Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DIFFERENCES OF PHILOSOPHY, SCIENCE, AND RELIGION Syahrullah Asyari
International Conference on Social and Islamic Studies Proceedings of the International Conference on Social and Islamic Studies (SIS) 2021
Publisher : International Conference on Social and Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Philosophy, science, and religion are three things that often become a discourse in philosophical discussions. Unfortunately, there is still limited writing that juxtaposes the differences between the three explicitly in a scientific framework. This paper seeks to justify the differences between the three explicitly in a scientific framework. Based on the results of the study of various authoritative sources on these three things, the author can state that philosophy and religion are very different. There is even a tendency for the difference to appear diametrically. Meanwhile, philosophy and science seem to have similarities and differences. Likewise, between religion and science, there are similarities and differences between the two from a certain point of view.
Humanism Learning Theory And Mathematics Learning Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Nur Ismiyati; Muhammad Nurhusain
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jdm.v9i2.21555

Abstract

Humanism that is widely understood in this modern era is renaissance humanism which is one of the atheist philosophies. Humans are respected. Even humans are made as the center of truth by glorifying reason and rejecting theism or supernaturalism. The earliest thinkers in education based on this notion in the modern age were John Dewey, Johann Pestalozzi, and Maria Montessori. This understanding became ligitimate after The Association of Humanistic Psychology was founded in 1962. At that time, the humanistic movement began to influence psychology, education, and the workplace. This humanistic movement also gave birth to humanistic psychology with a character, Abraham H. Maslow. Maslow’s Theory of Needs, then had a significant effect on education, especially in the development of learning theories, including andragogy, transformational learning, and independent learning. Maslow’s humanistic learning theory encourages innovation and creativity. It is believed in this theory that everyone is responsible for their own learning as well as learning from those around them. This theory encourages students to be in a supportive and safe environment, so they are comfortable asking questions and exploring new concepts and possibilities. This theory states that the best learning occurs when the whole person (cognitive, affective, psychomotor) is involved, taking into account the totality of human experience. This theory has also drawn criticism. Some experts think that this theory is not based on rigorous scientific experience. Meanwhile, other experts review the philosophy that underlies this theory from the context of values, religion, culture and ideology of the Indonesian nation. However, the learning theory built on the philosophy of humanism can also be applied in mathematics education. A good example of this is the differentiation of mathematics learning. Through this learning differentiation, all students learn in different ways and according to their level of difficulty in understanding mathematical concepts. In other words, each student gets treatment according to his or her need
KARAKTERISTIK KULTURAL DAN FILOSOFI MATEMATIKA Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Nur Ismiyati; Andi Patimbangi
Infinity: Jurnal Matematika dan Aplikasinya Vol. 2 No. 1 (2021): Terbitan Ketiga-Agustus 2021
Publisher : Program Studi Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/27458326-68

Abstract

enelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang bertujuan mengkaji dua hal pokok. Pertama, karakteristik kultural. Kedua, karakteristik filosofi matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kultural dapat dilihat dari sisi nilai dan praktik sosial matematika, maupun sisi konvensi matematika. Nilai kultural matematika dapat dilihat dari program etnomatematika. Sementara itu, praktik sosial matematika dapat dilihat dari Realistic Mathematics Education. Namun demikian, tetap diakui bahwa matematika memiliki karakteristik yang khas atau sifat alami sebagai suatu konvensi, sekaligus merupakan bagian dari karakteristik kultural matematika. Sementara itu, karakteristik filosofi matematika bergantung pada sudut pandang aliran-aliran filsafat tertentu terhadap matematika. Hasil rekonseptualisasi filsafat matematika menunjukkan bahwa suatu filsafat matematika mestinya memenuhi empat kriteria, yaitu: a) pengetahuan matematika: sifat, justifikasi dan genesisnya; b) obyek-obyek matematika: sifat dan asal-usulnya; c) aplikasi matematika: keefektifannya dalam sains, teknologi dan bidang-bidang lainnya; dan d) pelaksanaan (praktik) matematika: berbagai aktivitas para matematikawan, baik di masa sekarang, maupun di masa lampau.
Peningkatan Literasi TIK Guru Matematika melalui Pelatihan Perancangan Gim Digital Sederhana Awi Dassa; Syahrullah Asyari; Muhammad Husnul Khuluq
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 2: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.542 KB)

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilakukan oleh Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika SMP Kabupaten Takalar. Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pengetahuan guru terkait pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta (2) meningkatkan keterampilan guru dalam merancang gim matematika sederhana. Untuk mencapai tujuan tersebut, PKM ini dibagi ke dalam dua agenda utama, yakni: (1) pelatihan dan (2) pendampingan. Kegiatan pelatihan diselenggarakan secara daring melalui video konferensi, sementara kegiatan pendampingan dilakukan melalui WA dengan bantuan video tutorial dan buku panduan perancangan gim matematika sederhana melalui aplikasi quizizz yang telah disediakan. Melalui kegiatan ini, pengetahuan guru terkait ragam kegiatan yang dapat mereka lakukan dengan gim sederhana, khususnya aplikasi quizizz, menjadi bertambah; selanjutnya, keterampilan guru dalam merancang gim sederhana juga meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya produk-produk gim matematika yang berhasil mereka buat dengan variasi jenis soal yang lebih beragam selama kegiatan pelatihan dan pendampingan, serta dengan pengaturan gim yang lebih luwes.
Analisis Penerapan Model Problem Based Learning Guru Matematika pada Kelas IX SMP Nurul Khariyyah; Muhammad Darwis M; Syahrullah Asyari
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/imed47551

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis penerapan model Problem Based Learning (PBL) guru matematika pada materi luas permukaan tabung. Subjek penelitian ini adalah satu orang yang dipilih secara purposif dari tiga orang guru matematika kelas IX SMP. Instrumen penelitian ini yakni peneliti sendiri, lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan tiga tahap yakni kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan & verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sebagai subjek penelitian yang menerapkan model PBL di kelas tidak sepenuhnya sesuai dengan teori. Guru memberi perlakuan berbeda terhadap kedua kelas penelitian karena perbedaan kemampuan matematika siswa pada kedua kelas (ketidakadilan epistemik). Juga penerapan model PBL tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam pembelajaran. Hal ini karena, di satu sisi masih kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konteks masalah yang diberikan oleh guru. Di lain sisi, guru masih terbiasa dengan pembelajaran secara konvensional. Oleh karena itu, guru masih cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran. Padahal, aktivitas pembelajaran mestinya didominasi oleh siswa.Kata kunci: Problem Based Learning, Guru Matematika, Penerapan Model, Luas Permukaan Tabung.This is a qualitativedescriptive research that aims to analyze the application of the Problem Based Learning (PBL) model of the mathematics teacher on the surface area of the cylinder. The subject of this study was just one person who was selected purposively from three mathematics teachers of grade IX at SMP. The research instruments were the researcher herself, observation sheet, interview guide, and documentation. The data in this study were then analyzed in three stages, namely data condensation, data presentation, as well as conclusion and verification. The results of the research show that the teacher as a research subject who applies the PBL model in class is not fully in accordance with the theory. In addition, she treats the two research classes differently because of the differences in students' mathematical abilities in the two classes (epistemic injustice). Also, the application of the PBL model does not work as it should be in learning. This is because, on the one hand, there is still a lack of students' ability to understand the context of the problem given by the teacher. On the other hand, the teacher is still accustomed to conventional learning. Therefore, the teacher still tends to dominate learning activities. In fact, learning activities should be dominated by students.Keywords: Problem Based Learning, Mathematics Teacher, Application of The Models, The Surface Area of The Cylinder.
Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Masalah Numerasi Aljabar dengan Menggunakan Prosedur Newman pada Siswa Kelas XI SMA Nur Rahmah Sari; Syahrullah Asyari; Muhammad Darwis M
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/imed51347

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa dengan menggunakan metodeNewman dalam menyelesaikan permasalahan numerasi Asesmen Kompetensi Minimum materi SistemPersamaan Linear Tiga Variabel. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pemilihansubjek yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling sehingga terpilih tiga siswa kelas XI diSMAN 22 Makassar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen utama yaknipeneliti sedangkan instrumen pendukung meliputi tes pemahaman pemodelan matematika, tes numerasiAKM, dan wawancara. Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tiga tahap yakni kondensasi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswamelakukan 4 jenis kesalahan berdasarkan prosedur Newman, yaitu kesalahan memahami, kesalahantransformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan pengkodean.Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Prosedur Newman, Asesmen Kompetensi Minimum, Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelThis research aim to analyze students’ errors using the Newman method in solving numerationproblems Minimum Competency Assessment on the topic of Three Variable Linear Equation System. Thistype of research is descriptive qualitative research. The subject selection was carried out using apurposive sampling technique so that three students of grade XI at SMAN 22 Makassar were selected.The instruments used in this research consisted of the main instruments, namely the researcher, while thesupporting instruments included mathematical modeling comprehension tests, AKM numeration tests, andinterviews. The data in this research were analyzed through three stages, namely data condensation, datapresentation, and conclusion and verification. The results showed that students made 4 types of errorsbased on Newman's procedure, namely understanding errors, transformation errors, processing skillerrors, and coding errors.Key Words: Students’ Errors, Newman Procedure, Minimum Competency Assessment, Three-Variabel Linear Equations System
Integrasi Numerasi pada Pelajaran Non-Matematika Awi Dassa; Said Fachry Assagaf; Syahrullah Asyari
SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS 62 Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional UNM ke-62 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Numeracy is currently the focus of elementary and middle school education in Indonesia. Strengthening numeracy should not only rely on mathematics classroom. Contributions from other lessons can also be usefull to strengthen students' numeracy skills. This article reports an investigation into 23 non-mathematics junior high school teachers in Takalar Regency, South Sulawesi in designing the integration of numeracy learning in their lessons. There are four lessons found in this activity, namely Indonesian Language, Natural Sciences, Social Sciences, and Arts and Culture lessons. It is expected that the results of this report can strengthen numeracy activities in various subjects at the junior high school level.
Praktik Mengecek Pemahaman Siswa dan Memberikan Umpan Balik kepada Mereka Saat Menentukan Volume Kubus dan Balok Syahrullah Asyari; Muhammad Darwis M.; Ikhbariaty Kautsar Qadry; St. Nur Humairah Halim; Nursakiah Nursakiah
Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Rekayasa, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/panrannuangku2629

Abstract

Kegiatan ini didasari oleh adanya keinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan guru di SDN No.111 Inpres Lassang 1 Takalar. Melalui praktik memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menentukan volume kubus dan balok, penulis mendapatkan informasi tentang perkembangan dunia persekolahan. Guru pun mendapatkan informasi praktis memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Hasil pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan kepada kita bahwa praktik fase ketiga dalam model pengajaran langsung menuntut kesiapan pendidik, terutama pengetahuan konten dan pedagogis. Hal itu karena pendidik perlu, di antaranya, menguasai materi secara mendalam, mampu menyampaikannya dengan berbagai cara yang mudah dipahami oleh siswa, mampu mengelola kelas dengan baik, dan memastikan bahwa kebutuhan belajar setiap siswa terpenuhi. Dengan kata lain, kesiapan pendidik tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga keterampilan mengajar dan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Hasil pelaksanaan juga menunjukkan bahwa siswa antusias dalam belajar menentukan volume kubus dan balok. Mereka lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar mereka. Guru mitra memandang bahwa pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik yang terstruktur dan sistematis membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan memperbaiki kesalahan mereka secara langsung. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pengecekan pemahaman siswa dan pemberian umpan balik selama latihan terbimbing oleh guru adalah strategi yang efektif dalam meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan pencapaian akademik siswa. Hasil positif ini menjadi bukti bahwa praktik pengajaran yang baik dan dukungan yang tepat dapat membawa perubahan signifikan dalam proses pembelajaran.