksanakan masih sangat minim mayoritas modifikasi hanya pada praktek pembelajaran. Tidak ada PPI, hanya sedikit yang membuat RPP yang dimodifikasi, modifikasi media terbatas pada modifikasi umum, modifikasi evaluasi berupa penurunan beban praktek dan penurunan kriteria penilaian (5) upaya guru dalam memotivasi dan mengaktifkan peranserta seluruh siswa dalam kegiatan pembalajaran pendidikan jasmani adaptif dengan memperlakukan siswa secara adil tanpa diskriminatif, apresiasi bagi yang berprestasi, melibatkan ABK sebagai supporter, meminimalisir bantuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki ABK, berusahan mengenali dan menggali potensi individu siswa. Guru disarankan untuk berperan aktif dalam pembelajaran, memupuk pandangan positif terhadap kemampuan siswa, memiliki optimisme terhadap kemampuannya dalam mengajar, berfikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran, mengoptimalkan peran dan fungsi pusat sumber dan guru kunjung, menggunakan landasan assessment atau diagnose ahli dalam penyusunan PPI atau RPP modifikasi; sekolah diharapkan mengoptimalkan keberadaan pusat sumber dan guru kunjung, melaksanakan asesmen terhadap keseluruhan siswa, menggunakan hasil assessment dalam penyusunan kurikulum, pendelegasian pada setiap kegiatan terhadap wakil yang tepat; saran bagi dinas pendidikan guru olahraga yang mengajar di kelas inkluif hendaknya dibekali materi tentang (metode penanganan siswa, metode berkomunikasi, metode evaluasi, modifikasi media, metode perencanaan pembelajaran dengan PPI/ RPP modifikasi), memperjelas kriteria peserta pelatihan, pengadaan buku modul penjas adaptif; bagi pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan guru pembimbing yang kompeten, memenuhi tersedianya sarana dan prasarana serta memperhatikan aksesibilitas dan alat sesuai kebutuhan siswa; bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian jangka panjang tentang manfaat dan konsekuensi pelaksanaan penjasa adaptif, melakukan follow up dengan melakukan kajian lebih dalam untuk diimplementasikan pada pengembangan model pembelajaran penjas adaptif.
Critical Analysis of the Inclusive Education Implementation in the Concept of Freedom of the Soul and Zona Proximal Development Asri Wijiastuti; Siti Masitoh; Ima Kurrotun Ainin; Febrita Ardianingsih
JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi) Vol. 3 No. 2
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/inklusi.v3n2.p62-71

Abstract

AbstractKi Hadjar Dewantara laid the foundation of education in Indonesia through his thoughts related to the nature of children in 1913-1919. On the other hand Lev Vygotsky (1896-1934) stated a theory that children are able to learn with the help of competent people. Both theories illustrate that the implementation of education will provide freedom and happiness for children in learning to learn by understanding children naturally and as they are. Research that has been done using ethnographic design aims to dissect and trace Ki Hadjar Dewantara's thoughts and Vygotsky's theory in the implementation of inclusive education. Data collection is done through documentation studies, guided group discussions, and questionnaires. The results of the analysis of the position of Vygotsky's theory in the implementation of inclusive education in the concept of the Zone of Proximal Development are focused on how children construct knowledge according to their culture and ways. The ZPD concept which focuses on cognitive theory emerged around 1993 which in Indonesia itself had been developed by Ki Hadjar Dewantara in 1913-1919 the emphasis was on teaching according to the nature of the child. Ki Hadjar's philosophy is heavily influenced by Maria Montessori's thoughts which emphasize the value of children's independent activities and the importance of children's growth as individuals. In 1952 Ki Hadjar Dewantara created a "system among" approach that put forward œFreedom of the Soul. The system that supports the child's natural nature in order to develop inner and outer life according to his own nature. Knowledge and intelligence are only tools, the fruit is the maturity of the soul that can realize life and livelihood in an orderly, holy, and useful for others. The concepts of œFreedom of the Soul and ZPD, are aligned in the cognitive view and efforts of children in obtaining the concept of knowledge in the implementation of education in the classroom. AbstrakKi Hadjar Dewantara meletakkan dasar pendidikan di Indonesia melalui pemikirannya terkait dengan sifat anak-anak pada tahun 1913-1919. Di sisi lain, Lev Vygotsky (1896-1934) menyatakan teori bahwa anak-anak dapat belajar dengan bantuan orang yang kompeten. Kedua teori tersebut menggambarkan bahwa implementasi pendidikan akan memberikan kebebasan dan kebahagiaan bagi anak dalam belajar belajar dengan memahami anak secara alami dan sebagaimana adanya. Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan desain etnografi bertujuan untuk membedah dan melacak pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan teori Vygotsky dalam implementasi pendidikan inklusif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, diskusi kelompok terpimpin, dan kuesioner. Hasil analisis posisi teori Vygotsky dalam penerapan pendidikan inklusif dalam konsep Zona Pengembangan Proksimal difokuskan pada bagaimana anak-anak membangun pengetahuan sesuai dengan budaya dan cara mereka. Konsep ZPD yang berfokus pada teori kognitif muncul sekitar tahun 1993 yang di Indonesia sendiri telah dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1913-1919 penekanannya adalah pada pengajaran sesuai dengan sifat anak. Filosofi Ki Hadjar sangat dipengaruhi oleh pemikiran Maria Montessori yang menekankan nilai kegiatan mandiri anak-anak dan pentingnya pertumbuhan anak sebagai individu. Pada tahun 1952 Ki Hadjar Dewantara menciptakan pendekatan "sistem di antara" yang mengedepankan "Kebebasan Jiwa". Sistem yang mendukung sifat alami anak untuk mengembangkan kehidupan dalam dan luar sesuai dengan sifatnya sendiri. Pengetahuan dan kecerdasan hanyalah alat, buah adalah kematangan jiwa yang bisa mewujudkan kehidupan dan mata pencaharian secara tertib, suci, dan bermanfaat bagi orang lain. Konsep "Kebebasan Jiwa" dan ZPD, diselaraskan dalam pandangan kognitif dan upaya anak-anak dalam memperoleh konsep pengetahuan dalam implementasi pendidikan di kelas.