Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Rantai Pasok Telur Ayam Ras Azhar Bafadal; Munirwan Zani; Reski Ambo; Rosmawaty Rosmawaty
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, Januari 2022
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.312 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.20180

Abstract

ABSTRAKTelur ayam ras diproduksi dari ayam ras petelur yang diternakkan dalam jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan yang modern dan teratur dengan produktivitas telur yang tinggi. Produksi telur ayam ras tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kabupaten Konawe Selatan yaitu sebanyak 1.933.546 kg dengan laju petumbuhan produksi sebesar 23% dalam kurung waktu dua tahun terakhir sehingga perlu ditunjang dengan rantai pasok yang memadai. Penelitian ini bertujuan mengetahui aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan pada rantai pasok telur ayam ras. Lokasi penelitian ditentukan sengaja sengaja (purposive) yaknidi Desa Sindang Kasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasok telur ayam ras terdapat tiga rantai, yaitu rantai pasok 1 yang terdiri atas pemasok, peternak, konsumen akhir; rantai pasok 2 meliputi pemasok, peternak, pedagang pengecer, konsumen akhir, dan rantai pasok 3 yang terdiri atas pemasok, peternak, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan konsumen akhir. Aliran rantai pasok yang terbentuk adalah aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan, dimana pada ketiga rantai pasok telah terintegrasi yang ditunjukkan oleh permintaan telur dapat dipenuhi dan telah terjalin kesepakatan pelaku rantai pasok, termasuk ketepatan waktu penyediaan telur ayam ras.Kata kunci: aliran informasi, aliran keuangan, aliran produk, rantai pasok, telur ayam rasLaying Eggs Supply Chain AnalysisABSTRACKEggs are produced from laying hens, raised in large numbers using modern and regular cultivation and feeding methods with high egg productivity. The most productive of laying eggs in Southeast Sulawesi Province is Konawe Selatan Regency, which is 1,933,546 kg with a production growth rate of 23% in the last two years, so it needs to be supported by an appropriate supply chain. This study aimed to determine the product, information, and financial flows of the laying eggs supply. The research location was chosen purposively, namely in Sindang Kasih Village, West Ranomeeto District, South Konawe Regency. The analysis used a qualitative descriptive manner. The results showed that the supply of laying eggs consisted of three chains, namely supply chain 1 (suppliers, breeders, and final consumers); supply chain 2 (suppliers, breeders, retailers, end consumers), and supply chain 3 (suppliers, breeders, collectors, retailers, and final consumers). The supply chain flows are the product, information, and financial flows, wherein the three supply chains have been integrated, which is indicated by the demand for eggs that can be met and an agreement by supply chain actors has been established, including the timeliness of the arrival of laying eggs.Keywords: information flow, financial flow, product flow, supply chain, laying eggs
Pemanfaatan Pekarangan Kelompok Dasawisma Dengan Introduksi Budidaya Hidroponik Azhar Bafadal; Teguh Wijayanto; Sitti Aida A. Taridala; Hadi Sudarmo; Zohorman Zohorman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v4i1.22352

Abstract

Mitra dalam kegiatan Program Kemitraaan Masyarakat (PKM) ini adalah kelompok dasawisma Rambutan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok dasawisma dalam hal teknik budidaya hidroponik dan pemahaman pemasaran produk hidroponik, membuka wawasan anggota kelompok dasawisma dalam dalam hal pemanfaatan pekarangan secara produktif melalui wirausaha hidroponik untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menyeleggarakan pelatihan dan bimbingan teknis di dalam ruangan dan di luar ruangan. Pelatihan tersebut menyangkut konsep berwirausaha, teknik budidaya hidroponik yang dimulai dari transfer pengetahuan di dalam kelas. Selain itu dilakukan juga bimbingan teknis pembuatan perangkat dan perakitan instalasi hidroponik yang dilaksanakan di luar ruangan sehingga lebih memudahkan peserta pelatihan dalam memahami materi yang diberikan di dalam ruangan. Setelah instalasi dibuat maka dilakukan uji coba penanaman. Kondisi tanaman yang dipanen menunjukkan hasil pada kisaran 75% dari potensi yang dapat dicapai. Peserta dapat mengikuti dengan baik materi pelatihan dan bimbingan teknis perakitan instalasi serta praktek budidaya hidroponik. Peserta pelatihan telah memahami pentingnya pemanfaatan pekarangan yang ditunjukkan dengan kesediaan untuk menanam kembali tanaman hidroponik setelah panen perdana. Kata kunci : hidroponik, kemitraan, dasawisma