Yanuartono Yanuartono
Fakultas Kedokteran hewan UGM

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Review: Hidrogen Sianida dan Implikasinya pada Ternak Yanuartono Yanuartono; Soedarmanto Indarjulianto; Alfarisa Nururrozi; Hary Purnamaningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.088 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5638

Abstract

ABSTRAK                                                            Sejumlah besar tanaman hijauan banyak mengandung glikosida sianogenik dandapat  dirombak menjadi hidrogen sianida (HCN) yang bersifat toksik. Hidrogen sianida dapat menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan.Konsentrasi HCN dalam hijauan dapat diturunkan melalui beberapa metode pengolahan seperti pengupasan, pengeringan, fermentasi, pemotongan dan penyimpanan.Gejala klinis keracunan HCN pada ruminansia dapat berupa peningkatan pulsus, sesak nafas, lemas, tremor, dilatasi pupil, kembung dan dapat menyebabkan kematian. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sodium nitrit dan sodium tiosulfat melalui injeksi intravena.Kata Kunci : glikosida sianogenik, keracunan klinis, intravenaABSTRACTA large number of forage contains cyanogenic glycosides which will be degraded into hydrogen cyanide (HCN) which are toxic. Hydrogen cyanide can cause poisoning in both animals and humans. Hydrogen cyanide concentration in the forage can be reduced through several methods of feed processing. The processing includes stripping, drying, fermentation, soaking, chopping, and storing. Clinical symptoms of HCN poisoning in ruminants are increased pulse, difficulty of breathing, weakness, tremors, pupil dilatation, bloating, and can lead to death. Treatments can be performed by administering sodium nitrite and sodium thiosulfate by intravenous injection.Keywords: cyanogenic glycosides, clinical poisoning, intravenous
Review: Dampak Negatif Indospicine dalam Indigofera sp. pada Ternak Yanuartono Yanuartono; Hary Purnamaningsih; Soedarmanto Indarjulianto; Alfarisa Nururrozi; Slamet Raharjo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 2 (2020): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.569 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.8976

Abstract

ABSTRAKPakan merupakan aspek penting dari peternakan dan peningkatan produksi daging dapat dicapai melalui nutrisi dan manajemen yang tepat. Indigofera sp adalah salah satu spesies leguminosa hijauan yang potensial untuk ruminansia dan merupakan sumber penting protein, mineral, vitamin, serat serta memiliki palatabilitas  tinggi. Genus Indigofera terdiri atas sekitar 700 spesies yang berbeda, banyak di antaranya adalah tanaman penting yang secara agronomis digunakan sebagai pakan ternak dan suplemen pakan. Namun, beberapa spesies Indigofera mengandung faktor antinutrisi dikenal sebagai indospicine yang merupakan asam amino nonprotein toksik (2,7- diamino-7-iminoheptanoic acid) dan diketahui bersifat  hepatotoksik pada ruminansia. Ternak yang mengonsumsi Indigofera dilaporkan mengalami efek hepatotoksik dengan adanya lesi pada hati, efek teratogenik dan kematian embrio. Oleh karena itu, indospicine harus dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebab rendahnya penampilan ternak, khususnya penurunan berat badan dan gangguan reproduksi pada ruminansia yang diberi pakan indigofera sp dalam jumlah yang berlebihan. Di Indonesia spesies Indigofera zollingeriana merupakan pilihan paling tepat untuk dibudidayakan dan dikembangkan sebagai pakan ternak rumiansia  karena memiliki kandungan indospicine yang rendah untuk menghilangkan kejadian keracunan indospicine.Kata kunci: faktor antinutrisi, hepatotoksik, indigofera, indospicineABSTRACTThe feed is an important aspect of animal production, an increase in meat production can be achieved through proper nutrition and good management. The Indigofera sp is one of the potential forage legume species which are important sources of protein, minerals, vitamins, fiber, and has high palatability that provide essential nutrients for ruminants. The Indigofera genus contains approximately 700 different species, many of which are agronomically important plants that are used as grazing forages and feed supplements. Some Indigofera species, however, contain antinutritional factors (ANF) known as indospicine, a toxic nonprotein amino acid (2,7- diamino-7-iminoheptanoic acid) and is thought to be hepatotoxic in ruminants. Cattle and sheep consuming Indigofera have been reported to experience both hepatotoxic effects with associated liver lesions, and also teratogenic and embryo-lethal effects. Therefore, indospicine should be considered as a possible cause of animal poor performance, particularly reduced weight gain and reproductive disorders in ruminants that are fed with excessive amounts of indigofera sp. in Indonesia Indigofera zollingeriana species are the most appropriate choice to be cultivated and developed as ruminat livestock feed because they have a low indospicine content to eliminate the incidence of indospicine poisoning.Keywords: antinutritional factor, hepatotoxic,  Indigofera sp, indospicine
Importance of Colostrum for Calf Health and development: A brief review Yanuartono Yanuartono; D. Ramandani; A. Nururrozi; S. Indarjulianto
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.17.1.1-13

Abstract

Colostrum is a form of milk produced by the mammary glands at the end of pregnancy. Passive antibody intake through the Colostrum during the early hours of birth is very important for calf survival. Consumption of high-quality Colostrum could reduce mortality, strengthen immunity, and increase livability of calves. Therefore, calves must ensure their passive immunity by consuming Colostrum as soon as possible after their birth. This paper aims to review the benefits of Colostrum for calf health development.