Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Humanism Learning Theory And Mathematics Learning Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Nur Ismiyati; Muhammad Nurhusain
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jdm.v9i2.21555

Abstract

Humanism that is widely understood in this modern era is renaissance humanism which is one of the atheist philosophies. Humans are respected. Even humans are made as the center of truth by glorifying reason and rejecting theism or supernaturalism. The earliest thinkers in education based on this notion in the modern age were John Dewey, Johann Pestalozzi, and Maria Montessori. This understanding became ligitimate after The Association of Humanistic Psychology was founded in 1962. At that time, the humanistic movement began to influence psychology, education, and the workplace. This humanistic movement also gave birth to humanistic psychology with a character, Abraham H. Maslow. Maslow’s Theory of Needs, then had a significant effect on education, especially in the development of learning theories, including andragogy, transformational learning, and independent learning. Maslow’s humanistic learning theory encourages innovation and creativity. It is believed in this theory that everyone is responsible for their own learning as well as learning from those around them. This theory encourages students to be in a supportive and safe environment, so they are comfortable asking questions and exploring new concepts and possibilities. This theory states that the best learning occurs when the whole person (cognitive, affective, psychomotor) is involved, taking into account the totality of human experience. This theory has also drawn criticism. Some experts think that this theory is not based on rigorous scientific experience. Meanwhile, other experts review the philosophy that underlies this theory from the context of values, religion, culture and ideology of the Indonesian nation. However, the learning theory built on the philosophy of humanism can also be applied in mathematics education. A good example of this is the differentiation of mathematics learning. Through this learning differentiation, all students learn in different ways and according to their level of difficulty in understanding mathematical concepts. In other words, each student gets treatment according to his or her need
GURU MATEMATIKA MEMAHAMI TRIPEL PYTHAGORAS: Suatu Tinjauan Sejarah Matematika dari Zaman Pythagoras, Plato, dan Euclid Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Muhammad Darwis M; Sahlan Sidjara
PATIKALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Terbitan Kedua
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.733 KB) | DOI: 10.51574/patikala.v1i2.107

Abstract

Tripel Pythagoras adalah bagian dari konsep Teorema Pythagoras yang tak terpisahkan dari fondasi untuk menyelesaikan masalah praktis geometri. Pengetahuan dan pemahaman yang memadai yang dimiliki oleh seorang guru matematika tentang suatu konsep, seperti Tripel Pythagoras, juga berkontribusi bagi pengetahuan dan pemahaman siswa. Pengetahuan dan pemahaman yang memadai tersebut dapat dibentuk melalui pemahaman terhadap suatu konsep tertentu secara historis. Studi di beberapa negara maju maupun berkembang menunjukkan rendahnya pengetahuan guru matematika tentang sejarah matematika. Workshop Tripel Pythagoras adalah suatu langkah alternatif membekali guru matematika dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang Tripel Pythagoras secara historis. Tiga aktivitas utama workshop ini adalah demonstrasi pengetahuan atau skill, pemberian praktik terbimbing, dan pemberian umpan balik. Hasil penilaian formatif dan evaluasi diri peserta menunjukkan bahwa peserta workshop secara individu telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang Tripel Pythagoras secara historis
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Pendekatan Scientific Nursakiah Nursakiah; Ikhbariaty Kautsar Qadry
SAINTIFIK Vol 4 No 2 (2018): volume 4 nomor 2 juli 2018
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.903 KB) | DOI: 10.31605/saintifik.v4i2.180

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran matematika setting koopertaif tipe group investigation dengan pendekatan scientific yang valid. Desain penelitian yang digunakan yaitu modifikasi dari research and development (R&D) model 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate) oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974). Krieteria yang digunakan untuk mengukur kualitas digunakan kriteria yaitu intrumen lembar validasi yang mengaju pada model penilaian dua orang pakar untuk penilaian validitas isi Greogory (Ruslan, 2009). Hasil dari penelitian ini berupa produk, yaitu: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Buku Siswa, (4) Tes Hasil Belajar, (5) Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa, (6) Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan (7) Angket Respon siswa dalam pembelajaran matematika secara keseluruhan telah memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil penilaian dua orang ahli/pakar perangkat pembelajaran matematika setting kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan scientific dengan kesahihan yang diperoleh 0.96 atau 96% yang berarti bahwa penilaian kedua validator memiliki relevansi kuat lebih dari 75% sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran matematika sudah dapat digunakan.Kata kunci : Kooperatif, Group Investigation, Pendekatan Scientific
Pembelajaran Matematika Berbasis Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Scientific Approach Nursakiah Nursakiah; Ikhbariaty Kautsar Qadry
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.14 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dimodifikasi dari teori pengembangan model 4-D oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974). Tahapan yang ditempuh yaitu (a) Pendefinisian, (b) Perancangan, (c) Pengembangan, dan (d) Penyebaran. Uji coba dilakukan pada siswa Kelas XI SMA Kartika Makassar tahun ajaran 2017/2018. Hasil yang diperoleh pada uji coba tersebut, yaitu perangkat pembelajaran matematika berbasis kooperatif tipe group investigation dengan scientific approach sudah praktis dan efektif, hal ini terlihat dari: (1) skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar telah memenuhi ketuntasan individu yang menunjukkan ketuntasan klasikal tercapai, (2) Pembelajaran matematika berbasis kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan scientific membuat siswa jadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, (3) tingkat kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran matematika berbasis kooperatif tipe group investigation dengan scientific approach termasuk dalam kategori tinggi, artinya penampilan guru dapat dipertahankan, (4) rata-rata siswa memberikan respon positif terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan.
PENGARUH PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 MAKASSAR Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahriani
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu Vol 1 No 5 (2023): February 2023
Publisher : Melati Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59004/metta.v1i5.300

Abstract

This is a quantitative research that aims to determine the effect of SAVI learning model on mathematics learning outcomes of seventh grade students of SMP Negeri 21 Makassar. The sample of this study was 27 people selected by cluster random sampling technique. The instruments of this study were student math learning outcomes tests in the form of pretests and posttests with quadrilateral material, learning implementation observation sheets, student activity observation sheets, and student response questionnaires. The data obtained, then, were analyzed with descriptive and inferential statistics. The results showed that the application of SAVI learning affected the mathematics learning outcomes of seventh grade students of SMP Negeri 21 Makassar with the following description. The average mathematics learning outcomes of students in the pretest was 18.07; while in the posttest was 83.77. In addition, the increase in students' mathematics learning outcomes after the application of this learning is in the high category. This is indicated by the calculation of the average value of students' normalized gain of 0.802. Also, student activity during the learning process with this learning is in the very good category with an average of 82.63% active students. Meanwhile, 84.19% of students responded positively to the application of this learning. Finally, the implementation of this learning is included in the excellent category with an average of 95.31%.
Praktik Mengecek Pemahaman Siswa dan Memberikan Umpan Balik kepada Mereka Saat Menentukan Volume Kubus dan Balok Syahrullah Asyari; Muhammad Darwis M.; Ikhbariaty Kautsar Qadry; St. Nur Humairah Halim; Nursakiah Nursakiah
Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Rekayasa, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/panrannuangku2629

Abstract

Kegiatan ini didasari oleh adanya keinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan guru di SDN No.111 Inpres Lassang 1 Takalar. Melalui praktik memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menentukan volume kubus dan balok, penulis mendapatkan informasi tentang perkembangan dunia persekolahan. Guru pun mendapatkan informasi praktis memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Hasil pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan kepada kita bahwa praktik fase ketiga dalam model pengajaran langsung menuntut kesiapan pendidik, terutama pengetahuan konten dan pedagogis. Hal itu karena pendidik perlu, di antaranya, menguasai materi secara mendalam, mampu menyampaikannya dengan berbagai cara yang mudah dipahami oleh siswa, mampu mengelola kelas dengan baik, dan memastikan bahwa kebutuhan belajar setiap siswa terpenuhi. Dengan kata lain, kesiapan pendidik tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga keterampilan mengajar dan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Hasil pelaksanaan juga menunjukkan bahwa siswa antusias dalam belajar menentukan volume kubus dan balok. Mereka lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar mereka. Guru mitra memandang bahwa pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik yang terstruktur dan sistematis membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan memperbaiki kesalahan mereka secara langsung. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pengecekan pemahaman siswa dan pemberian umpan balik selama latihan terbimbing oleh guru adalah strategi yang efektif dalam meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan pencapaian akademik siswa. Hasil positif ini menjadi bukti bahwa praktik pengajaran yang baik dan dukungan yang tepat dapat membawa perubahan signifikan dalam proses pembelajaran.