Ancaman
kesehatan akibat pola hidup kurang garak meningkat terhadap orang dengan
kebutuhan khusus, kebutuhan khusus meningkatkan resiko dalam penurunan
kapasitas gerak dan otonomi seseorang. pendidikan jasmani adaptif merupakan
alternatif solusi dalam menangani permasalahan penurunan fungsi fisik akibat
kurangnya gerak bagi ABK. Mayoritas
siswa ABK
memiliki kapasitas mobilisasi yang rendah, dan performa fisik yang kurang,
Abdoellah (1996:4-5) oleh
karenanya ABK memiliki kebutuhan yang lebih besar akan gerak, seharusnya
pendidikan jasmani menjadi program utama dari program pendidikan bagi siswa,
karena menjadi dasar bagi peningkatan fungsi tubuh yang sangat diperlukan oleh
semua siswa. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan sumbangsih keberhasilan
pendidkan inklusi melalui bidang pendidikan jasmani adaptif. Guru olahraga di
sekolah inklusif sebagai praktisi pendidikan jasmani adaptif memegang peranan
sentral dalam keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, oleh
karenanya guru olahraga menjadi sumber data utama untuk mendapatkan gambaran
kompleks tentang pelaksanaan pembelajaran penjas adaptif di sekolah inklusif.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
menggunakan metode wawancara dan kuesioner Penentuan subjek dengan teknik
purposive sampling, Keabsahan data dengan kompetensi subjek riset dan analisis
trianggulasi model trianggulasi metode.
*) Dosen
Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa
Hasil temuan
penelitian: (1)identitas: jenis
kelamin, usia, background pendidikan tidak berkaitan dengan pandangan positif guru
terhadap ABK; pengalaman mengajar guru melibatkan ABK berkaitan dengan
pandangan positif guru tehadap ABK, guru mendapatkan pemahaman tentang
karakteristik dari intensitas interaksi; (2) pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembukaan, sumber materi pembelajaran
berasal dari buku umum, tidak ada buku tentang panjas adaptif, permasalahan
yang dihadapi guru terkait partisipasi siswa, kesulitan penanganan, komunikasi,
sarana prasarana, evaluasi dan minimnya pengetahuan guru terhadap ABK. (3) strategi pembelajaran yang diterapkan melakukan
pendekatan psikologi dan individual dengan memperhatikan kebutuhan khusus
siswa. (4) modifikasi yang dilaksanakan masih sangat
minim mayoritas modifikasi hanya pada praktek pembelajaran. Tidak ada PPI,
hanya sedikit yang membuat RPP yang dimodifikasi, modifikasi media terbatas
pada modifikasi umum, modifikasi evaluasi berupa penurunan beban praktek dan
penurunan kriteria penilaian (5) upaya guru dalam
memotivasi dan mengaktifkan peranserta seluruh siswa dalam kegiatan pembalajaran pendidikan jasmani adaptif dengan
memperlakukan siswa secara adil tanpa diskriminatif, apresiasi bagi yang
berprestasi, melibatkan ABK sebagai supporter, meminimalisir bantuan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki ABK, berusahan
mengenali dan menggali potensi individu siswa.
Guru disarankan untuk berperan aktif dalam
pembelajaran, memupuk pandangan positif terhadap kemampuan siswa, memiliki
optimisme terhadap kemampuannya dalam mengajar, berfikir kreatif dan inovatif
dalam menciptakan media pembelajaran, mengoptimalkan peran dan fungsi pusat
sumber dan guru kunjung, menggunakan landasan assessment atau diagnose ahli
dalam penyusunan PPI atau RPP modifikasi; sekolah diharapkan mengoptimalkan
keberadaan pusat sumber dan guru kunjung, melaksanakan asesmen terhadap
keseluruhan siswa, menggunakan hasil assessment dalam penyusunan kurikulum,
pendelegasian pada setiap kegiatan terhadap wakil yang tepat; saran bagi dinas
pendidikan guru olahraga yang mengajar di kelas inkluif hendaknya dibekali
materi tentang (metode penanganan siswa, metode berkomunikasi, metode evaluasi,
modifikasi media, metode perencanaan pembelajaran dengan PPI/ RPP modifikasi),
memperjelas kriteria peserta pelatihan, pengadaan buku modul penjas adaptif;
bagi pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan
dan ketersediaan guru pembimbing yang kompeten, memenuhi tersedianya sarana dan
prasarana serta memperhatikan aksesibilitas dan alat sesuai kebutuhan siswa;
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian jangka panjang tentang
manfaat dan konsekuensi pelaksanaan penjasa adaptif, melakukan follow up dengan
melakukan kajian lebih dalam untuk diimplementasikan pada pengembangan model
pembelajaran penjas adaptif.